Keributan Pembuka Luka

894 187 58
                                    

Selamat menjelang tengah malam Minnaaaa... 👋🏻👋🏻👋🏻

yang kangen Jack, cuuuung dulu 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

Btw. sorry karena baru update... badan aku remuk bolak-balik kampus ke RS... makanya rada nggak konsen buat ngetik... jadi, kalau berasa feel-nya kurang, harap maklum ya... mudah-mudahan ntar bakal direvisi sebelum pindah ke sebelah... 😅😅😅

Juga, maaf kalau akhir-akhir ini komen kalian jarang aku balas. Tapi, aku baca kok 😘😘😘

jadi, ini mungkin sekitar 5 atau 6 part lagi bakal selesai... ehm... penasaran kan endingnya bakal sad atau happy? 🙄🙄🙄

tapi, yang pasti tabahkan hati ya, Guys... 😶😶😶

selamat menikmati... 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

===========================================================================

Ayuhdia melirik pada Jack melalui ekor matanya ketika ia menunduk saat menyuap sarapannya. Naluri keibuannya dapat melihat ada yang berbeda dari raut wajah putranya itu pagi ini. Bukan karena mereka masih saling berdiam diri, tapi karena ada hal lain. Membuat perasaan Ayuhdia menjadi bertanya-tanya. Namun, ketika ia membuka mulut, Michael ternyata telah bersuara terlebih dahulu.

"Everything okay, Son?"

Jack mendesah seraya mendorong mundur kursinya. Ia bangkit dan menghela napas dalam-dalam. "Ehm... not really."

Ayuhdia benar-benar tak mampu menahan refleks ketika pada akhirnya ia bertanya. "Apa yang terjadi?"

Jack tercengang beberapa saat mendengar pertanyaan ibunya. Tapi, ia menggeleng. "Nggak apa-apa, Mom."

Napas Ayuhdia terhenti sedetik mendengar jawaban Jack. Ia baru akan mengatakan hal lainnya, tapi didahului oleh perkataan pria itu.

"Aku ke atas."

Ayuhdia menyudahi sarapannya. "Ini pasti ada kaitannya dengan Edelia."

"Biarkan mereka," lirih Michael. "Jack sudah besar. Dia akan memikirkan masalahnya dengan baik."

Perkataan Michael membuat Ayuhdia kembali menarik napas dalam-dalam. Merasa khawatir. "Memangnya apa yang akan ia pikirkan? Paling dia sekarang hanya berkurung diri di dalam kamar sepanjang hari."

"That's it!" tukas Michael. "Dia sedang berpikir."

Bola mata Ayuhdia berputar frustrasi. Kedua tangannya terangkat. Menyerah.

Sedang di kamar, Jack kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Memeluk guling, ia bahkan tidak tahu harus bertindak seperti apa untuk perkataan Edelia kemaren.

Setelah kejadian dan pengakuan itu, Jack tidak menghubungi Edelia dan begitu pun sebaliknya. Dan ketika Jack pulang sorenya, ia tak menemukan Edelia di dapur. Entah karena wanita itu menghindarinya atau justru karena dirinya sendiri yang tidak benar-benar ingin bertemu sehingga tidak mencari keberadaan Edelia.

Benak Jack menghitung balik ke beberapa bulan belakang. Berapa lama ia mengenal Edelia? Dua bulan? Ia mengembuskan napas panjang.

Benar, aku baru mengenal Edelia dua bulan.

Dan dalam waktu sesingkat itu aku sudah mengungkapkan perasaan aku dan melamarnya?

Aku mungkin sebenarnya memang cedera otak, bukan kaki.

Jack memejamkan matanya.

Itu waktu yang sangat singkat, Jack. Kamu tentu aja belum tau apa pun tentang dia.

Ehm... Mamma Mia [FIN] 🔞 - Seri 2 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang