"Ya Allah abah,kenapa segitunya,Hafi lebih memilih abah,Hafi takut kehilangan abah,Hafi sangat sayang abah,Hafi pulang sekarang bang,Assalamuallaikum"balas Hafi yang masih menangis tersedu-sedu.
"Maaf, kamu kenapa menangis dek?" tanya Haflan.
"Abah.. "balas Hafidzah yang masih menangis.
"Iya,abahnya kenapa?
"Abah Hafi koma bang, tapi abangnya Hafi baru ngabarin Hafi sekarang"
"Kok bisa?"
"Iya, Aku juga gak tau, padahal kemarin sore baik-baik aja ternyata abah udah merasa gak enak badan,tapi gak bilang, Hafi takut kehilangan abah"
"Kamu jangan berpikir yang aneh- aneh, doakan abah kamu, abah kamu pasti sembuh"
"Saya mau pulang ke Jawa sekarang,dan segera ke bandara"
"Ya udah kalau begitu, saya sama Syahlan akan ikut ya"
"Gak usah bang, lagi pula saya juga bukan siapa-siapa kamu, kamu juga gak tau saya"
"Justru saya sama Syahlan takut kamu kenapa-kenapa dek, kamu lagi sedih gini, terus sendiri pula, gak baik juga,jadi kami berdua akan temani kamu,sekalian mau jengukin abah kamu"
"Iya, Haflan bener Haf, lebih baik kamu kita antar, lagi pula niat kami baik kok, sekalian jengukin abah kamu" Ucap Syahlan meyakinkan.
"Tapi apa enggak ngerepoti,kan kalian berdua harus liburan disini, masa gara-gara saya dan bahkan bukan siapa-siapa kalian malah jadi menghancurkan acara liburan kalian" balas Hafidzah yang masih menangis tersedu-sedu.
"Nggak ngerepoti kok, justru kami malah malah bahagia bisa membantu kamu, soal liburan itu hal nanti, liburan bisa besok lagi, yang terpenting abah kamu sehat dulu"balas Haflan yang sangat meyakinkan Hafidzah.
"Yasudah ayo kita kemasi barang dan segera pergi ke bandara untuk membeli tiket"
Lalu mereka pun segera berkemas dan mulai menuju ke bandara menaiki taksi.
"Semoga saja ada jadwal penerbangan ke Jawa dan tiketnya masih..Aamiin.. "ucap Syahlan."Aamiin.. "balas Hafidzah dan Haflan bersamaan.
Hafidzah kala itu terus berdo'a dalam hatinya dan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.Badan Hafidzah sedari tadi lemas karena belum sempat mengisi perut dengan kenyang sudah mendapatkan kabar bahwa abahnya koma,sehingga dia belum makan.
"Dek.. ini makan dulu, abang harap kamu mau makan ini, kasihan perut kamu dek, sedari tadi belum makan, ayo kamu harus makan" Haflan memberi sebungkus roti kepada Hafidzah yang tadi makansempat membeli nya ketika di dekat hotel.
"Tapi Hafi masih kepikiran abah bang" sambil menahan tangisnya.
"Ya kamu harus makan biar sehat, abah kamu sedih kalau kamu nanti sakit,cukup abah kamu saja yang sakit,nanti kalau kamu sakit abah nggak ada yang ngerawat,jadi kamu harus sehat supaya bisa merawat abah kamu" ucap Hafi yang menenangkan Hafidzah.
"Iya bang, Hafi makan, Hafi gak mau nanti sakit,Hafi mau terus merawat abah sampai sembuh supaya bisa seperti sediakala, cukup Ibu Hafi yang meninggalkan Hafi, bukan Abah,Hafi sangat sayang Abah" ucap Hafi
Haflan yang mendengarkan ucapan Hafi merasa sangat kasihan, Hafi orang yang baik.Dia sangat menyayangi orang tua nya.Beruntung sekali seseorang yang nantinya dengan dia.
Ketika sampai bandara Hafidzah,Hafkan,dan Syahlan segera berjalan tergesa-gesa untuk segera membeli tiket pulang.
"Mba apakah tiket ke Jawa hari ini masih ada? "tanya Hafidzah yang sangat berharap ada jawaban baik."Maaf mba tiket untuk jam 10.00 pagi ini sudah penuh mba"jawab petugas.
Seketika Hafidzah terjatuh ke lantai dan lemas.
"Mba, memangnya gak ada lagi? coba dicek sekali lagi tolong" ucap Haflan bersama Syahlan yang memelas."Maaf pak memang tiket untuk hari ini sudah habis, adanya besok pak,kami mohon maaf ya"balasnya.
"Ayo Haf...kita duduk disana dulu"
Lalu mereka bertiga duduk di kursi sambil menunggu ada keajaiban muncul.Hafidzah hanya bisa terdiam dan terus memikirkan abahnya itu. Hafidzah hanya terus berdo'a dan berdo'a tanpa henti.
Tiba-tiba saja ada telfon dari hp nya"Assalamuallaikum"
"Waalaikumsalam bang, abah gimana bang, Hafi gak bisa pulang bang, Hafi kehabisan tiket bang" ucap Hafidzah yang lemas tak berdaya sambil menangis tersedu-sedu.
"Abah sudah baik kok Haf"
"Alhamdulillah bang, Hafidzah ikut seneng dengernya, Allah sangat baik ya bang"
"Abah sudah tenang Haf, abah udah bahagia, abah udah nggak ngerasa sakit lagi"balas Harun abangnya.
"Maksud abang apa? " Seketika Hafidzah mengeluarkan air mata yang sangat banyak sambil membasahi kerudungnya.
"Abah udah nggak ada, abah udah meninggal"
"Innalilkahi bangg"seketika Hp nya terjatuh dan tak sadarkan diri.
Lalu Haflan dan Syahlan yang kala itu meminta bantuan petugas wanita untuk membantu menangani Hafidzah.
Sementara Haflan menghubungi abang Hafi dan menjaskannya."Assalamuallaikum"ucap Haflan.
"Waalaikumsalam,kamu siapa kok ambil Hp adik saya, adik saya mana?" tanya Harun yang Khawatir."Saya temennya Hafidzah,saya orang baik kok, Hafidzah pingsan karena mendapatkan kabar duka ini".
"Tapi kamu... "
"Iya, saya Haflan,saya temennya Hafidzah,jadi mas nya nggak perlu takut, saya orang baik, gak akan berbuat macam-macam,kalau tidak percaya coba mas nya foto saya sebagai jaminan, atau bahkan bisa datang saja di kodim *** jadi bisa di percaya ya"
"Yasudah adik saya mana? "
"Masih belum Sadar mas, mas nya gak usah Khawatir InsyaAllah baik-baik aja dengan Hafidzah, sedari Kemarin tadi dia hanya menangis mendengar kabar tentang abahnya, jadi dia syok ketika mendengar ada kabar duka ini, tiket pulang menuju Jawa juga sudah habis hari ini, jadi ya terpaksa tidak bisa pulang hari ini"
"Iya gak papa, yang penting adik saya baik-baik saja, biar abah saya yang urus semuanya"
Setelah Haflan menjelaskan kepada Harun,tiba Hafidzah tersadar dan menangis tersedu-sedu sambil mengucapakan istighfar.
"Maaf Haf, bukannya lancang, tapi, semua sudah diatur Oleh Allah SWT, jadi setiap yang bernyawa akan merasakan kematin yang bisa terjadi kapan saja, kita hanya menunggu waktunya saja, jadi semua Akan Kembali kepada Pencipta,ikhlas dan Sabar untuk semua ujian ini, memang kamu berat menerima, Tapi.. Saya yakin kamu kuat, kamu bisa melewati semua ujian yang diberikan Allah untuk kamu" ucap Haflan yang menenagkan Dan Memberikan penjelasan kepada Hafidzah.
"Iya bang, InsyaAllah Hafidzah akan ikhlas, mungkin memang berat tapi Hafidzah yakin kalau Hafi bisa melewati Ini semua"
"Iya bener itu Haf..kamu wanita hebat" balas Syahlan yang sedari tadi merasa kasihan dengan Hafidzah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafidzah
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 19 tahun yang hobi traveler Hidup di keluarga pesantren Percintaan yang lika liku Akankah dia menemukan jodohnya? Baca aja biar tau kehidupan gadis cantik nan angun Ini❤ Mampir baca tinggalin vote yaa.. biar lebih semang...