Prilly melepaskan pelukkannya pada Ali. Lalu tatapannya jatuh pada bibir tipis milik Ali. Prilly mengecup bibir tipis milik Ali singkat. Setelah itu Prilly langsung berlalu keluar. Karena Prilly merasakan pipinya memanas. Sudah Prilly pastikan sekarang pipinya sudah memerah.
Ali terkekeh geli. Saat melihat Prilly di ruang santai dari kejauhan. Sedang menangkup pipinya yang memerah, dan bibirnya yang tak berhenti bicara. Sepertinya Prilly sedang merutuki kebohannya, yang berani mencium bibir milik Ali.
"Habisan bibirnya ngoda iman banget sih," rutuk Prilly membuat Ali semakin terkekeh. Apa Prilly tidak melihat Bunda Resi, yang sedang menatapnya aneh.
"Bibirnya siapa Prill, yang goda iman?" tanya bunda Resi, yang membuat Prilly membulatkan matanya sempurna. Prilly lupa bahwa Bunda Resi ada di sini. Mungkin karena Prilly sibuk merutuki kebohannya. Yang berani mencium bibir milik Ali, sampai Prilly tak melihat ada Bunda Resi di sini.
"Kok gue gak ngeh yah, kalo ada Bunda. Duh jawab apa nih," ucap Prilly membatin seraya berfikir mencari alasan yang tepat. Untuk menjawab pertanyaan bunda Resi. Sedangkan, Ali ia menatap Prilly dengan tawa terbahak-bahak. Membuat Bunda Resi yang sedang menatap Prilly pun, menoleh kesumber suara. Begitu pun dengan Prilly, yang menatap Ali sebal. Prilly tau pasti Ali sedang menertawakannya. Memang dasar suami menyebalkan. Bisa-bisanya suaminnya ini, tertawa selepas itu di atas penderitaan istrinya. Menyebalkan sekali bukan?
"Bibirnya Ali bun, yang goda imannya Prilly," jawab Ali pada pertanyaan bunda Resi, yang di lontarkan kepada Prilly seraya tertawa. Membuat Prilly menatap Ali semakin kesal. Suaminya ini benar-benar menyebalkan.
Bunda Resi terkekeh geli. Mendengar jawaban Ali. Membuat Prilly menunjukkan deretan giginya yang rapih. Lalu Prilly berjalan menghampiri Ali, menggandengnya menuju kamar mereka.
"Ali udah ih ketawanya. Aku malu tau tadi, ditanyain bunda. Kamu juga jujur banget sih jawabnya. Kan aku jadi tambah malu," ucap Prilly saat melihat Ali tertawa tanpa henti. Suaminya ini benar-benar membuat Prilly malu. Prilly pastikan pipi chubbynya bertambah merah.
"Bohong tuh dosa, jadi harus jujur," ucap Ali yang masih diiringi tawanya. Membuat Prilly menatapnya semakin kesal.
"Lagian ini salah kamu sendiri. Ngapain kamu ngomongnya di situ. Harusnya ngomong di sini aja. Jadikan yang tau aku doang. Tapi kamu ngomong di sana, udah tau ada Bunda. Jadi malu, ' kan," ledek Ali yang semakin menjadi-jadi menertawakan istrinya. Membuat Prilly geram, dan langsung menggigit pipi chubby Ali. Yang membuat tawa Ali berubah menjadi ringisan.
"Aw sakit, kok digigit sih. Mana kenceng banget lagi," ucap Ali membuat Prilly tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya suami ngeselinnya berhenti tertawa juga.
"Habis kamu, ketawa gak mau udahan. Ya udah aku gigit aja. Akhirnya udah jugakan ketawanya," ucap Prilly dengan senyum mengembang. Membuat Ali menatapnya sebal. Istrinya ini sepertinya menggigit pipinya penuh tenaga. Lihat saja pipinya sampai terdapat cap bekas gigitan Prilly. Untung saja tidak sampai berdarah.
"Aku mau ke dapur dulu, yah." pamit Prilly seraya mencium pipi Ali yang tadi digigitnya. Lalu melenggang keluar dari kamar menuju dapur. Prilly berencana membuat kue coklat keju kesukaan Ali, yang sudah di ajarkan Bunda Resi resepnya. Membuat makanan kesukaan Ali. Termasuk cemilan yang Ali suka.
Prilly mulai menyiapkan bahan-bahan. Untuk membuat kue coklat keju kesukaan Ali. Dengan senyum yang selalu mengembang di bibir tipis Prilly. Prilly hanya ingin menjadi istri yang terbaik untuk Alinya. Prilly ingin menebus semua kesalahannya pada Ali.
"Semoga jadinya enak. Harusnya sih enak yah. Orang gue, 'kan udah belajar sama ahlinya. Masa gak enak, 'kan gak mungkin," ucap Prilly seraya terus mengaduk adonan kuenya, dengan senyum mengembang. Sesekali Prilly menyeka peluhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...