1. Amanah.

8.7K 260 7
                                    

   Gadis mungil yang memiliki tinggi badan sekitar 154 centimeter. Berkulit putih,  hidung mancung, rambut lurus sedada dengan mata hazelnya yang indah. Semua tercetak sempurna membuat seorang Prillya Larenza terlihat sangat cantik. Tapi sayangnya sifat Prillya Larenza tak secantik wajahnya. Ya bisa di bilang gadis yang akrab dipanggil Prilly mempunyai sifat jauh dari kata baik. Kebiasaannya yang sering membolos jam kuliah, tidur di kelas, sampai membuat onar di kelas. Membuat semua orang nggan berdekatan dengan seorang Prillya Larenza. Hanya Aurora lah yang ingin bersahabat dengan seorang Prillya Larenza. Wajar saja Aurora adalah sahabat Prilly dari SMP. Aurora cukup kaget akan perubahan Prilly. 3 tahun berpisah dengan Prilly membuat sifat sahabatnya berubah drastis. Pasalnya Prilly tak seperti ini saat SMP dulu. Prilly tergolong anak baik dan cukup pintar. Apalagi saat mendengar cerita Prilly yang pernah dikeluarkan di tiga kampus. Membuat Aurora semakin tak percaya dibuatnya.

   Prilly melangkahkan kakinya. Memasuki gedung kampus yang sudah 3 tahun ini menjadi tempatnya menuntut ilmu. Bukan karena sifat Prilly yang berubah, tapi karena pemilik kampus ini adalah kekasih Aurora sahabatnya. Jadi setiap Prilly ingin dikeluarkan. Pasti Aurora selalu memohon pada pemilik kampus ini. Yang tak lain adalah kekasih sahabatnya. Membuat Prilly sampai sekarang masih bertahan berada di kampus ini. Walaupun sifatnya membuat semua Dosen kesal dibuatnya. Terutama Aliandra Syarief. Seorang Dosen muda sekaligus pemilik kampus ini. Yang tak lain adalah pacar dari Aurora.

    Aliandra Syarief laki-laki yang memiliki tinggi badan 172 centimeter, rambut hitam legam yang selalu tertata rapih, berkulit putih, hidung mancung, alis tebal, dan jangan lupakan bulu matanya yang lentik menghiasi mata hitam legam indah miliknya. Membuat Ali menjadi idaman para mahasiswinya. Tapi tidak dengan Prillya Larenza. Prilly tak tertarik sama sekali dengan dosen yang katanya memiliki pesona dewa yunani itu. Walaupun Aurora selalu memuji-muji Ali di depannya. Tak membuat Prilly tertarik sedikitpun pada dosen menyebalkan itu.

    Prilly terus melangkahkan kakinya menuju kantin dengan percaya diri. Walaupun tatapan sinis dan merendahkan dari beberapa orang yang berpapasan dengannya. Tak membuat Prilly risih. Prilly sudah biasa mendapatkan tatapan seperti itu. Menurut Prilly hal seperti itu sudah biasa dan makanan sehari-hari bagi Prilly, yang notabenya mahasiswi yang sering buat onar. Jadi wajar tatapan sinis, merendahkan selalu Prilly dapatkan.

"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly.

"Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal.

"Saya mau melamar kamu. Saya tahu kamu juga mendapat amanah itu, 'kan," ucap Ali seraya menatap datar gadis mungil dihadapannya. Sedangkan Prilly hanya diam, ingatannya kembali pada kejadian satu tahun yang lalu.

-Flashback on-

"Prill, nanti kalo gue meninggal. Lo mau yah, gantiin gue jagain Ali," ucap Aurora membuat Prilly menatapnya aneh.

"Lo pasti sembuh kok, gue yakin. Lo jangan patah semangat gini dong," ujar Prilly menyemangati Aurora sahabat sejak SMPnya.

"Tapi Prill, cari ginjal yang cocok sama gue gak gampang. Gue gak yakin bisa sembuh," lirih Aurora.

"Mangkanya, lo kasih tau Ali lo itu. Siapa tau dia bisa bantuin lo, nemuin ginjal yang cocok buat lo," ucap Prilly memberi saran.

"Gak, gue gak mau buat Ali kepikiran Prill," ucap Aurora lirih. Prilly yang melihat Aurora pun iba, tapi dia tidak mungkin menggantikkan posisi Aurora. Untuk menjadi kekasih Ali.

-Flashback Off-

"Gue tetep gak mau," ucap Prilly kekeh pada pendiriannya.

"Berarti lo, orang yang gak tau balas budi," ucap Ali dingin tatapannya sendu.

My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang