Terdakwa Yang Diinterogasi

1.1K 181 93
                                    

Selamat menikmati rintik-rintik hujan... eh, di tempat aku lagi gerimis mengundang sih soalnya... di tempat kalian gimana? 🤗🤗🤗

ehm... jadi, sejauh ini kalian pada geregetan ya dengan sifat Edel yang polos-polos dodol gitu? tenang aja, aku yang ngetik aja geregetan... sepertinya sejauh ini, baru sekali ini deh aku buat karakter cewek rada polos kayak gini... hahahaha... 😂😂😂

jadi, nikmati aja ya... aku juga rada nggak percaya loh. padahal dia udah punya anak bujang kayak gitu... ehm... 😅😅😅

==========================================================================

Edelia menyiapkan sarapan Kenan pagi itu seperti biasanya ketika ia melihat sesuatu yang tampak berbeda dari Kenan. Ia mengelap tangan di celemek yang ia kenakan. Menghampiri bujang kecilnya itu yang tengah becermin di kamarnya.

"Ken..."

Kenan menoleh. "Ya, Ma?"

Edelia semakin mendekati Kenan. Secara tidak sengaja turut becermin di belakang tubuh Kenan.

"Kayaknya kamu agak beda deh."

Dahi Kenan berkerut. "Beda apa, Ma?"

Edelia tampak berpikir. "Kamu apa potong rambut ya?"

"Aaah!" Kenan menyugar rambutnya dengan kelima jari tangannya. "Keliatan cakep nggak, Ma?"

Edelia mengamati dan manggut-manggut. "Ya cakep. Anak Mama ya pasti cakep."

Kenan tersenyum lebar.

"Potong rambut kemaren?" tanya Edelia.

Kenan mengerjapkan mata. "Oh... iya... kemaren aku potong rambut. Katanya rambut aku mulai panjang."

"Bener itu. Tumben temen kamu perhatian sama rambut kamu. Bukannya terakhir kali kalian pada lomba rambut yang paling panjang?"

"Ehm... katanya, cewek nggak terlalu suka sama cowok rambut panjang, Ma. Takut berebut ikat rambut."

Edelia tertawa. "Pergi sama siapa kamu potong rambut kemaren?"

"Sama temen, Ma."

Wanita itu mengangguk-angguk, tepat ketika menyadari sesuatu. "Astaga!" seru Edelia menepuk dahinya. "Mama hampir lupa mau ngomong."

"Eh? Apa, Ma?"

Edelia keluar, diikuti oleh Kenan.

Ketika Edelia duduk untuk mendampingi Kenan sarapan, ia berkata.

"Sebenarnya, sebanyak apa sih teman yang kamu bawa ke rumah kalau Mama kerja?"

"Cuma seorang kok, Ma," jawab Kenan seraya menyuap nasi dan tumisan sayur bayam ke mulutnya. "Emangnya kenapa?"

"Tiap Mama pulang malam, nasi dan lauk semuanya pasti habis nggak tersisa."

"Pruuuttt!!!"

Nasi tersembur dari mulut Kenan. Seketika ia terbatuk-batuk. Sayur bayam menyangkut di tenggorokannya. Antara akan tertelan atau justru termuntahkan. Rasanya membuat Kenan mengap-mengap.

"Aduh ini anak!"

Edelia dengan segera menyodorkan segelas air pada Kenan. Ia menepuk-nepuk punggung Kenan.

"Makanya, kalau makan itu jangan lupa baca doa. Kesedak kan?"

Kenan meneguk minumnya hingga nyaris tandas. Dengan tissue, ia mengelap mulutnya yang basah.

"Ma-Mama marah kalau teman aku makan banyak?"

Edelia meringis. "Bukannya marah, tapi khawatir kalau-kalau malah kurang." Ia merapikan wajah Kenan. "Teman kamu suka makan apa? Biar Mama masak nanti untuk kalian makan."

Ehm... Mamma Mia [FIN] 🔞 - Seri 2 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang