Tiga puluh

7.8K 127 9
                                    

Selamat malam semuanyaaa, halooooooooo apakah ada yang merindukanku? Ah gada? Baiklah...

Disini hujan, trs tiba tiba tangannya ngetik dengan sendirinya...

Happy reading ♥️

Esok harinya dengan segera Tian dan Daniel berangkat menuju tempat yang ada dipinggiran kota, yang Daniel tau adalah tempat Vie berada.

Mereka mengendarai mobil Jeep nya dengan cepat, mereka tak mau menunda-nunda waktu untuk menyelamatkan dua nyawa yang sangat mereka cintai.

Sedari tadi Tian sudah cemas, ia takut akan kehilangan Vie dan bayinya untuk kedua kalinya. Kenapa disaat hari ini harusnya ia hidup bahagia dengan wanita pujaanya, tapi takdir berkata lain.

Daniel yang melihat itupun menenangkan Tian "tenang saja, Vie wanita yang kuat. Ia pasti baik baik saja" ucapnya. Tian hanya mengangguk, semoga saja apa yang dikatakan Daniel itu benar. Semoga saja.

Perjalanan memerlukan waktu dua jam lamanya karna di kota tadi ternyata sedang macet panjang. Dan mereka sudah sampai di pinggiran kota, kanan kiri mereka pohon pohon tinggi menjulang, hawa yang menenangkan untuk menyendiri.

"Disana" ucap Daniel cepat. Ia segera memelankan laju kendaraanya. Ia menyuruh anak buahnya bersembunyi, agar kehadiran mereka tak diketahui oleh seseorang yang menyekap Vie.

Daniel dan Tian turun dari Jeep nya, lalu berjalan mengendap, tak lupa pistol dan pisau mereka siapkan untuk berjaga jaga.

❤️

Sudah semalaman Vie disini, semenjak kemarin ia tak memakan apapun karna ia tak berselera makan. Rio sudah membujuk wanita itu, tapi Vie tetap enggan memakan apapun yang pria itu berikan. Ia tak mau, ia ingin bertemu dengan keluarga nya, ia ingin bertemu Tian, kenapa ia begitu naif dan percaya begitu saja pada seseorang yang hanya mengirim sebuah surat.

"Makanlah Vie, kau bisa sakit" bujuk Rio untuk kesekian kalinya.

"Tidak, aku tak mau" jawab Vie tanpa sedikitpun melirik makanan itu ataupun Rio sendiri.

"Ingat kau sedang hamil" ucap Rio.

Vie terkekeh sinis "kau tau aku sedang hamil, tapi kenapa kau mengurungku, kau memisahkan anak dari ayahnya" tegas Vie. Ia sungguh tak tau bagaimana jalan pikir Rio, seseorang yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya, tapi hanya sesaat karena ia tau, Rio lelaki yang takkan puas akan satu wanita.

Rio tersenyum smirk, lalu membelai wajah putih Vie yang sekarang telah pucat karena kurang makan dan istirahat namun segera ditepis oleh sang empu "aku tak memisahkan dia dari ayahnya baby" jelasnya.

Vie pun menoleh, menatap pria di hadapannya ini "benarkah?" Tanyanya sendu, ia tersenyum berpikir bahwa Rio akan membawanya pulang, namun senyumannya luntur saat pria berjas putih itu melanjutkan kata katanya

"Aku yang akan menjadi ayahnya"


❤️


Ada beberapa orang bertubuh besar bak algojo yang menjaga di luar gedung. Mereka harus mencari akal. Seketika lampu menyala di otak selangkangan Daniel, ia segera mencari batu yang cukup besar lalu ia melemparnya ke arah sebelah gedung yang berisi tumpukan besi besi, seketika besi besi itu berbunyi nyaring, bahkan ada yang sampai terjatuh. Haha memang Daniel selalu tepat sasaran.

Dua orang penjaga tersebut segera berlari ke arah sumber suara, dan dengan segera mereka berdua, Daniel dan Tian berlari masuk kedalam gedung. Anak buah Daniel yang akan mengurus dua algojo tadi.

Students'ex (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang