Ngga mau lama lama...
Happy reading ♥️
Tian mengangkat tanganya, menyelipkan beberapa rambut Vie yang menghalangi wajahnya gadis di hadapannya.
Manik hitam itu tetap membawa kenyamanan dalam diri Tian, ia mulai membawa tubuh Vie untuk duduk di atas ranjang "kau sangat cantik Vie" ucap Tian dengan tangan kanannya yang memegang pipi berisi Vie.
Seketika pipi Vie memanas, ia berusaha menahan mati matian. Tian terkekeh "kau sangat imut jika sedang merona seperti ini" katanya.
Tian mulai maju mendekatkan dirinya pada Vie, Vie pun menahan nafas karena jaraknya dan Tian yang bisa di bilang intim.
Vie merasa hidung Tian sudah menyentuh hidungnya, secara refleks matanya ia pejamkan sambil merasakan udara panas dari nafas Tian yang memburu.
Tian memiringkan kepalanya, lalu terasalah benda kenyal dan basah, setelah didiamkannya, ia mulai melumat bibir ranum Vie 'manis' batinnya lalu tersenyum di sela sela aktivitasnya.
Entah bagaimana mulainya kini Vie sudah berbaring di atas ranjang, dan di atasnya ada Tian yang mulai mencumbui bagian lehernya sesekali ia mendesah ringan ketika Tian membuat tanda kepemilikan.
Pemuda yang memiliki senyum manis itu mulai melepas kaos yang melekat pada tubuhnya, lalu nampaklah tubuh tinggi tegap dan atletis lalu Tian mulai mencumbu Vie lagi. Tangannya ia gunakan untuk membuka baju yang Vie pakai. Dan setelah sepenuhnya terbuka Tian memutuskan panggilannya, menatap dua gunung kembar yang sudah mencuat karena memang Vie tidak memakai bra.
Tian langsung menyambar payudara Vie sebelah kiri membuat Vie mendesah "Ahhhk.." karena gerakan tiba tiba Tian serta gelenyar aneh di dalam perutnya.
Tangan Tian pun tak tinggal diam , payudara yang menganggur pun ia remas. Kepala Vie ia dongakan menikmati apa yang Tian lakukan kini.
Tian bolak balik melumat puting pink Vie yang menegang, membuat Vie menggelinjang dan sesekali mencengkeram selimut untuk melampiaskan perasaan yang sedang ia rasakan.
Ia mulai turun, mencumbui perut rata Vie, hingga berhenti pada rok pendek berbahan satin putih itu yang sudah sedikit tersingkap. Tian melepaskan pengaitinya lalu membuangnya asal.
Nampaklah vagina Vie yang sedikit di tumbuhi bulu, ia memandang Vie yang sedang menatapnya juga. Mata yang biasanya berbinar terlihat sayu.
Tian mulai membuka lebar paha Vie, meletakan dirinya di antara kaki Vie. Ia mulai memasukan jarinya pada lubang Vie untuk pemanasan, walaupun sebenarnya Vie sudah basah, tapi ia ingin bermain dulu.
Ia mengocok jarinya yang ada di sana dari mulai pelan hingga cepat membuat Vie semakin menggelinjang, matanya ia tutup dan tanganya ia gunakan untuk mencengkeram selimut.
Merasa tak puas Tian menambahkan dua jari lagi. Dan disitulah Tian mulai merasa susah menggerakan jari jarinya.
"Ahhhkk.. sak..it Ti..an!" Ucap Vie sedikit berteriak karena Tian memasukan dua jari sekaligus jadi ada tiga jari yang mulai keluar masuk dalam tempo pelan.
"Ahhh...uhhh sshhhh" desah Vie, nafas nya tersengal senggal "Ti..aahhhh" desahnya di barengi oleh pelepasannya.
Tian tersenyum miring lalu mensejajarkan wajahnya dengan Vie,
Cup..
Tian mengecup kening Vie dengan sayang. Terlihat Vie yang masih berusaha mengatur nafasnya.
"Aku akan mulai, mungkin karna pertama akan sedikit sakit di awal " ucapnya menatap lurus manik mata Vie yang juga menatap ke arahnya.
Tian mulai mempersiapkan juniornya, setelah siap ia mengarahkan pada liang surgawinya. Ia menatap Vie lagi, lalu tersenyum hangat.
"Ahhk..." Desah Vie saat Tian mulai memasukan juniornya, tanganya berganti mencengkeram bahu Tian.
Tian mendorong semakin dalam. Sungguh ia merasakan melayang karena juniornya seperti di urut di dalam sana "ahhhhh kau ahh nikmat babyhh" desahnya.
Sampai ia merasakan ada penghalang di depannya, ia menatap Vie yang dahinya sudah berkerut kerut dan pundaknya pun terasa sedikit perih karena memang Vie mempunyai kuku yang panjang.
Cup
Vie mendongak menatap pria yang baru saja mengecup bibirnya, lalu tersenyum kecil. Manik mata Tian seolah menghipnotisnya agar terus menatap padanya hingga tanpa di ketahui Tian tiba tiba mendorong dinding penghalang dengan cepat karena memang agar sakit yang Vie rasakan tak terlalu lama.
"Ahhhk... Sak..it Tian.." ucap Vie saat sesuatu merobek dirinya di bawah sana. Tubuh Tian ia peluk dan pundaknya sebagai sasaran kuku kukunya. Tak terasa bulir kristal turun dari mata indah Vie lalu muncul isakan.
"Ssst... Tenang Vie, maaf yaa, aku janji setelah ini hanya akan ada kenikmatan" ucapnya mendongakan dagu Vie dengan tanganya.
Vie masih terisak lalu menggeleng lemah "sakit,,hiks..Tian..hiks hiks" ungkapnya.
Tian maju untuk mengecup kedua mata indah Vie yang masih menangis, lalu turun ke hidungnya dan ke pipinya sesekali menggigit pipi Vie karna gemas.
"Tahan sedikit, kamu boleh mencakar pundaku, oke" ucap Tian yang hanya di angguki singkat oleh Vie. Setelah darah keperawanan Vie sudah selesai keluar, Tian menggerakkan batangnya lagi.
Tian mulai menggerakkan batangnya "uhhhh" desahnya. Sungguh ini sangat nikmat, kepalanya ia dongakan untuk merasakan sensasi yang baru ia rasakan. Ia bersyukur karna dia yang pertama untuk Vie.
"Ahhk..." Vie mendesah, lumayan nyeri tapi lama kelamaan terasa nikmat dan di dalam perutnya seperti ada di yah kupu kupu terbang. Matanya ia pejamkan sambil sesekali ia mendesah lepas dan Tian menyukai itu.
Tian menggerakkannya maju mundur, dari tempo lambat hingga cepat. Matanya tak lepas dari mata indah Vie yang tertutup. Di tatapnya bibir mungil gadis, gadis? Tian terkekeh 'dia wanitaku' batin-nya.
Cup...
Tian tak tahan oleh bibir mungil Vie yang terbuka sedikit, lalu melumatnya. Vie pun membalas lumatan Tian "emmmh" desahnya karna terendam oleh lumatan Tian.
Tian menambah kocokannya di vagina Vie. Membuat Vie mengikuti arah kocokannya "aaahhhk.. ahhhkk ,, tiaaannhh" desah di barengi oleh pelepasannya yang kedua.
"Ahhhh... Akuu, akan keluar viehhh" ucapnya lagi dan mulai menggenjot lebih cepat. Ia sudah merasakan miliknya penuh di dalam sana apalagi rasa hangat karena pelepasan Vie, Tian segera mencabut miliknya dan ia tempatkan di atas perut telanjang Vie.
"Ahhhh sshh" desah Vie saat milik Tian sudah tercabut. Nafasnya masih terengah dan ia sungguh sangat lemas.
Croot, croot
Sperma Tian tumpah begitu banyak di atas perut Vie, lalu dirinya ambruk di sebelah Vie berbaring. Nafasnya juga sama terengahnya dengan Vie.
Di tatapnya wajah ayu Vie yang matanya tertutup, menyembunyikan manik hitam yang membuatnya tenang.
Cup
Kecupan di pipi kiri Vie. Tian tersenyum hangat ketika wajah Vie menoleh ke arahnya "trimakasih Vie" ucapnya tulus, lalu membelai surai hitam Vie. Membawa kenyamanan tersendiri dalam diri Vie.
Tak terasa hembusan nafas yang teratur menandakan wanita-nya sudah masuk ke alam mimpinya. Tian merengkuh tubuh Vie, lalu menarik selimut menutup tubuh polos mereka.
TBC
Aku tau feel-nya ngga dapet sama sekali, aku juga sedih.. kenapa feel-nya ngga dapet 😭😭.
Oke kapan kapan aku ubah, biar feel-nya dapet.. kalo aku yang baca tuh ngga ada sama sekali feel-nya, ngga tau juga..apa karna aku yang sekarang beda aliran yah, wkwkwk soalnya akhir akhir ini aku lebih suka aliran fujo gitu 🌚😁. Tapi ngga tau kalo kalian yang baca...
Aku juga sedih sebenernya :'), aku liat yang baca 150k lebih tapi yang vote baru 500 🙃. Kalo untuk selanjutnya aku minta supaya votenya jadi 1000 baru aku update kelanjutanya pada mau ngga yah🤔. Hehe, engga juga ngga papa kok 🙂.
Jangan lupa voment ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Students'ex (ON GOING)
RomanceCerita di private, follow dulu sebelum membaca Ini hanyalah kisah tentang pertemuan antara Vie dengan seorang pemuda yang memberikan manis pahitnya perasaan... Pria berkaos hitam itu mengusap rambutnya frustasi "bagaimana aku bisa mengatakan padanya...