14. Metting.

3K 185 21
                                    

    Prilly keluar dari kamar mandi. Dengan dres putih selutut, yang sudah melekat di tubuhnya. Matanya menatap Ali sekilas, yang masih sibuk membaca file. Sebelum akhirnya Prilly duduk di kursi depan meja rias. Prilly mulai memoles wajahnya dengan bedak. Tak lupa juga lipstik yang Prilly oleskan di bibir tipisnya. Semakin menyempurnakan penampilannya hari ini. Prilly tak boleh mempermalukan Alinya, yang akan membawanya metting. Prilly harus terlihat sempurna.

"Jadi temenin aku metting?" tanya Ali yang dijawab anggukkan antusias oleh Prilly. Membuat Ali mengambil jasnya. Lalu memakainya, mata Prilly tak berpaling menatap Ali. Sungguh suaminya ini sangat tampan dengan penampilan casualnya. Tak salah jika dirinya jatuh pada pesona Ali. Memang laki-laki ini sangat memikat.

"Yuk berangkat," ajak Ali yang membuat Prilly tersadar dari lamunannya. Lalu mengangguk tangannya Prilly lingkarkan di lengan Ali. Prilly bergelayut manja di lengan Ali. Menghirup aroma tubuh Ali dalam-dalam. Benar-benar membuatnya candu.

   Ali dan Prilly berjalan keluar hotel, dan menaiki taksi. Menuju kantor tempat diadakannya metting.

"Koleganya cewek, apa cowok?" tanya Prilly membuat Ali membuka kembali agenda mettingnya

"Kayaknya sih cewek," jawab Ali yang membuat Prilly membulatkan matanya. Prilly harus ekstra menjaga Alinya. Prilly tak akan membiarkan seorang wanita pun mendekati Alinya. Kecuali dirinya, Bunda dan Mamahnya yang boleh mendekati Ali.

    Setelah membayar taksi yang mereka tumpangi. Ali dan Prilly memasuki gedung mewah, yang sudah berada dihadapan mereka.

"Oú est la salle de reunion? (ruang mettingnya di mana yah?)" tanya Ali ramah pada resepsionis perusahaan Marvelia group.

"Suivez - moi (mari ikut saya)," Jawab resepsionis itu seraya berjalan, yang membuat Ali dan Prilly mengikiti resepsionis itu dari belakang.

   Setelah menunjukkan ruangan metting. Resepsonis itu pun pergi meninggalkan mereka. Membuat Ali dan Prilly memasuki ruangan metting yang masih kosong.

"Niat metting gak sih? Kok masih sepi gini," gerutu Prilly seraya duduk di kursi yang tersedia di ruangan tersebut. Membuat Ali tersenyum. Lalu Ali duduk di samping Prilly. Yang sedang sibuk memoles wajahnya dengan bedak yang Prilly bawa.

"Sabar," ucap Ali yang membuat Prilly menatap Ali. Sebenarnya hati laki-laki ini terbuat dari apa? Mengapa sangat sabar dan baik. Prilly tak bisa membayangkan betapa sabarnya, Ali meladeni sifatnya yang aneh bin ajaib.

"Désolée jesuis en retard (maaf saya terlambat)," ucap wanita yang muncul dari balik pintu. Membuat Prilly dan Ali menatapnya.

"Rebeca," ucap Ali berdiri dari duduknya, seraya menatap wanita berpenampilan casual itu kaget. Bagaimana tidak? Ternyata koleganya adalah sahabat sejak SMPnya.

"Ali, apa kabar?" tanya Rebeca tersenyum senang, seraya mengulurkan tangannya kepada Ali. Yang Ali terima dengan senyum ramah.

"Alhamdulillah baik," jawab Ali seraya tersenyum ramah. Lalu tatapan Rebeca pun beralih pada Prilly. Yang sedang berdiri di samping Ali. Dengan tatapan tidak suka.

"Ini seketaris kamu?" tanya Rebeca seraya melirik Prilly. Yang membuat Ali juga ikut melirik Prilly, yang sedang menatapnya sebal.

"Prillya Larenza, istrinya Aliandra Syarief," jawab Prilly yang membuat Rebeca membulatkan matanya kaget. Karena seingatnya, Ali menjalin hubungan dengan Aurora. Bukan gadis yang berada dihadapannya ini.

"Rebeca Marvelia," ucap Rebeca seraya mengulurkan tangannya kepada Prilly. Yang tak dibalas oleh Prilly. Prilly tak suka tatapan wanita dihadapannya ini. Seolah-olah ia mencintai Ali. Terlihat dari wajah kagetnya tadi. Saat mendengar jawaban darinya.

My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang