CHAPTER 19

1K 102 0
                                    

Setelah mengisi perutnya, Indun nekat untuk pergi berjalan keluar hotel sendirian. Kalau nungguin Raka, kagak bakal diajak keluar gue. Pikirnya.

Sekarang waktu menunjukkan jam sembilan malam. Indun justru nekat seorang diri berjalan, diantara banyaknya warga Tokyo yang belalu lalang.

Indun terlihat terpesona dengan kota Tokyo di malam hari. Berbekal rute di brosur yang ia dapatkan dari hotel tadi, ia berjalan menuju Tokyo tower sebagai tujuannya malam ini. Melihat Tokyo tower saat sampai ke hotel tadi membuatnya terhipnotis dan ingin melihat lebih dekat.

"Kapan lagi yekan, gue bisa jalan-jalan. Kalau nungguin si Raka, kayaknya kagak mungkin. Orang dia aja ke sini mau ngurus kerjaannye," gumam Indun.

"Widih keren banget dah di sini, sayang banget gue kagak punya hp," keluh Indun.

Seketika langkah Indun terhenti.

Sekarang di depannya sudah ada jalan dengan jalur zebra cross yang bercabang.

Sekarang di depannya sudah ada jalan dengan jalur zebra cross yang bercabang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indun tertegun sejenak. Ia kembali melihat rute yang ada di brosur.

"Oh, jadi gue musti serong kanan, gampang itu mah." Indun dengan yakin melangkahkan kaki, menerobos keramaian. Namun, tak disangka, Indun yang tadi melangkah yakin kini justru terbawa arus orang-orang yang sedang berjalan.

Di tengah keramaian ia tak bisa melihat dengan jelas mana jalan yang ia tuju tadi. Akhirnya, dengan usaha keras ia bisa keluar dari kerumunan itu.

Saat berada di seberang jalan, ia menyeka keringat yang ada di dahinya. Padahal, cuaca saat ini cukup dingin.

"Anjir ampe keringetan gue," cetusnya.

Indun menghela napas lega karena berhasil menyeberang. Ia melihat ke belakang, tepatnya ke jalan yang ia tuju.

"Ehh, ini bener kagak ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Halah, kalau jalan ntar pasti ketemu ama jalan laen. Kan gue cuma harus lurus doang," sambungnya.

"Tokyo tower, i'm coming!" teriak Indun, sembari berlari kecil.

Tiga puluh menit berjalan. Indun tak kunjung menemukan Tokyo tower. Dengan sebotol minuman di tangan kanannya, Indun memutuskan duduk dulu di kursi pinggir jalan.

"Gue di mana sih ini? Perasaan kagak nyampe-nyampe ke Tokyo tower," ucap Indun.

Ia meminum minuman yang ada di tangannya. Setelah beberapa menit beristirahat, Indun melanjutkan perjalanannya. Tidak lagi mencari keberadaan Tokyo tower, melainkan pulang lagi ke hotel.

I Love You Mr. Idiot [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang