Sembilan

29.5K 243 9
                                    

Haiiiii, kembali lagi dengan aku,

Ya ampun malem malem update next part gabut banget anjir, anjayy 😂.

Langsung tancap gazzzzz






Happy reading ♥️

"Tiaan, bangun" ucap gadis dengan rambut panjang yang di gerai indah itu sambil menggoyang nggoyangkan tubuh pemuda yang masih saja bergelung dengan selimut tebal.

Tian hanya bergumam tidak jelas, namun enggan membuka mata membuat Vie berdecak sebal "yaudah aku mandi dulu, aku selese mandi kamu harus udah bangun" ucapnya sedikit jengkel karena semalam pria itu sudah berjanji akan mengajaknya jalan jalan.

Gerakan Vie yang akan membuka kenop pintu terhenti ketika ponselnya berdering, dengan malas ia berbalik dan mengangkat sambungan telepon nya "hallo" sapa-nya.

"Gimana keadaanmu Vie?" Ah ternyata Kaka possesif nya itu. Btw semalam kalanya itu sangat murka, elah bahasanya😂, sangat marah terhadap Tian dan tak segan Daniel memukul Tian hingga membuat sudut bibir Tian berdarah yang membuat Vie mengobatinya.

Lalu malamnya Tian yang tiba tiba bersikap manja padanya, ngga mau tidur kalau ngga meluk Vie. Namun Vie hanya menurut, dan setelah acara memukul itu Daniel langsung pulang, enggan melihat kedekatan wanita yang di cintainya dengan lelaki lain.

"Baik kok ka, Kaka gimana?" Tanya vie.

"Baik juga, yaudah Kaka mau ke kantor dulu, kalau ada apa apa langsung telfon Kaka aja yah Vie, bay"

Tuuut..

Vie berdecak sebal, kakaknya memang Takan pernah berubah, selalu gila kerja dan tergila gila dengan... Ah abaikan lah.

Vie melanjutkan perjalanannya menuju ke arah kamar mandi sembari bersenandung kecil, namun bunyi ketukan pintu dari ruang depan menggema sampai kamarnya "isshh, siapa lagi sih" kesalnya, lalu menghentak hentakan kakinya menuju pintu untuk melihat siapa gerangan yang mengganggu acara mandinya.

"Iya sebentarr" ucapnya sedikit berteriak karena ketukan pintu terdengar seperti terburu buru dan berulang kali.

'Ceklek'

Brak...

"Baassss, aku dataaang...." Teriak seorang gadis dengan hanya memakai terusan hitam satu jengkal di atas lutut yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Vie hanya mengerutkan keningnya, bingung karena ia baru melihat wanita di depannya ini 'apa mungkin sodara tian' batinnya.

Pandangan mata wanita yang baru saja masuk itu teralihkan oleh wanita yang baru saja membukakan pintu untuknya. Mata wanita itu menatap wanita di depanya dari atas sampai bawah seperti menilai lalu berdecih tak suka "siapa kau?" Tanyanya acuh dengan pandangan mencemooh.

"Vie" jawab Vie polos.

"Aku tak menanyakan namamu bodoh!" sarkas wanita di depannya dengan nada tak suka. Vie hanya menatap aneh.

"Duduk dulu.." ucap Vie sopan "cari Tian?" Tanyanya bingung dengan wanita dengan bibir merah darah ini yang duduk layaknya ia yang memiliki kekuasaan di sini.

"Hei!, Berani sekali kau memanggil Sebastian ku dengan sebutan Tian, Dia akan menghukumu jika ia tau, dasar wanita tak tahu diri!" wanita itu melipat kakinya "bawakan aku lemon tea" ucapnya lalu mulai menyalakan tv dan menikmati cemilan yang ada di nakas.

Vie hanya menurut saja, setelah ia meletakan lemon tea untuk wanita yang bibirnya semerah darah itu ia ke kamar, mungkin Vie akan membangunkan si tukang tidur itu.



🍃



Dan disinilah Vivian Wheeler duduk sambil menikmati keripik kentang dengan menyaksikan spons yang bisa bicara, namun acara nonton tv nya terganggu karna sedari tadi wanita yang Tian bilang bernama Briana itu terus merengek pada Tian yang terlihat tak peduli membuat Vie sedari tadi menghembuskan nafas beratnya.

Bisa saja ia pergi, namun Tian memaksa Vie untuk menemaninya dengan tatapan memohon karena ia juga risih wanita disampingnya yang sedang menggodanya dengan menggerakan payudara di lengannya tali Tian malah jijik dengan hal itu.

Briana mengalihkan perhatiannya, lalu memandang Vie "kau" panggilnya.

"Aku?" Tanya Vie menunjuk dirinya sendiri.

Briana berdecak sebal "iya kau bodoh, kenapa kau masih ada disini, pergi sanah. Kau tak lihat aku sedang bersama kekasihku, dasar wanita gatal!" ucapnya membuat sesuatu dalam diri Vie aneh.

Vie menatap Tian meminta penjelasan, karena ia pikir wanita itu adalah sepupu Tian. Tian hanya bisa diam dan menunduk membuat Vie sesak, ia dengan segera memasuki kamarnya lalu menguncinya.

"Apa yang kau katakan ana?" Tanya Tian jengkel pada wanita di sebelahnya.

"Memang apa yang aku katakan, benar bukan, aku ini kekasihmu, dan akan tetap seperti itu" jawab Briana dengan nada sensual membuat Tian ingin muntah mendengarnya.

"Terserah lah, aku pergi" ucapnya lalu berdiri, berjalan keluar asrama menenangkan fikirannya.

"Baaass!, Basstiannn!" Teriak Briana.


🍃



"Pertunanganmu akan di laksanakan satu bulan dari sekarang"

"Tap..tapi pah" elakan pria berkaos hitam bercorak itu terhenti karena ucapan pria paruh baya yang tak terbantahkan.

"Tak ada tapi tapian, dan kau harus menyetujuinya!" Setelah mengatakan itu, pria ber setelan jas rapih itu melenggang pergi memasuki mobil mewahnya lalu melesat begitu saja.

Pria berkaos hitam itu mengusap rambutnya frustasi "bagaimana aku bisa mengatakan padanya" ucapnya lirih.

Pria itu bersimpuh sambil menunduk "maafkan aku Vie" gumamnya.





TBC

Aku tau, semakin kesini semakin aneh, menurut kalian perlu aku ganti judulnya atau aku hapus ceritanya?

Oya btw,,, kenalin nama aku Clara. Salam kenal ,,, aku cuma bilang cuma di cerita ini aja,, karena aku takut temenku tau aku bikin cerita dewasa gitu kan aku masih sekolah, bisa bisa nnti kena masalah.. jadi aku nyoba nutupin jati diriku... Mungkin nanti setelah lulus baru aku bisa ngga terkekang di wattpad, temenku sbnernya ada satu dua orang yang tau, tapi aku percaya mereka ngga sebar sebar deh.. wkwkwk...

Oya ini blom ada tiga hari dan kejutannya adalah,,,, AKU BAKAL DOUBLE UP . YEEEEEYYYY.

Kenapa double up? Karena emang lagi ada mukjizat mukjizat yang masuk ke otak daaaannn....

Tapi buat next partnya nnti malem yaaaaa 😁

Vote vote vote !!!!

Coment coment coment!!!!

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Students'ex (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang