Setelah kegiatan mendampingi latihan kemiliteran itu, Rafli sudah ditugaskan untuk di luar kota. Tak ada kabar lagi mengenai dirinya,bahkan pesan pun sudah tidak dia berikan kepada Hafidzah. Begitupun Hafidzah, yang menjalankan kesehariannya lagi seperti biasa.Apalagi Haflan, semenjak ditugaskan di Makassar tak ada kabar lagi mengenai dirinya.
Ya mau bagaimana lagi, mereka tak ada hubungan juga, untuk perihal apa saling memberi kabar.Hafidzah sudah tidak terlalu memikirkan hal itu semua. Kali ini dia akan fokus untuk kuliah dikarenakan ujian akan terlaksana dalam hitungan hari lagi. Kali ini ujian semesteran yang cukup menguras pikiran.Namun,Hafidzah termasuk mahasisiwi yang cerdas sehingga tidak terlalu sulit baginya.
"Haf.. Ke kantin yuk" ajak Arfah.
"Laper ya? "
"Iya, laper banget, tadi tugasnya banyak jadi menguras tenaga juga"
"Yaudah ayo"
Setibanya di kantin segera mereka memesan makanan.Mereka berdua hanya sibuk mendiskusikan masalah kuliahnya ya karena ujian sebentar lagi.Mereka membahas pelajaran yang sekiranya belum mereka pahami dan mereka akan saling menjelaskan satu sama lain.
"Mba, totalnya brp? " tanya Arfah.
"50k "
"Ini mba.."
"Tumben Fah, bayarin wkwk"
"Gantian lah, masa kamu mulu yang traktir wkwk"
Mereka hanya tertawa dan segera meninggalkan kantin.
Mereka berdua segera menuju ke kelas lagi untuk melanjutkan mata kuliah berikut nya.Memang menjelang ujian semesteran ini,tugas yang diberikan lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.Setelah mata kuliah selesai, segera Hafidzah pulang karena memang sudah cukup lelah.
"Haf.. " panggil Arfah
"Iya? "
"Titip salam buat Zikir ya"
"InsyaAllah tak sampaikan,ada apa nih kok titip salam.. "dengan menggoda Arfah.
"Gapapa hehe"
"Kapan mau dilamar Zikir? "
"InsyaAllah secepatnya "
"Wah.. jadi juga sama Zikir hehe"
"Doakan saja"
"Selalu hehe, yasudah aku pulang dulu ya Fah, Assalamuallaikum"
"Waalaikumsalam,hati-hati Haf"
"Iya kamu juga ya Fah"
Segera Hafidzah mulai meninggalkan kampus nya untuk segera pulang ke rumah.
Setibanya di pondok,Hafidzah kebetulan melihat Zikir."Assalamuallaikum kir"
"Waalaikumsalam,baru pulang Haf? "
"Iya, Oiya tadi dapet pesen dari Arfah katanya titip salam buat kamu"
"Waalaikumsalam"
"Wah dah deket aja sama Arfah"
"Hehe, doain aja"
"Kapan mau lamar?"
"Secepatnya hehe,doain ya"
"Iya selalu,"
"Oiya kalau kamu kapan? "
"Kalau sudah ada calonnya hehe"
"Semoga segera ya Haf"
"Aamiin.. yasudah mau pulang dulu Kir, Assalamuallaium "
"Waalaikumsalam"
Ternyata semenjak Hafidzah menolak Zikir, kini malah Zikir sudah bisa move on dari nya. Memang hati bisa Allah bolak balikan dengan mudah. Dulu Arfah menyukai Zikir sedangkan Zikir tidak menyukainya, kini mereka berdua bisa disatukan. Jadi, ternyata doa bisa juga dikabulkan Allah dengan cepat dan waktu yang tepat pula.
Hafidzah juga senang melihat sahabatnya akhirnya sudah mendapatkan calon, mungkin selama Ini do'a yang dipanjatkan sahabatnya itu sudah diijabah oleh Allah. Kini, Hafidzah masih terus berdo'a juga supaya dipertemukan dengan seseorang yang tepat pula.
Hafidzah malam ini terus belajar karena ujian sebentar lagi. Memang dia suka belajar mendekati hari-H. Namun,dia juga cerdas jadi tidak masalah juga. Dia mengerjakan segera tugas yang telah diberikan dosen sampai lupa akan semua yang telah dia rasakan.Dia tidak terlalu memikirkan lagi perasaan nya karena sedang sibuknya dalam kuliah.
Setelah hari-hari dilalui nya,tibalah saatnya dia menghadapi ujian semesteran. Ujian itu adalah ujian semester terakhir sehingga jika dia lulus akan mendapatkan gelar sarjana.Hafidzah mengerjakan dengan seluruh kemampuannya dan dengan bersungguh-sungguh.Tak lupa juga dia selalu berdo'a agar selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan soal ujian.
Hari-hari dilalui dalam ujian dengan sabar dan ikhlas. Hafidzah menikmati setiap proses dan perjalanan,hingga tiba saatnya pengumuman kelulusan.Hari dimana seluruh siswa merasakan takut, gelisah,dan tak tau lagi karena itu memang hari yang ditunggu-tunggu.Hafidzah hanya berdo'a agar diberikan nilai yang memuaskan karena selama ini sudah belajar, berusaha dan juga berdo'a. Semua hasil akan diserahkan kepada Allah SWT.
Dosen segera membacakan siapa yang lulus.
"Ani.. Lulus"
"Laras.. lulus"
"Amell.. Lulus"
"Arfah.. Lulus"
"Fito...lulus"
"Aldo..lulus"
"Zain..lulus"
"Nirna...lulus"
"......dst"Hafidzah kala itu tersedih karena namanya tidak dipanggil.Segera Arfah menanyakan nama Hafidzah Kenapa tak juga dipanggil.
"Maaf pak, Hafidzah belum dipanggil"
"Maaf Hafidzah... kamu mendapatkan Nilai Tertinggi"
Serentak seluruh mahasiswa yang berada di dalam ruangan memberikan tepuk tangan.
"Alhamdulillah ya Allah"ucapnya dalam hati.
Serentak Arfah sangat bahagia mendengar sahabatnya mendapatkan Nilai Tertinggi.Semua memberikan ucapan selamat kepada Hafidzah dan Hafidzah hanya rendah hati mengenai nilai yang telah diperolehnya itu.
Setelah beberapa hari kemudian, tiba saatnya wisuda.Hari dimana ditunggu para mahasiswa karena mereka senang mendapatkan gelar dan kuliah nya selesai juga.
Hafidzah kala itu sangat bahagia karena selama ini jerih payahnya terbayarkan juga. Harun dan Sarah juga sangat sangat bangga dan bahagia karena adiknya sudah mendapatkan gelar sarjana dan mendapatkan Nilai Tertinggi. Tak ada henti-hentinya mereka bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan banyak kepadanya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafidzah
Teen FictionKisah seorang gadis berumur 19 tahun yang hobi traveler Hidup di keluarga pesantren Percintaan yang lika liku Akankah dia menemukan jodohnya? Baca aja biar tau kehidupan gadis cantik nan angun Ini❤ Mampir baca tinggalin vote yaa.. biar lebih semang...