Hafidzah

360 22 1
                                    

Masih Penasaran dengan hafidzah?
Apakah dia tetep mau berangkat ke Lombok??
Atau menerima khitbahan Zikir?

Hafidzah yang kini sedang berada di kamarnya,dia sedang membuka diary yang selalu dibawanya.
Pikiran hafidzah sedang ingin menu liskan suatu kata-kata.

Allah tau mana yang terbaik untukku
Mungkin... sekarang Allah belum takdirkan aku bertemu...
Bertemu dengan seseorang..
Yang kelak akan membimbingku..
Membimbing yang kelak menuju ke Janahnya..
Kurang lebih Hafidzah menuliskan kata-kata tersebut.

"Assalamuallaikum.." ucap Arfah seraya mengetuk pintu kamar Hafidzah.

"Waalaikumussalam,eh Fah.. ayo masuk"jawab Hafidzah.

"Mmm.. Fah.. sebenarnya aku ada sedikit masalah"jawab Hafidzah.

"Ada apa Haf.. coba kamu cerita siapa tau aku bisa membantu"ucap Arfah.

"Abang Hasan memaksa aku untuk mau dikhitbah oleh Zikir,padahal aku sama sekali tidak menyukainya"gumam Hafidzah kepada Arfah sahabatnya itu.

"Mmm.. kalau itu sebaiknya sesuai kata hati kamu, jika kamu mau ya terima kalau kamu tidak mau ya tidak usah dipaksakan"jawab Arfah sambil sedikit kecewa.

"Seharusnya yang dikhitbah itu kamu Fah..kamu kan suka dengan Zikir,atau aku bantu kamu ngomong sama abang ku supaya dia batalin niatnya khitbah aku dan biar Zikir nya dijodohin sama kamu"ucap Hafidzah.

"Eh.. nggak usah Fah.. waktu itu memang aku sempat mengagumi nya, tapi sekarang..aku sadar deh Haf.. aku mana pantas dengannya"ucap Arfah.

"Loh.. Fah.. gak boleh gitu,siapa tau Zikir bisa suka sama kamu, Allah bisa membolak-balikan perasaan hambanya, mungkin dia sekarang nggak suka sama kamu, tapi.. kedepannya..mungkin bisa aja lo Fah" jawab Hafidzah.

"Mmm.. "gumam Arfah.

"Aku bantu ngomong deh Fah nanti.." ucap Hafidzah.

Sore itu,hafidzah selesai menjalankan aktivitasnya mengajar ngaji di pondok, begitupun Zikir yang juga sudah selesai mengajar santri.

"Assalamuallaikum Kir"sapa Hafidzah kepada Zikir.

"Eh Wa'allaikumussalam Haf, ada apa Haf kok manggil saya? "jawab Zikir.

"Kir apa benar orang tua kamu mau datang kerumah untuk mengkhitbah saya?"tanya Hafidzah dengan serius.

"Iya Fah, sebenarnya dari dulu aku udah suka sama kamu, tapi aku belum berani bilang sama kamu, mungkin waktu itu belum tepat aku bilang,tapi sekarang mungkin ini waktu yang tepat untuk aku ngomong ini ke kamu" ucap Zikir dengan serius.

"Mohon maaf ya Kir sebelumnya, aku udah anggep kamu seperti abang aku sendiri, jujur aku nggak ada perasaan ke kamu Kir, kamu mohon bisa memaklumi ya Kir, perasaan gak bisa dipaksakan..sekali lagi aku mohon maaf ya Kir"ucap Hafidzah kepada Zikir.

"Iya nggak papa Haf, mungkin aku terlalu berharap kepada kamu, mungkin aku terlalu lancang suka sama kamu"ucap Zikir yang kala itu sedih.

"Iya gak papa Kir, nggak ada yang salah kok, semua manusia juga punya perasaan yang kadang kita tidak menginginkan itu semua terjadi, tapi ya mau gimana lagi..hehe"ucap Hafidzah kepada Zikir sambil mencairkan suasana.

"Iya Haf.. "ucap Zikir yang menutupi rasa sedihnya itu.

"Terus orang tua kamu gimana Kir? " tanya Hafidzah.

"Udah nggak papa anggap aja orang tua aku mau silaturahmi,nanti biar aku ngomong sama abi-umi nanti mungkin mereka bisa memaklumi" ucap Zikir.

"Mmm.. sebenarnya ada yang diam-diam mengagumi kamu Kir..hehe" ucap Hafidzah.

"Mana ada orang yang suka sama aku Haf.. "jawab Zikir sambil bercanda.

"Arfah sebenarnya suka sama kamu Kir, tapi dia gak berani bilang..hehe" ucap Hafidzah kepada Zikir.

"Gak usah bercanda deh Haf.. gak lucu" jawab Zikir yang kala itu menahan tawa.

"Aku serius Kir,tanya aja besok sama orangnya kalau dia kesini,dia nunggu in khitbhanmu tauu" ucap Hafidzah sambil menahan tawa.

"Hehe" jawab Zikir.

"Udah dulu ya Kir,soalnya udah mau maghrib,Assalamualaikum"ucap Hafidzah.

"Waalaikumsalam" jawab Zikir yang sambil menahan rasa sedihnya itu.

Yuhuuuu.. Terimakasih udah baca..masih mau tau kelanjutan ceritanya?? Baca terus yaa:))

Hafidzah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang