Haiiii kembali lagi sama akuuu....
Mungkin disini agak sedikit bingung, tapi semoga paham deh 😘
Oya yang punya request buat part ini cocoknya judul apa bisa komen yaa.. aku bingung soalnya.
Langsung cusss Dedeh
Happy reading ♥️
Minggu besok adalah ujian kelulusannya, ia sudah dari jauh jauh hari mempersiapkan dengan belajar giat setiap ada waktu luang.
Manik hitam pekat itu tengah menatap rumput hijau yang lumayan luas di taman belakang sekolah. Menikmati desiran angin sore yang menerpa wajahnya.
"Ah, ternyata kau disini" ucap suara berat itu, lalu Vie merasakan kursi taman yang didudukinya bergerak sedikit menandakan orang itu duduk di sebelahnya.
"Sudah belajarkah? Bukankah Minggu depan sudah ujian kelulusan yah, tak terasa waktu begitu cepat berlalu" monolog Alvi, salah satu teman lelaki Vie.
Ya, Vie pun mengakui itu, waktu berjalan begitu cepat, dari mulai pertama kali ia masuk sekolah saat pertemuan memalukannya dengan Tian di dalam bilik kamar mandi, kebersamaan dengan pria itu, tawa dan tangis hingga pria itu pergi, meninggalkan peri yang juga ikut pergi lebih jauh.
"Iya, waktu memang begitu cepat, tanpa kita sadari" ucap Vie pelan dengan senyum kecilnya.
"Apa malam ini kau sibuk?" Tanya Alvi yang sedang memfokuskan pandangannya padah wajah ayu Vie.
Vie menoleh, dan pandangan mereka pun bertemu "tidak, kenapa?" Tanyanya.
"Aku rindu padamu" ucap Alvi manja.
Vie hanya terkekeh, ia sudah tau maksud dari Alvi dan ia hanya mengangguk saja.
"kamu ke kamar ku saja, nanti sekalian aku buatkan makan malam" ucap Vie lembut sambil tersenyum, senyum yang menenangkan bagi siapapun yang melihatnya.Alvi yang melihat senyum itupun balas tersenyum. Ia mendekat membisikan sesuatu di telinga Vie "kau sudah cukup menjadi makan malamku Vie" ucapnya di akhiri dengan kekehan di akhirnya.
"Awww..." Ringisnya ketika tiba tiba wanita itu mencubit pinggangnya.
"Kau ini Vi," ucap Vie sebal, bisa di bilang Alvi lah yang paling dekat dengannya. Jika kalian bertanya Rio, Vie juga tau Rio adalah playboy di sekolah ini, tak jarang ia melihat Rio tengah bergelut panas dengan wanita lain padahal Rio sering meminta Vie untuk menjadi kekasihnya.
"Iya iya,, nnti aku ke kamarmu, akan ku bawakan coklat dan cupcake kesukaanmu juga" ucap Alvi membuat Vie berbinar senang.
"Kamu memang yang paling mengerti aku Vi" ucap Vie tulus lalu menyanderkan kepalanya pada pundak Alvi dan di terima oleh pemuda itu dengan tangan terbuka.
🍂
Pemuda itu rasa ia sudah kehilangan kendali, memang benar. Ia sangat menyayangi, bukan, bukan hanya sayang tapi pria itu mencintai wanita yang sekarang sedang di hujaminya ini.
Suara desahannya yang mengalun begitu indah di telinga Tian, keringat yang bercucuran dan nafas yang tersenggal senggal menambah kesan sexy Vie yang sedang di bawahnya .
"Aku sampai" ucap Tian lalu menyemburkan seluruh spermanya dalam rahim Vie hingga mbeleber keluar dari vagina Vie "aahhhh" desahnya lega lalu mengecup ringan bibir Vie yang terbuka sedikit "trimakasih" ucapnya lalu berbaring di sebelah Vie.
"Maaf pak, kondisi nona Vie sedikit lemah. Jangan biarkan nona mandi malam apalagi sampai pingsan begini karena tak baik untuk keadaan janin dalam kandungannya" ucap sang dokter yang baru saja keluar ruangan untuk memeriksa keadaan Vie.
Semalam Tian baru saja pulang dari rumah papahnya, untuk beberapa hari ia disana karena keinginan papanya yang gak bisa ia tolak.
Seketika Tian mematung "hamil dok?" Tanya Tian tak percaya, ada rasa bahagia namun sedih di saat bersamaan dalam dirinya.
"Lah jadi bapak belum tau tob, jadi selamat yah pak. Nona Vie sedang mengandung, mungkin baru akan menginjak usia dua minggu. Apalagi nona masih dibilang cukup muda untuk mengandung, saya permisi" pamitnya yang dijawab anggukan oleh Tian.
Ceklek...
Disana.
Manik hitam pekat itu belum terlihat karena masih tertutup. Wajah ayu rupawannya sekarang sudah putih pucat. Bibirnya pun agak kering.
Tian menatap sendu wanita yang amat di cintainya itu. Lalu ia melangkah mendekat. Mata itu terbuka pelan, menampilakn manik yang beberapa hari ini Tian rindukan.
Bibir mungil itupun mengucapkan namanya dengan sangat pelan karena kondisinya yang masih sangat lemah.Entah setan apa yang merasuki Tian, dengan tak berperasaanya dia mengatakan "gugurkan kandungan itu, aku tak menginginkannya" lalu setelah mengatakan semua itu Tian pergi dengan bendungan yang sudah sangat ingin keluar sedari tadi di pelupuk matanya 'maafkan aku vie' batinnya.
"Pak maaf, apa perlu saya ganti kopinya. Yang itu saya rasa sudah dingin" ucap seorang pelayan membuat Tian tersadar di dunianya sekarang.
Pria berjas hitam dengan kemeja dongkernya itu menatap pelayan yang sedang berbicara dengannya "tidak perlu, setelah ini saya akan langsung pulang" jawabnya dengan senyum kecil di akhirnya.
"Baik pak" ucap pelayan itu lalu pergi mengurusi pelanggan lain.
Tian menatap ke arah jalanan yang masih begitu ramai walau ini bukan hari weekend "apakah peri kecil kita masih ada sampai sekarang Vie. Atau kau menuruti perkataan pria jahat ini" monolognya.
TBC
Blom pinter ngetik yang banyak banyak.
Kalau bingung maaf, semoga kalian paham 🙃.
Jangan lupa voment yaa
... Makasih untuk 200k lebih pembacanya... ❤️❤️❤️
Lope yu ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/216739418-288-k814866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Students'ex (ON GOING)
RomanceCerita di private, follow dulu sebelum membaca Ini hanyalah kisah tentang pertemuan antara Vie dengan seorang pemuda yang memberikan manis pahitnya perasaan... Pria berkaos hitam itu mengusap rambutnya frustasi "bagaimana aku bisa mengatakan padanya...