Yang mau marah sama aku ngga papa kok 🙂
Happy reading ♥️
Gerimis masih mengguyur kota metropolitan ini. Mobil mobil yang berlalu lalang-pun sesekali memperlambat lajunya.
Langit masih hitam mendung, burung masih terdiam disarang-nya sembari menghangatkan anak anaknya.
Suara detikan jam menggema di ruangan yang di dominasi dengan warna hitam dan abu tua ini, sesekali di sahuti oleh bunyi pulpen yang berbunyi.
"Huuft.." desahan lelah dari seseorang yang sedari tadi sibuk dengan kertas kertas menimbun di depannya. Matanya sudah perih karena seharian ini berdiam di depan laptop.
Tok..tok..tok
"Masuk" suara dari pemuda itu.
Ceklek..
"Maaf pak, di bawah ada no..."
"Usir dia" sela pemuda itu tanpa melihat orang yang berbicara.
"Tap.."
"Usir diaa!!!" Teriak pemuda itu hingga menggema di ruangan, matanya menatap nyalang sekertaris nya yang sudah menunduk takut.
"Ba,, baik pak, sa..saya' per..misi" gagapnya masih dengan menunduk lalu keluar ruangan.
Sebastian Vettel menghembuskan nafasnya dengan berat, rahangnya jelas masih terlihat mengeras, giginya pun saling bergemelatuk "kenapa jadi seperti ini" lirihnya pilu.
Di ambilnya bingkai kecil di meja kerjanya. Disana, terlihat gadis yang sudah tak lagi menjadi gadis sekarang, senyum di wajahnya mampu menerbitkan senyum kecil di bibir Tian lalu di ganti dengan senyum miris.
Tak terasa air sudah mengalir di pipinya, bilang bahwa dia cengeng.
Memang iya,
Tian memang cengeng apalagi menyangkut seseorang yang sudah ia sayang melebihi dirinya.
Ia mengangkat wajahnya yang tadi sempat tertunduk, lalu memandang figura yang masih di genggamannya, mendesah pelan lalu bergumam "segera. Aku akan menjemputmu, tunggulah".
🍂
"Kaaa,,, ko gerimis-nya ga berhenti berhenti sirih" keluh Vie yang asik menatap jalanan kota yang masih terlihat ramai walau tangis awan mengguyur.
Pria dengan setelan kerjanya berwarna maroon itu menatap adiknya, yang sayangnya ia cintai itu sambil tersenyum "ya, Kaka juga ngga tau" jawabnya di akhiri kekehan. Vie hanya mendengus.
Sedari tadi Daniel meneguk salivanya sendiri, kalau dia tidak bisa mengontrol nafsunya atau karna ini jalan raya sungguh, Vie sudah jadi mangsanya dari tadi.
Lihatlah, terusan berwarna soft pink yang sangat pas di tubuh Vie.
Ia baru saja menjemput Vie dari asrama tadi pagi karena tiga hari lalu adik yang sayangnya ia cintai ini sudah lulus, ia juga lupa kalau Vie memang ga membawa dalaman apapun, ada sih satu dua, tapi kata Vie dia lebih nyaman seperti itu, sudah biasa katanya.Daniel sesekali mencuri curi melirik bagian tubuh adiknya yang menonjol, lihatlah dua gunung kembar yang pastinya melebihi tanganya jika di remas, dan puting yang menyembul itu mungkin sangat nikmat bila ia kulum. Lagi lagi ia meneguk salivanya sendiri.
Lalu pandangan pria berumur 28 tahun tapi sayangnya jomblo itu jatuh pada terusan Vie yang tersingkap, terusan Vie hanya sebatas setengah paha saja, dan jika sudah duduk pasti akan tersingkap ke atas. Paha mulus adiknya itu sangat menggiurkan jika ia kecup dan ia beri tanda di sana, pasti akan cantik batinnya membuat ia terkekeh sendiri akan hal yang ada dipikirannya membuat Vie yang sedari tadi fokus pada rintik air yang mengenai kaca mobil menoleh ke arah kakanya "Kaka kenapa?" Tanyanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Students'ex (ON GOING)
RomanceCerita di private, follow dulu sebelum membaca Ini hanyalah kisah tentang pertemuan antara Vie dengan seorang pemuda yang memberikan manis pahitnya perasaan... Pria berkaos hitam itu mengusap rambutnya frustasi "bagaimana aku bisa mengatakan padanya...