Prilly menatap Ali yang sedang fokus pada kemudinya. Lalu menyenderkan kepalanya di bahu Ali.
"Makasih yah udah mau bebasin Rebeca," ucap Prilly yang membuat Ali mengecup rambut Prilly sekilas. Sebelum kembali sibuk pada kemudinya.
"Aku lakuin ini demi kamu. Jadi kalo dia berbuat ulah lagi. Aku gak akan bebasin dia lagi," ucap Ali yang membuat Prilly mengangguk paham. Prilly juga tak akan memaafkan Rebeca. Jika gadis itu mengusik kehidupannya dan Ali lagi.
Ali turun dari mobilnya. Lalu membukakan pintu untuk Prilly. Yang membuat Prilly langsung mengalungkan tangannya di tengkuk Ali. Ali langsung menggendong Prilly memasuki kantor polisi. Untuk mencabut tuntutan Ali kepada Rebeca.
"Gue ke sini mau bebasin lo, atas permintaan Prilly," ucap Ali saat melihat Rebeca sudah duduk dihadapan mereka.
"Makasih Li, udah mau bebasin gue. Makasih banget," ucap Rebeca seraya menggenggam tangan Ali. Yang membuat Prilly mengerucutkan bibirnya. Prilly jadi menyesal membujuk Ali untuk membebaskan Rebeca. Jika akhirnya Prilly harus melihat Rebeca memegang-megang Alinya.
"Lo gak usah makasih sama gue. Karena sebenarnya gue gak ada niat sedikit pun, buat bebasin lo. Ini karena Prilly yang minta gue bebasin lo. Kalo dia gak minta gue gak akan bebasin lo," ucap Ali seraya menepis tangan Rebeca. Yang menggenggam tangannya.
"Makasih yah Prill," ucap Rebeca yang hanya dibalas deheman oleh Prilly.
"Lo tandangan di sini," ucap Ali seraya mengeluarkan selembar kertas dan bolpoint. Dari saku jaketnya.
"Ini apa?" tanya Rebeca seraya menatap Ali. Yang membuat Prilly juga ikut menatap Ali.
"Ini surat perjanjian. Bahwa lo gak bakal ganggu gue, terutama Prilly. Dan kalo sampe lo ingkar. Lo harus siap gue masukin lo ke penjara lagi. Dan gue gak akan bebasin lo lagi," jawab Ali yang membuat Prilly menatap Ali tak percaya. Suaminya ini sangat pintar. Pantas saja suaminya ini menjadi Dosen.
"Cepet lo tanda tangani surat berjanjiannya. Itu sih kalo lo mau bebas," ucap Ali yang membuat Rebeca langsung mengambil surat, dan bolpoint yang berada di meja. Lalu menandatangani surat bermaterai. Yang diberikan Ali padanya.
Setelah menandatangani surat perjanjian yang dibuat Ali. Rebeca memberikan kembali surat yang Rebeca tanda tangani kepada Ali. Yang membuat Ali langsung mengambil surat yang sudah di tanda tangani Rebeca. Lalu melangkah ke arah polisi. Untuk mencabut tuntutannya pada Rebeca.
Setelah selesai mencabut tuntutannya pada Rebeca. Ali langsung menggendong Prilly keluar kantor polisi. Lalu memasuki mobilnya. Dan melajukannya ke arah rumah Ali.
"Ali aku mau liat kamu jambak orang botak deh," ucap Prilly yang membuat Ali langsung mengerem mobilnya mendadak. Karena kaget atas permintaan Prilly. Yang benar saja! Prilly memintanya menjambak orang botak?
"Ih Ali kok ngerem mendadak sakit tau kepentok," Prilly mengelus dahinya yang sedikit sakit, akibat terbentur dashboard mobil. Karena Ali mengerem mobilnya dadakan.
"Maaf, habis aku kaget. Kamu minta aku jambak orang botak. Kamu tau, 'kan orang botak gak punya rambut. Aku jambak apanya coba? Kalo rambut aja gak punya. Masa aku jambak kepalanya," jelas Ali seraya mengelus dahi Prilly.
"Gak mau tau! Aku mau liat kamu jambak orang botak," ucap Prilly yang membuat Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bagaimana tidak? Permintaan gadis mungilnya ini sangat sulit untuk dikabulkan Ali.
"Tapi orang botakkan gak punya rambut sayang. Terus apanya yang mau aku jambak?" tanya Ali yang membuat Prilly menyingkirkan tangan Ali yang berada di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...