Raka pov's
Kalau kata Bunda aku emang gak jago bohong, makanya cepet banget dah perasaan ketahuannya. Ya mau gimana lagi, aku juga punya prinsip yang aku pegang erat, yaitu nikah hanya satu kali seumur hidup.
Aku harus banyak sabar ngadepin cewek itu. Kalau untuk masalah cinta, ya aku tidak berani jamin kalau cinta akan tumbuh diantara kami.
Hari ini aku dan dia akan pergi ke Jepang. Seharusnya cuman aku yang pergi, karena ada urusan dengan klien. Tapi, Bunda memaksa untuk aku mengajak serta istri, katanya sekalian bulan madu.
Aku saja belum kepikiran sampai sana, Bunda justru mendesak pengin punya cucu.
Aku malah berencana untuk membuat strategi baru untuk melancarkan aksiku yang sebelumnya gagal. Jangan panggil aku Raka, kalau tidak punya yang namanya plan B. Setelah gagal dengan berakting sebagai orang berkebutuhan khusus. Aku berencana untuk mengetes kesabaran Indun itu ngadepin aku yang resek ini.
Aksi pertama aku jalankan dengan memerintah dia untuk membawa semua barang keperluan ke Jepang. Agak kejam memang tapi mau gimana lagi.
Dia terlihat sangat kuwalahan membawa dua tas, punyaku dan dia. Aku yang berjalan di depan sesekali menoleh ke belakang sekedar melihat keadaannya.
Namun, ada yang membantu dia membawakan tas-tas itu. Aku lantas mempercepat ritme jalanku masuk pesawat. Di dalam pesawat, aku pura-pura tidak memperdulikannya ketika sedang menaruh tas ke kabin.
Dia lantas duduk di sampingku, tepat di sebelah jendela. Pesawat pun take off.
"Whuahh!! Keren bener yak ngeliat Jakarta dari atas gini," ucapnya. Suara dia memang kayak toak ya, beberapa orang menoleh ke arah kami. Ck, aku sangat malu, aku menutup wajah dengan majalah yang sedari tadi aku baca.
Aku mendekatkan wajahku ke arah telinga Indun. "Woi, ngapain sih. Norak banget, gak usah berisik juga kali," bisikku. Dia lantas menoleh, namun sialnya, wajahku dan dia berada sangat dekat saat ini.
Hampir saja bibir kami bersentuhan. Kami lantas secepat kilat memposisikan tubuh seperti semula. Ku lihat wajahnya memerah. Ia menutup cepat wajahnya.
"Ekhemm.." Aku berdeham mencairkan suasana.
"Modus banget sih lo, hampir aja ciuman pertama gue hilang," protesnya. Apa?! Jadi anak ini benar-benar belum pernah ciuman. Waw. Beda banget sama aku yang beberapa kali pernah ngelakuin itu sama beberapa mantan.
"Yeee, siapa juga yang mau modusin bocil kayak kamu," tukasku.
Perjalanan memang memakan waktu cukup lama. Aku dan Indun tertidur. Namun, aku terbangun ketika sesuatu yang keras menimpa pundakku.
Saat aku lihat di samping kanan, ternyata itu kepala Indun yang sudah mendarat sempurna di pundakku. Awalnya aku mau menyingkirkan itu, namun melihat Indun sangat pulas, jadi tidak tega untuk memindahkan posisi kepalanya.
"Idih, pake ngiler lagi. Dasar cewek jorok."
Aku harus merelakan jaket kesayanganku terkena ilerannya si Indun.
• • •
Indun pov's
"Bangun... Heii bangun Ndun!"
Ck. Suara itu beberapa kali ganggu tidur gue. Sialan, siapa sih berani-beraninya ganggu kenikmatan tidur gue.
"Iyeee bawel banget sih!" teriak gue. Pas nyawa gue udah kekumpul, gue ekspresinya Raka pas gue teriakin. Mati gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Idiot [Completed]
RomanceBanyak cara yang digunakan manusia untuk memenuhi hasratnya menemukan cinta sejati. Mungkin cara Raka sedikit aneh, namun ia meyakini itu akan berhasil. Bagaimana caranya? Penasaran? Langsung baca aja yuk! #1 in akad (May 2021) #2 in different (Sept...