Pengajian

139 10 0
                                    

Hari ini,Hafidzah akan pergi ke rumah Haflan karena dia disuruh untuk membantu membuat makanan untuk pengajian.

"Bang, Hafi ke rumah bang Haflan karena disuruh uminya bantuin pengajian"

"Owalah Iya,hati-hati dek"

"Iya bang, Assalamuallaikum"

Segera Hafidzah mencium tangan abangnya dan segera pergi menuju rumah Haflan.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Hafidzah tiba.Kebetulan lalu lintas hari ini lancar sehingga tak membutuhkan waktu lama dalam perjalanan.

"Assalamuaikum..."

Setelah beberapa saat, pintu rumah pun dibuka.

"Waalaikumsalam,yukk mba masuk,"
Ucap Mila adik Haflan.

"Umi nya mana Mil? " karena uminya tidak terlihat berada di dalam rumah.

"Umi baru belanja mba,mungkin sebentar lagi"

"Owalah.. "

Setelah beberapa saat tibalah umi di rumah.

"Haf.. udah dateng dari kapan? "

"Belum lama mi"

"Maaf ya umi merepotkan kamu"

"Tidak juga umi,hari Sabtu Hafi libur kuliah juga"

"Oiya, nanti kamu juga ngisi ceramah bisa Hafi? "

"InsyaAllah bisa umi"

"Terimakasih ya"

Segera Hafidzah,umi,dan Mila mulai memasak untuk pengajian.Pengajian itu dihadiri tetangga komplek dimana itu ibu-ibu semua.
Setelah lamanya mereka memasak, selesai juga.

"Hafidzah...ayo makan dulu"

"Iya umi.. "

Sebagian makanan itu yang membuat Hafidzah.

"Haf.. buatan kamu enak banget ini" Puji umi Haflan.

"Iya mba, enak bangetttt" tambah Mila.

"Alhamdulillah umi dan Mila kalau enak☺" ucap Hafidzah.

Pukul 13.00 pengajian dimulai.Hafidzah mengisi ceramah dengan sangat jelas dan penyampaiannya mudah dimengerti.

"Bu..itu calonnya Haflan? "
"Bu, itu menantunya ya? "
"Cantik banget ya bu.. "

Begitulah pertanyaan-pertanyaan yang terlontarkan. Umi hanya bisa menjawab dengan senyuman saja, barangkali omongan itu doa. Hafidzah yang sesekali mendengarnya hanya tersenyum malu dan tidak menjawabnya.

"Mba..emang ibu-ibu suka gitu,kepo" ucap Mila.

"Hehe" hanya tersipu malu.

"Tapi emang bener sih Mba, kamu Itu cantik banget, pinter lagi, cocok sih Kalau sama kak Haflan"

"Mila.. "hanya malu.

"Oiya mba,kata bang Haflan kamu punya buku terbitan sendiri? "

"Iya"

"Wah.. Boleh tuh aku baca, Soalnya aku suka aja baca-baca gitu"

"Iya boleh, nanti tak kasih ya"

Setelah pengajian selesai, segera Hafidzah memberikan bukunya kepada Mila.

"Ini ya mil,baru mau diterbitkan yang ini"

"Iya mba,memang sudah berapa buku mba yang diterbitin"

"Alhamdulillah mau 5"

"Gila.. gila.. Keren banget dah.. "

"Engga juga"

"Jangan panggil mba lah, kayanya kita sepantaran"

"Owalah Lha mba Hafi umurnya brp? "

"19 thn"

"Wah.. sama aku juga 19,tapi enakan mba aja udah biasa"

"Yaudah,hehe"

"Hafi.. waktu itu Haflan nitipin gamis ke umi Dari kamu Katanya"

"Iya umi, waktu itu lupa saya kasih jadi saya titipin ke bang Haflan"

"Makasih ya, bagus gamisnya"

"Alhamdulillah umi"

"Brand sendiri juga ya katanya"

"Iya Alhamdulillah"

"Jualan di online atau gimana? "

"Iya online umi"

"Hebat ya, Masih muda sudah bisa bisa berbisnis juga"

"Engga juga umi,masih harus banyak belajar"

"Haflan tu ditugaskan 3 bulan e, jadi lama "

"Sabar aja umi, semoga selalu diberikan kesehatan ya umi"

"Iya.. Aamiin.. "

Setelah selesai, Hafidzah segera pamit karena takut kemalaman juga.

"Umi sama Mila, Hafidzah Ijin pulang ya"

"Kok cepet banget mba" ucap Mila.

"Takut sudah ditunggu bang Harun"

"Owalah Yasudah, mau dipesankan taksi? "

"Tidak usah umi, Kan Hafi naik motor"

"Iya juga hehe, Oiya ini makanan kamu bawa pulang ya buat dimakan di rumah"

"Malah merepotkan umi, terimakah ya"

"Engga, justru umi yang merepotkan kamu, Terimakasih juga ya sudah bantu umi di Acara pengajian barusan"

"Iya sama-sama umi"

"Kalau Ada waktu luang,main Kesini ya, "

"InsyaAllah umi"

"Hati-hati Mba..." ucap Mila.

"Iya mil"
"Assalamuallaikum"

Segera Hafidzah menuju kerumahnya.
Angin jalan membuat Hafidzah sedikit merasakan dingin. Dia juga teringat akan Haflan. Entahlah,dia masih bingung juga akan perasaan yang Ada pada dirinya.Rafli atau Haflan yang belum menunjukkan kepastiannya.

Semenjak Haflan ditugaskan untuk 3 bulan kedepan. Tak ada kabar pun dari dirinya untuk Hafidzah. Karena memang mereka belum ada hubungan jadi belum bisa menghubungi seenaknya. Haflan sebenarnya punya rasa dengan Hafidzah namun, belum dia ungkapkan kepada Hafidzah. Atau bahkan Haflan sekarang sudah mempunyai calon yang lain.Semua tidak ada yang tau juga akhirnya bagaiamana. Haflan merasa dirinya masih banyak kekurangan sehingga masih belum siap untuk mengungkapkan perasaannya kepada Hafidzah karena takut jika jika dia mengungkapkan terlalu cepat Hafidzah malah belum siap. Entahlah, cerita cinta Hafidzah kali ini lumayan lika liku dimana Hafidzah menunggu Haflan sedangkan Haflan belum siap karena takutnya Hafidzah belum siap.  Disisi lain ada juga Rafli yang sudah menunjukkan keseriusannya dan sudah ada niatan baik.
Akankah Hafidzah menerima Rafli atau menolaknya?

Hafidzah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang