Ali keluar dari kamar mandi, dalam keadaan basah kuyup. Lalu Ali duduk di lantai samping ranjang. Ali masih tidak percaya, dengan apa yang tadi dirinya ingat.
Ali membuka laci, mencari buku diary yang diberikan oleh Aurora. Setelah menemukan buku tersebut. Ali membaca lembar demi lembar buku diary yang diberikan oleh Aurora kepadanya. Seraya kembali mengingat.
-Flashback On-
Ali berjalan cepat menelusuri koridor rumah sakit. Ali mau menanyakaan pada Aurora. Apa maksud semua yang tertulis di buku diary, yang diberikan padanya.
"Om, Tante kenapa?" tanya Ali saat sudah memasuki ruang rawat Aurora, dan melihat kedua orang tua Aurora menangis. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Aurora udah meninggal Li," jawab Om Robert selaku Papah kandung Aurora, yang membuat Ali menggeleng tak percaya. Mana mungkin kekasihnya meninggal. Aurora bilang kemarjn bahwa Aurora hanya kecapean. Tidak ada penyakit berbahaya, tapi mengapa sekang seperti ini?
"Gak mungkin Om, kemarin Aurora bilang kalo dia cuma kecapean. Aurora cuma tidur Om. Sayang hey bangun," ucap Ali seraya menghampiri Aurora. Ali berusaha membangunkan kekasihnya. Ali sama sekali tidak percaya. Jika kekasihnya sudah meninggal. Baru kemarin Aurora berjanji akan selamanya bersama dirinya. Mana mungkin sekarang dia pergi meninggalkannya.
"Bangun Ra, kamu gak beneran ninggalin aku, 'kan?" tanya Ali yang melihat Aurora terpejam. Ali mengguncang-guncangkan tubuh Aurora. Berusaha membangunkannya, tapi Aurora tak kunjung bangun.
"Om Tante, Aurora bilang kemarin cuma kecapean. Tapi kenapa sekarang dia pergi ninggalin Ali. Dia udah janji gak bakal ninggalin Ali. Aurora udah janji Om," ucap Ali air matanya jatuh. Saat menyadari Aurora benar-benar sudah meninggalkannya. Untuk selamanya.
"Aurora sebenarnya, punya penyakit ginjal. Itu alasannya kenapa dia sempet pindah ke singapure, buat lanjutin kuliahnya di sana. Padahal dia mau berobat di sana, tapi Aurora butuh ginjal baru. Untuk menggantikan ginjalnya yang rusak. Tapi Aurora tak mendapatkannya," jelas Om Robert, yang membuat Ali terduduk lemah di lantai. Jika tau seperti ini. Ali akan mendonorkan ginjalnya untuk Aurora. Agar kekasihnya masih bisa hidup bersamanya.
"Ra, kenapa kamu gak bilang. Kamu harusnya bilang sama aku. Supaya aku bisa donorin ginjal aku buat kamu. Kenapa kamu harus bohong sama aku. Kenapa kamu gak terus terang sama aku, kenapa Ra?" tanya Ali seraya menjambak rambutnya frustasi. Jadi ini alasan Aurora memintanya agar menjaga Prilly. Seperti menjaganya. Jadi ini maksud isi diary yang diberikan Aurora padanya.
Ali berjalan gontai, menuju ruangan dokter yang menangani Aurora.
"Dok, saya mau donorin ginjal saya buat pasien bernama Aurora," ucap Ali saat memasuki ruangan Dokter, yang merawat Aurora.
"Maaf Mas, semuanya sudah terlambat. Pasien sudah meninggal, dan kami tidak bisa melakukan operasi pada pasien yang sudah meninggal. Ginjal mas akan sia-sia. Jika kami tetap melakukan operasi itu," jelas Dokter tersebut, membuat Ali menggeleng.
"Gak, dia belum meninggal. Dia lagi tidur Dok," ucap Ali sungguh dirinya tidak mau kehilangan Auroranya.
"Maaf, pasien sudah meninggal. Lebih baik Mas terima dengan lapang dada. Kami sudah berusaha sebisa mungkin. Untuk menyembuhkannya, tapi Tuhan berkehendak lain," jelas Dokter tersebut membuat tangis Ali pecah.
"Dokter yang dari awal gak jujur sama saya. Dokter kemarin bilang, pasien hanya kecapean, tapi apa? Dokter bohong sama saya," ucap Ali emosinya mulai memuncak. Saat mengingat penjelasan Dokter tersebut kemaren.
"Maaf Mas, saya hanya mengikuti perintah pasien. Yang tidak mengizinkan saya untuk berbicara pada Mas," jelas Dokter tersebut.
-Flashback Off-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...