~Tugas~

250 17 0
                                    

"Assalamuallaikum" seraya mengetuk pintu rumahnya yang cukup luas dan mewah itu.

"Waalaikumsalam,kok udah pulang, bukannya liburan 3 hari disana? " tanya umi Haflan.

Seraya mencium tangan umi nya
"Iya mi, nanti aku ceritaain, aku mandi dulu mi dah capek juga".

Lalu Haflan bergegas menuju kamar dan mulai membersihkan dirinya.

"Itu anak kenapa,gak biasanya begitu, liburan aja paling cepet 3 hari, ini kok udah pulang" ucap umi dengan pelan.

Setelah Haflan selesai mandi,tiba saatnya dia menunaikan ibadah salat,kebetulan adzan maghrib juga sudah berkumandang.Segera Haflan mengambil air wudhu dan menjalankan kewajibannya itu.
Setelah selesai salat Haflan menuju ruang keluarga untuk hanya sekedar merebahkan badannya itu di atas sofa sambil memegang benda pipih nya itu.

"Tadi katanya mau cerita sama umi"

"O..iya mi jadi gini,Haflan tu pernah nggak sengaja nabrak cewe mi, cewe nya namanya Hafidzah, dia muslimah banget mi,pas di bandara Haflan pernah nabrak itu terus diary dia jatuh, pas Haflan ambil ternyata punya dia tapi dia udah pergi, dan ternyata dia juga satu penerbangan dan satu hotel sama Haflan. Dari situ kita kenal gara-gara aku mau ngembaliin diary Hafi, singkat cerita pas sarapan pagi sama Syahlan juga dia dapet kabar kalau abahnya koma terus meninggal, ya Haflan kasihan sama dia terus anterin dia sampai rumah sekalian melayat juga"

Umi seraya tersenyum mendengar anak laki-laki nya itu bercerita
"Owalah, jadi gitu, pantesan pulang cepet, jangan-jangan jodoh"

"Apa sih mi"

"Dia orang nya baik kan? "

"Iya dia baik mi,selalu menundukkan pandangannya,dia juga sebenernya udah ditinggal ibunya 5 tahun lalu,sekarang ditinggal abahnya, maka itu Haflan gak tega"

"Iya, kasihan,rumahnya dimana"

"Di **** mi,dia juga hidup di lingkungan pesantren, almarhum abah nya yang punya pesantren itu".

"Kapan-kapan ajakin umi main ke pondok ya, umi seneng banget kalau bisa main ke pondok lihat santri-santri,sekalian cari guru ngaji, umi juga masih banyak salah, lagipula umi bosen di rumah, bapak kamu dinas ke luar kota,kamu nya tugas juga, temennya cuman Mila,jadi gak ada suasana baru"

"Kapan-kapan ya mi,kalau ada kesempatan,insyaAllah dianterin"

Ya,bisa dibilang Haflan ini dari keluarga kolong(tentara),jadi bisa dibilang umi nya sangat kesepian jika sering ditinggal tugas suami maupun anaknya.Di rumah hanya bersama Mila anak terakhir,itu pun Mila juga kuliah,jadi sibuk dengan urusan sekolahnya sendiri.

Semenjak itu, Hafidzah dan Haflan sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ya maklum saja karena mereka memiliki masa depan yang harus di perjuangkan.Hafidzah yang masih menyelesaikan kuliahnya sedangkan Haflan yang ditugaskan untuk menjaga NKRI, jadi dia sering ditempatkan di seluruh pelosok bangsa,dan pulang hanya beberapa bulan sekali.

Sudah 6 bulan Haflan di tugas kan di Papua, tiba waktunya dia pulang. Selama 6 bulan Haflan tidak bermain hp karena memang sibuk dengan tugasnya, lagi pula tidak ada sinyal di sana.

"Assalamuallaikum"

"Waalaikumsalam.. " langsung memeluk anaknya itu karena sudah berbulan-bulan lamanya tugas menjaga perbatasan.
Bisa dibilang meskipun dari keluarga kolong, tapi umi tetap saja cemas,karena ditugaskan itu taruhannya nyawa, siap ataupun tidak siap harus mau ditempatkan dimana saja, karena memang harus menjaga negara.

Setelah itu,Haflan langsung membersihkan dirinya dan membaringkan badannya di tempat tidurnya.

"Hufft.. "lirinya.

Haflan membuka benda pipih nya lalu mencari nama Hafidzah,ya dia sebenarnya menyimpan nomor Hafidzah ketika Hafidzah memberikannya.

"Mm..ganggu nggak ya" lirihnya.

"Yaudah coba aja dulu"
"Assalamuallaikum dek " send

Masih belum ada jawab,Haflan hanya menunggu sambil memikirkannya.




Beberapa jam kemudian notif HP nya berbunyi
"Waalaikumsalam,maaf siapa ya?" tanya Hafidzah.

Tunggu next cerita selanjutnyaaa yaa.
Vote Ya..❤❤

Hafidzah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang