Kenyataan Yang Baru Disadari

945 209 78
                                    

selamat malam, Guys... 👋🏻👋🏻👋🏻

jadi, aku nggak tau gimana ngomongnya. mungkin menjelang ending, kalian akan sempat melupakan bahwa "Ehm... Mamma Mia" ini di awal-awal selalu buat kalian ketawa loh... aku harap kalian bisa menabahkan hati ya... 😶😶😶

ketika part ini aku tulis, aku bertanya-tanya: apa aku sanggup buat nulis part selanjutnya? 😫😫😫

tapi, aku harap kalian tetap bersedia membaca cerita ini sampai akhir... 😶😶😶

===========================================================================

Jack tersentak dari tidur ayamnya. Ia mengerjap-ngerjap.

Astaga!

Ia mengambil ponsel yang terselip di bawah tubuhnya. Tepat di dekat ketiaknya. Tak heran bila getarnya sukses membuat pria itu tersentak bangun seketika.

Seraya mendesah, ia meraih ponselnya. Menatap sekilas ke jam digital di sana.

Gila!

Aku ketiduran jam segini?

Jack mengusap wajahnya. Mengerutkan dahi ketika membaca kontak pemanggil di layarnya.

Vindy?

Ngapain ini cewek nelepon aku?

Mendehem sejenak, berusaha untuk mengusir serak khas orang baru bangun tidur, Jack mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Bos! Buruan ke hotel sekarang."

"Eh?" Jack terbengong. "Kamu mendadak nelepon saya dan nyuruh saya ke hotel?"

"Ini gawat, Bos. Barusan kasir resto nelepon ke Pak Gun. Terus Pak Gun langsung ke dapur buat ngajak Chef Junan ke resto."

Perkataan Vindy sukses membuat Jack sadar sepenuhnya. Duduk dengan lebih tegap. "Ada masalah apa?"

Terdengar helaan napas panjang Vindy di seberang sana. "Sepertinya ada pelanggan yang ribut dengan Edel, Bos. Dan itu kayaknya keributan yang besar."

Tak menghiraukan sopan santun, langsung saja Jack memutuskan panggilan itu. Secepat kilat, mengabaikan kerut-kerut di celana panjang yang ia kenakan, ia menyambar jaketnya. Langsung bergegas turun.

Untuk pertama kalinya, sepanjang tinggal di Bengkulu, Jack mensyukuri kota kecil itu yang tak sehiruk pikuk kota-kota besar Pulau Jawa. Jalanan terasa lapang, terutama ketika malam hari. Mempermudah dirinya ketika harus menginjak gas dengan dada berdebar.

Tidak sampai sepuluh menit, mobil Jack kemudian terparkir asal di pelataran resto. Bahkan ketika ia baru keluar dari mobil ia bisa mendengar bentakan-bentakan di sana.

"Kamu berani ya?!"

Suara bentakan itu membuat Jack secepat mungkin membanting pintu mobilnya. Ketika ia mendengar suara tamparan, darah Jack terasa mendidih hingga ke ubun-ubun. Ia sudah siap menaiki anak tangga resto tersebut, tapi terhenti ketika mendengar isakan.

"Lepas! Aku mohon lepaskan aku! Lepaskan aku!"

Langkah Jack terhenti. Melalui celah-celah badan orang yang berdiri mengelilingi keributan itu, Jack bisa melihat bagaimana Edelia yang terus merayap berusaha menjauh seraya terus terisak.

"Aku mohon. Lepaskan aku."

Dan seakan tak cukup membuat pria itu terhenyak di tempatnya berdiri, ia mendengar bagaimana Edelia menangis mengiba.

"Tolong! Tolong! Tolong!"

Jeritan penuh ratapan itu membuat Jack merasa kehilangan nyawanya. Entah bagaimana, tapi di saat itulah otaknya menampilkan beberapa bayangan di benaknya. Ketika untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Edelia. Di malam ia mengira bahwa Edelia akan bunuh diri, tapi wanita itu justru berkata sebaliknya.

Ehm... Mamma Mia [FIN] 🔞 - Seri 2 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang