Hari ini merupakan hari terakhir pelatihan kemiliteran.Rafli malah tidak terlalu suka,karena dia nantinya tidak dapat bertemu dengan Hafidzah lagi.Dia akan ditugaskan di luar kota nantinya, jadi untuk bermain ke pesantren tempat Hafidzah tinggal menjadi agak sulit.
Seluruh santri mulai melaksanakan kegiatan, dimana kegiatan dibuat Rafli dan Rangga menjadi semenarik mungkin karena hari itu hari terakhir mereka mendampingi para santri.
Kegiatan berlangsung dengan baik dan berjalan dengan lancar. Selama 5 hari terakhir mereka juga diajarkan untuk hidup mandiri dan pekerja keras layaknya seorang prajurit Polisi.
"Adik-adik,hari ini terkhir kami mendampingi kalian semua ya,tak terasa sudah hari terakhir saja, Semoga ilmu yang kami sampaikan bisa bermanfaat untuk adik-adik dan juga adik-adik bisa lebih mandiri dan tentunya bisa saling tolong menolong antar sesama,kurang lebih hanya itu yang bisa kak Rafli sampaikan, selanjutnya ada kata-kata terkhir juga dari kak Rangga"
"Pesan kak Rangga juga sama seperti kak Rafli, adik-adik harus tetap semangat, yang besok bercita-cita ingin jadi polisi juga harus rajin belajar ya,ilmu yang selama Ini kami sampaikan kepada adik-adik kurang lebih bisa dijadikan pelajaran dan tentunya perkenalan untuk dunia kemiliteran itu seperti itu,meskipun ilmu yang kita sampaikan tidak banyak, tapi itu bisa bermanfaat untuk adik-adik juga"
"Oiya adik-adik,jika selama ini kak Rafli dan kak Rangga memiliki banyak salah kata maupun tindakan dalam mendampingi kegiatan adik-adik,kami mohon maaf ya,semua bukan bermaksud apa-apa, itu hanya sebagai bentuk kedisiplinan kalian yang akan sangat bermanfaat juga untuk kalian untuk kebaikan kedepannya juga"ucap Rafli
"Ini juga ada sedikit kenang-kenangan dari kami ya, mohon jangan dilihat dari kecil besarnya,semoga bisa bermanfaat untuk kalian" ucap Rangga.
Tak terasa air mata Hafidzah menetes melihat perpisahan ini. Karena memang Hafidzah mudah terbawa perasaan sehingga membuat dia meneteskan air mata. Para santri juga merasa bersedih karena mereka selama Ini sudah banyak diajarkan tentang banyak ilmu dan harus berpisah dalam waktu yang cepat juga.
Setelah perpisahan itu,Rafli dan Rangga mulai menemui Harun.
"Mas, untuk kegiatan sudah selesai kami laksanakan, kami juga bisa banyak belajar di sini,terimaksih juga sudah mengizinkan kami untuk mendampingi para santri, jika sekiranya saya dan Rangga memiliki banyak salah dalam tindakan maupun perkataan, kami mohon maaf sebesar-besarnya"
"Iya, Terimakasih juga sudah banyak memberikan ilmunya,semoga Allah SWT mudahkan dalam setiap urusan kalian"ucap Harun.
"InsyaAllah jika kami ada waktu kami akan silaturahmi kesini lagi,oiya Hafidzah saya mohon maaf bila selama Ini banyak salah"
"Iya mas,saya juga minta maaf jika selama Ini banyak salah"
"Iya,silaturahmi tetep harus dijaga, oiya Rafli dan Rangga habis ini ditugaskan dimana? "Tanya Sarah.
"Saya ditugaskan di kota, sedangkan Rangga di luar pulau" jelas Rafli.
"Semoga lancar dan selalu diberikan perlindungan dari Allah dalam segala kegiatan ya"
"Aamiin.. " ucap Rafli dan Rangga bersamaan.
Segera Rafli dan Rangga mulai meninggalkan pesantren. Hafidzah kala itu terlihat sedih juga karena memang Rafli dan Rangga selama kegiatan sangat baik kepadanya. Terutama Rafli sangat perhatian. Disamping itu juga Hafidzah mudah tersentuh hatinya sehingga merasa agak sedih juga.Entah kenapa hati Hafidzah menjadi berbeda terhadap Rafli. Perasaan itu tiba-tiba saja berbeda dari sebelumnya. Allah memang bisa membolak-balikan hati setiap hambanya dengan sekejap. Entahlah, Hafidzah juga bingung dengan perasaan yang sedang ada dalam dirinya itu.
Hafidzah segera menuju ke kamarnya. Tak lupa dia membuka benda pipih miliknya itu karena ada notif pesan.
"Assalamuallaikum Haf,aku otw ke rumah mu ya" Arfah.
"Eh iya Fah, Waalaikumsalam"
Setelah beberapa menit kemudian tibalah Arfah dirumah Hafidzah.
Arfah segera mengetuk pintu kamar Hafidzah."Hafiii... "
"Masuk Fah"
"Lagi apa nih, aku gak Ada kerjaan jadi main wkwk"
"Iya, gapapa,kebetulan aku mau cerita sama kamu"
Segera Hafidzah menceritakan keluh kesahnya kepada sahabatnya itu. Hafidzah menceritakan isi hatinya kepada Arfah. Memang Hafidzah dan Arfah ini sering menceritakan keluh kesahnya.
"Fah.. aku masih bingung nih, mas Rafli punya niatan yang baik, tapi kenapa aku pengen nunggu aja bang Haflan,tapi apa bang Haflan juga ada perasaan yang sama"
"Sesuai isi hati aja Haf, kamu juga sudah solat Istikharah belum?"
"Sudah, mas Rafli juga orangnya baik,"
"Ya kenapa kamu nggak coba dulu aja Haf, kalau memang dia serius sama kamu kenapa engga"
"Gak tau juga, tadi semenjak mas Rafli pamit tiba-tiba aja aku ngerasain hati yang beda aja dari sebelumnya ke mas Rafli, tapi di sisi lain,aku juga ada kepikiran bang Haflan"
"Menurut aku ya Haf,kalau bang Haflan belum ada niatan serius sama kamu, sedangkan mas Rafli sudah menunjukkan keseriusannya,kenapa kamu nggak coba aja dulu dengan mas Rafli, tapi ya tergantung kemantapan hati kamu juga,berdoa aja sama Allah minta diberikan petunjuk"
"Iya.. "
"Keren sih kamu Haf, bisa disukai sama abdi negara pula"
"Kalau Aku profesi nggak terlalu penting,aku juga gatau padahal di luar sana masih ada banyak wanita yang lebih dari aku"
"Mungkin karena kamu sholehah juga Haf, baik akhlaknya juga"
"Masih banyak dosa dan kekurangan aku ini" dengan merendah.
Setelah lamanya mereka mengobrol,Arfah pamit untuk pulang.
"Haf,, aku pamit pulang ya, udah malam juga"
"Gak nginep aja Fah, udah malam juga gak baik"
"Gak usah, balik aja, InsyaAllah baik-baik aja"
"Yasudah terserah kamu aja"
"Hehe, Assalamuallaikum.."
"Waalaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafidzah
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 19 tahun yang hobi traveler Hidup di keluarga pesantren Percintaan yang lika liku Akankah dia menemukan jodohnya? Baca aja biar tau kehidupan gadis cantik nan angun Ini❤ Mampir baca tinggalin vote yaa.. biar lebih semang...