Janji Dua Lelaki

954 191 56
                                    

teruntuk kamu yang berjanji, ini untukmu...

===========================================================================

Jack terlihat begitu putus asa. Di balik kesehariannya yang penuh canda dan tawa, Edelia tau, pria itu pernah menyimpan air mata dan malam ini, di wajah itu terlihat segurat rasa lelah.

Terutama ketika terdengar suara pelan pria itu tatkala berkata. "Lagipula, itu pilihan terbaik. Kamu tentu nggak mau ngeliat aku la---"

"Mau!"

Edelia merasa napasnya terhenti seketika. Di dalam mulutnya, ia menggigit lidahnya sendiri.

Menyadari betapa lidahnya telah berucap tanpa memberi waktu untuk dirinya berpikir sejenak. Tapi, semua terucap begitu saja.

Wanita itu dalam waktu yang singkat mampu mengingat. Bagaimana empat hari ia lalui tanpa melihat wajah jenaka di hadapannya. Keriuhan yang mewarnai hari-harinya seketika menghilang. Menyisakan kesunyian yang bahkan tak pernah ia kira akan ia rasakan.

Edelia menarik napas dalam-dalam. Menyadari bahwa bagaimana interaksi antara mereka berdua, terutama ditambah oleh setiap perlakuan pria itu padanya telah menghidupkan percikan-percikan harapan di dalam hatinya.

Mungkin kali ini ia bisa mempercayai seorang pria?

"Mau?"

Terdengar suara Jack parau ketika bertanya, menggugah dirinya dari ombang-ambing pikirannya.

"Mau apa ya?"

Edelia menatap dalam-dalam pada mata Jack. Dengan gelisaha, ia berkata seraya menguatkan dirinya sendiri. "Aku mau..." Ia berusaha untuk menuntaskan kalimat itu. "Ngeliat kamu... setiap hari."

Jack balas menatap dirinya dengan mata yang membesar. Ada kesan ragu-ragu ketika akhirnya pria itu bertanya. "Kamu mau ngeliat setiap hari."

Edelia mengangguk di atas jemari Jack yang menahan dagunya. Bahkan kalau Tuhan mengizinkan aku untuk merasakan sedikit saja kebahagiaan, aku ingin melihat bentuk kebahagiaan itu berupa wajah kamu.

Ia ingin mengucapkan itu, tapi tak ada waktu yang cukup tatkala dirasakannya bagaimana tekuknya ditarik lembut oleh Jack. Terdorong oleh insting alamiah, wanita itu memejamkan matanya. Meresapi kedamaian yang merasuki dirinya tatkala bibir pria itu menyentuh sekilas bibirnya dengan penuh kelembutan.

Tangan Jack yang kuat tetap menahan tekuknya saat pria itu mengurai ciuman mereka. Menyatukan dahi mereka, Edelia bisa merasakan bagaimana deru napas mereka saling menghangati satu sama lain. Membuat dirinya dipenuhi oleh berbagai perasaan. Debaran, getaran, semuanya menyatu hingga membuat wanita itu merasa begitu bahagia.

Tangannya yang bebas, entah sejak kapan meremas lembut kemeja Jack di bagian dada. Satu pemikiran cepat melintas di benaknya. Betapa ternyata ia menyukai hal itu. Meremas kemeja pria itu demi merasakan bagaimana jantung Jack yang juga berdebar keras seperti miliknya.

Seolah sama-sama ingin meresapi kehangatan yang tercipta di antara mereka, untuk beberapa saat, tak ada yang bersuara. Mata yang saling memejam semakin menambah kedamaian di antara mereka.

Hingga kemudian, samar telinga Edelia mendengar pertanyaan pria itu.

"Ya?"

Edelia menarik napas dalam-dalam. Perlahan membuka matanya. Di hadapannya, wajah Jack yang tengah memejam membuat ia seolah tercekat. Namun, ia tetap berusaha untuk tetap menjawab dengan satu kata yang serupa.

"Ya."

Samar, terlihat bagaimana bibir Jack melengkung membentuk satu senyuman. Senyuman yang entah sejak kapan selalu menghiasi hari-hari Edelia. Senyuman penuh kasih, senyuman jenaka, bahkan senyuman geli. Dan malam itu seolah senyuman tulus itu hadir merengkuh jiwanya.

Ehm... Mamma Mia [FIN] 🔞 - Seri 2 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang