pesan tak terduga

258 11 0
                                    

Kali ini Hafidzah sedang berada di pondok untuk mengajar para santrinya. Kebetulan,seharian dia harus mengurus pondok karena Harun abangnya sedang ada keperluan seharian sehingga tidak bisa mengurus pondok.
Cukup melelahkan juga dalam hari ini, disamping harus mengurus pondok dia juga tetap mengurus online shop nya juga.

"Untuk pembelajaran hari ini halaman 23-25 dikerjakan ya" perintah Hafidzah setelah menerangkan pelajaran Tahsin.

"Baik ustadzah" serentak para siswa segera mengerjakan tugasnya.

"Ustadzah tinggal ya,soalnya masih Harus ngajar kelas lain, ustadz Harun ada acara sehingga saya Harus mengajar beberapa kelas sekaligus"

Segera Hafidzah meninggalkan kelas dan menuju kelas lainnya untuk menjelaskan materi. Setelah selesai menjelaskan Hafidzah segera pergi ke ruang guru untuk beristirahat sejenak.

"Haf, bang Harun nya kemana? "

"Ada acara Kir" balas Hafidzah kepada Zikir.

"Owalah, berarti kamu ngajar banyak kelas? "

"Iya.. "
"Oiya katanya nanti km mau lamaran?"

"Iya, doain ya semoga lancar"

"Iya Aamiin.. maaf ya nanti nggak bisa hadir soalnya pondok nggak ada yang ngurus"

"Iya gapapa, do'a aja udah cukup"

Segera Hafidzah meninggalkan ruangan dan menuju kelas selanjutnya untuk mengajar. Lelah memang,tapi sudah menjadi tanggung jawab dan harus melaksanakan amanah dari abangnya itu.

Sore hari itu, Hafidzah segera mengirimkan pesan kepada Arfah

"Assalamuallaikum Fah"

Tak lama kemudian, Arfah membalasnya.

"Waalaikumsalam Hafii"

"Fah, maaf ya dihari bahagia kamu nanti untuk lamaran sama Zikir, ak gak bisa hadir,dikarenakan aku harus ngurus pondok karena bang Harun ada acara seharian jadi yang mengurus pondok aku"

"Iya gapapa Hafi,, santai aja"

"Ya aku gak enak aja sama kamu,kita udah sahabatan serasa saudara tapi pas hari lamaran kamu, aku gak bisa menemani kamu"

"Gapapa Haf, do'a aja sudah cukup bangett"

"Iya, aku selalu doain kamu kok"

"Aku doain juga kamu biar cepet-cepet juga ya"

"Hehe, iya kalau udah ada calonnya hehe"

Hari ini sudah tepat 3 bulan lamanya Haflan ditugaskan di Makassar. Tiba saatnya hari ini untuk pulang.

"Assalamuallaikum Haf,bang Haflan hari ini pulang karena tugas sudah selesai, besok abang sama keluarga akan datang untuk melamar kamu, maaf sebenarnya abang ada kagum sama kamu,dan abang baru ngungkapin sekarang sama kamu, mungkin waktu ini tepat untuk abang ngungkapin ke kamu,besok InsyaAllah abang datang ke rumah kamu dengan niat baik"

Seketika Hafidzah terkaget karena ada pesan masuk dari Haflan. Dia tak mengira bahwa Haflan sudah menyukai nya dari dulu. Memang Hafidzah ini sebenernya juga mengagumi Haflan namun tak berani juga mengungkapkannya.Keringat dingin membasahi tubuhnya karena mendapatkan pesan tersebut.
Tak berapa lama ada pesan lagi masuk.

"Assalamuallaikum Hafidzah, besok saya akan bersilaturahmi ke rumah kamu bersama orang tua karena ada cuti sebentar,besok kamu bisa memberikan jawaban kamu untuk niat baik saya waktu itu"

Ternyata mas Rafli mengirimkan pesan bahwa dia dan orang tua nya akan datang ke rumah nya. Kaget dan tak tau mau mengatakan apa,padahal Haflan dan keluarganya juga akan datang besok. Keringat semakin menetes di tubuhnya, sementara abangnya juga belum pulang. Hafidzah hanya bingung untuk memberikan jawaban apa besok. Sementara Haflan dan Rafli baik orangnya.
Dia bingung akan cerita kepada siapa, Arfah akan lamaran, tak mungkin jika dia menceritakan kepada
nya,takut malah menganggunya.
Sementara Sarah kakak iparnya sedang mengurus bayinya yang sedari tadi Agak rewel.
Malam itu, Hafidzah segera berdo'a dan bersujud kepada Allah SWT. Dia meminta agar diberikan petunjuk.

Dengan menangis dan memohon kepada Allah supaya diberikan pilihan yang terbaik dan tepat untuknya.
Malam ini Hafidzah masih bingung akan semuanya. Tak tau siapa ya akan dipilihnya. Hari yang melelahkan ditambah ada dua orang lelaki yang akan datang melamarnya besok pada hari yang sama.

"Hafi..sudah makan belum"
Tanya Sarah yang mau masuk ke kamar Hafidzah.

"Iya mba nanti Hafi makan"

"Kamu kenapa nangis? "

Segera Hafidzah memeluk kakak iparnya itu.

"Kamu yang tenang,cerita sama mba, apa yang terjadi"

"Besok ini, bang Haflan sama mas Rafli mau datang melamar,hari nya juga bareng, Hafi bingung mba mau gimana" dengan mengeluarkan air mata nya.

"Oalah, jadi cuman gitu" dengan mengusap air mata Hafidzah.

"Hafi cuman takut aja kalau Hafi memilih salah satu dari mereka ada yang sakit hati"

"Gini Haf, kalau memang kamu sudah mantap dengan yang kamu pilih nantinya siapa, kamu harus berani mengungkapkan siapa yang akan kamu pilih, jika kamu tidak mau mengungkapkan malah nantinya kamu hanya memberi harapan dan tidak memberi kepastian yang jelas dan nantinya malah akan lebih menyakitkan Haf"

"Iya mba, tapi Hafi juga belum siap untuk mengutarakannya"

"Kamu sudah solat Istikharah?"

"Sudah mba, "

"Yasudah, serahkan semua sama Allah, pilihan ada sama kamu Haf, kamu sudah dewasa dan bisa memilih mana yang akan mendampingi kamu, kamu berdoa supaya diberikan petunjuk Oleh Allah SWT, mba hanya bisa berdo'a yang terbaik untuk kamu Haf"

"Iya mba,makasih"

"Yaudah kamu kuat dong gak boleh nangis, kamu kan wanita kuat masa nangis cuman diberi ujian kaya gitu"

"Iya mba"

"Kamu sudah punya pilihan? "

"Mm.. sebenernya sudah mba"

"Nah Yaudah kalau kamu sudah sekiranya mantap dengan pilihan kamu, besok kamu ungkapin aja, InsyaAllah semua akan baik-baik aja"

"Iya mba"

Segera Hafidzah memeluk lagi Sarah.

"Makasih ya mba, udah jadi kaka sekaligus Ibu bagi Hafidzah"

"Iya sayang, cie.. udah mau dilamar 2 lelaki aja nih" goda Sarah.

"Mba Sarah ni..." dengan mengusap air matanya dan sambil tersenyum malu.

Segera Sarah meninggalkan Hafidzah yang berada di kamarnya itu.

Hafidzah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang