Prilly menggeliat kecil. Saat sinar matahari mulai memasuki celah-celah jendela, yang berada di kamarnya. Setelah kesadarannya sudah penuh. Prilly menatap tempat yang berada di sampingnya. Lalu senyumnya mengembang. Tatapannya beralih di bibir tipis milik Ali dan menciumnya singkat. Bibirnya benar-benar menggoda. Bahkan sangat menggoda. Prilly langsung berlari ke kamar mandi. Saat melihat Ali mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Gengsinya masih terlalu besar.
Setelah selesai mandi. Prilly menatap dirinya di cermin. Kondisinya tidak seburuk kemarin, saat Ali berada di rumah sakit. Memang pengaruh Ali sangat besar, pada dirinya.
Prilly mulai memoles wajahnya, dengan make up tipis. Lalu menoleh menatap Ali yang masih tidur. Prilly fikir tadi Ali mengerjap-ngerjapkan matanya akan bangun. Tapi ternyata laki-laki itu masih tertidur, dengan pulasnya.
"Sayang, hey bangun yuk," ucap Prilly berbisik pada Ali, seraya mengelus rambut Ali. Sesekali menciumi rambut Ali.
Ali menggeliat kecil. Seketika bulu mata lentik yang menghiasi mata Ali terbuka. Menampakkan mata indah berwarna hitam legam.
Ali mendongakkakan wajahnya. Membuat bibir Prilly yang tadi sedang menciumi rambut Ali, tak sengaja mencium bibir tipis milik Ali. Membuat Prilly langsung menjauhkan wajahnya, dari wajah Ali.
"Mandi gih, udah siang. Kamu jugakan harus cek up, ke Dokter," ucap Prilly seraya memalingkan wajahnya. Pipinya benar-benar memerah. Prilly merutuki kebodohannya, yang berani-beraninya menciumi rambut Ali.
"Aku mau nyiapin makanan buat kamu dulu," ucap Prilly seraya berlalu dari kamar. Ali yang melihat pipi Prilly memerah hanya tersenyum. Lalu setelah itu Ali memasuki kamar mandi.
Setelah merasa dirinya sudah rapih, Ali keluar dari kamarnya. Seraya membawa laptopnya. Ali menatap Prilly yang sedang menatapnya dengan senyum manisnya.
"Ali makan dulu," ucap Prilly yang melihat Ali duduk. Lalu membuka laptopnya.
"Bukannya makan, malah sibuk sama laptop," gerutu Prilly membuat Ali meliriknya sekilas. Lalu kembali sibuk pada laptopnya.
"Sayang, makan dulu. Ini masakan Prilly lho," ucap Bunda Resi yang sudah mendengar cerita dari Prilly. Jika ingatan Ali sudah kembali. Walaupun belum seutuhnya.
Ali melirik Prilly, yang sedang memasang wajah sebal. Lalu Ali tersenyum, wajah sebal istrinya sungguh sangat menggemaskan.
"Suapin," pinta Ali seraya melirik Prilly. Membuat Bunda Resi tersenyum seraya mengangguk. Memberikan isyarat kepada Prilly agar mau menyuapi Ali.
Prilly menyuapi Ali dengan telaten. Sesekali Prilly mengelap bibir Ali. Bukan karena ada bekas makanan di sana. Melainkan ini modus Prilly. Yang ingin menyentuh bibir Ali.
"Modus banget sih, megang-megang," ucap Ali yang masih sibuk, pada layar laptopnya.
"Gak modus kok. Orang ada bekas makanan di situ," ucap Prilly seraya menunjuk bibir Ali. Dengan jarinya yang Prilly tempelkan di bibir tipis milik Ali.
"Tuh, 'kan, modus lagi," ucap Ali yang membuat bunda Resi terkekeh. Ada saja tingkah aneh mereka, yang membuat geleng-geleng kepala. Sedangkan Prilly menatap Ali sebal. Mengapa seolah-olah laki-laki di hadapannya ini, sedang memberi pengumuman. Bahwa dirinya sedang modus. Ssuaminya ini sangat menyebalkan bukan? Lagian siapa suruh bibir tipisnya sangat menggoda iman.
Setelah selesai makan. Prilly dan Ali langsung menuju rumah sakit. Ya karena hari ini, adalah jadwal Ali cek up ke Dokter. Untuk mengetahui perkembangan ingatan Ali.
Ali dan Prilly berjalan menelusuri kolidor rumah sakit. Menuju ruangan Dokter, yang menangani Ali kemarin.
"Kalo jalan hati-hati dong Mba. Modus amat nabrak-nabrak suami saya," omel Prilly kesal. Saat seorang wanita hamil menabrak Ali. Tapi untung saja wanita hamil itu tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...