"Ini Haflan dek" send
"O.. bang Haflan"
"Iya, kamu gimana kabarnya? " send
"Alhamdulillah baik bang, abang sendiri gimana?"
"Alhamdulillah baik juga" send
"Ada perlu apa bang? "
"Gini, sebenernya umi abang pengen main ke pesantren kamu, boleh?" dengan sedikit malu mempertanyakannya.
"Boleh bang, datang aja"
"Ibu mau silaturahmi dek,kemarin niatnya setelah abah Hafi meninggal umi pengen dateng, tapi abang habis ke Papua jaga perbatasan di sana selama 6 bulan, jadi baru bisa sekarang,maka abang tanya sama kamu dek boleh gak"
"O.. iya bang, boleh aja, sekalian bisa silaturahmi dengan uminya"
"Besok abang sama umi kesana ya dek"
"Iya bang boleh"
Lalu Haflan kala itu merasa sangat bahagia dengan hal itu.
"Kenapa kok anak umi ketawa sendiri" tanya umi dengan menggoda.
"Pasti ada yang di taksir tuh mi" balas Mila adiknya.
"Apaan to dek,ngarang aja" sambil tersenyum malu.
"O.. iya kapan jadinya ke rumah Hafidzah? "
"Besok ini mi,tadi Haflan habis bilang, boleh katanya".
"O..yaudah kalau gitu, nanti temenin umi beli makanan ya buat besok dikasihin Hafidzah".
Lalu mereka pun siap-siap untuk membeli makanan untuk Hafidzah.
Sesampainya di indomaret Haflan dan uminya segera mengambil makanan yang akan di kasih kepada Hafidzah.
Banyak cewek-cewek yang melirik Haflan.Ya wajar saja karena memang Haflan terlihat tampan dan gagah. Haflan kala itu menggunakan baju berwarna hitam dengan celana jeans dan memakai topi.
Setelah selesai mereka pun segera pergi dari indomaret untuk pulang ke rumah mereka. Mila adiknya itu hanya menunggu di mobil karena memang lagi tidak ingin ikut keluar.
Setelah di dalam mobil mereka pun segera menuju rumah."Kak, mba Hafi udah punya cowo?"
"Mana kaka tau dek"
"Yaudah gebet aja kak" dengan tertawa.
"Ih apa to dek" dengan sedikit malu.
Memang Mila orangnya tidak malu dan periang orangnya.Dia suka menggoda kakak nya itu.
Sesampainya dirumah mereka pun beranjak pergi ke kamar masing-masing.
Papa Haflan memang masih dinas di luar kota sehingga tidak bisa pulang. Memang wajar karena papa nya itu seorang Jendral TNI sehingga sibuk.Ketika di dalam kamarnya,Haflan memikirkan Hafidzah, karena sudah luma dia tidak bertemu. Mungkin rasa nya berbeda dari yang dulu.
Sedangkan Hafidzah ketika berada di dalam kamarnya juga kepikiran tentang Haflan yang akan datang bersama umi nya."Asthaghfirullah Hafi,, kenapa gini, gak boleh, jagan sampai zina Hafi, lagi pula uminya juga mau kesini karena ingin silaturahmi, niat nya juga baik, jadi gausah kepikiran gini" ucap Hafi pelan.
"Mikirin apa dek" tanya Sarah yang tiba-tiba masuk ke kamar Hafi.
"Asthaghfirullah mba,Hafi pikir siapa, kagetin Hafi aja" begitu ucapan Hafi karena memang kaget melihat Sarah yang tiba-tiba muncul.
"Kamu mikirin siapa hayo.." begitu ledek Sarah kepada adik iparnya itu.
"Sebenernya besok bang Haflan mau datang ke rumah sama umi nya, dia mau silaturahmi mba" penjelasan Hafi.
"Mau ngelamar dek? "
"Bukan lah mba,cuma mau silaturahmi aja"
"Ya kalau mau juga gapapa dek, kelihatannya juga baik" ledek Sarah.
"Apasih mba" dengan tersipu malu.
"Yaudah kamu besok masak dek, kan ada tamu"
"Ya mba, besok Hafi masak"
Setelah berbincang-bincang dengan Hafidzah,Sarah pun segera pergi dari kamar Hafidzah untuk menuju kamarnya.
"Mba ke kamar dulu ya dek, jangan lupa siapin makanan buat calon mertua, hehe" dengan tersenyum.
"Ya mba" dengan malu-malu.
Haripun sudah mulai malam,Hafidzah segera mematikan lampu dan beranjak ke kasurnya untuk tidur,karena seharian ini dia sangat lelah setelah pulang kuliah harus langsung mengajar santri di pondoknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafidzah
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 19 tahun yang hobi traveler Hidup di keluarga pesantren Percintaan yang lika liku Akankah dia menemukan jodohnya? Baca aja biar tau kehidupan gadis cantik nan angun Ini❤ Mampir baca tinggalin vote yaa.. biar lebih semang...