Prilly menggeliat kecil, sesekali mengerjap-ngerjapkan matanya. Mengumpulkan kesadarannya yang masih setengah. Setelah kesadarannya sudah penuh Prilly menatap Ali. Yang berada di sampingnnya, yang masih memejamkan matanya. Seketika senyumnya mengembang, mengingat Ali memeluknya tadi malam.
"Kenapa senyum-senyum, seneng yah dipeluk gue," ucap Ali membuat senyum Prilly, menghilang seketika.
"Gak, kepedean banget sih. Awas tangannya, mau mandi," ucap Prilly seraya menyikirkan tangan Ali yang memeluknya. Lalu melenggang pergi. Memasuki kamar mandi.
"Aneh," gumam Ali seraya kembali melanjutkan tidurnya.
💕💕💕
"Ali bangun, udah siang!" teriak Prilly membangunkan Ali yang masih tidur. Lengkap dengan selimut yang bertengger di tubuh Ali.
"Apa sih? Brisik banget, gue masih ngantuk," racau Ali seraya menarik selimutnya. Agar menutupi seluruh tubuhnya.
"Ali bangun ih," ucap Prilly, yang membuat Ali membuka selimut yang menutupi wajahnya. Lalu menatap Prilly. Sebenarnya apa yang gadis ini mau? Mengganggunya?
"Apa?" tanya Ali menatap Prilly kesal. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir tanpa dosa.
"Anterin gue ke rumah Mamah, sama Papah," ucap Prilly yang membuat Ali menatapnya aneh.
"Mau apa?" tanya Ali datar.
"Ngambil boneka," jawab Prilly yang membuat Ali menatap tak percaya. Sudah sebesar ini masih main boneka? Yang benar saja!
"Gak ada permintaan yang lebih berfaedah, dari pada ini?" tanya Ali jengah. Yang benar saja? Dirinya dibangunkan, hanya untuk menghantar gadis ini mengambil boneka. Benar-benar tidak berfaedah bukan?
"Gak ada, lagian ini berfaedah tau," jawab Prilly seraya mengerucutkan bibirnya.
"Apa faedahnya?" tanya Ali membuat Prilly berfikir sejenak. Lalu menunjukkan deretan giginya.
"Buat hias kamar. Soalnya kamarnya terlalu sepi. Kalo ditaroin boneka,'kan bagus, jadi rame," jelas Prilly, yang membuat Ali memutarkan bola matanya malas.
"Minggir," ucap Ali seraya beranjak dari ranjangnya.
"Gak, anter dulu ambil boneka," ucap Prilly merentangkan tangannya menghalangi Ali.
"Gue mau mandi dulu. Baru anterin lo," ucap Ali yang membuat Prilly mengeserkan tubuhnya.
"Kirain, gak mau nganter," ucap Prilly dengan cengiran khasnya, yang membuat Ali memutarkan bola matanya malas. Lalu memasuki kamar mandi.
Setelah selesai mandi. Ali langsung mengantarkan Prilly ke rumah Mamah dan Papahnya.
Satu fakta unik yang Ali tahu tentang Prilly. Ternyata gadis bertubuh mungil ini, sangat menyukai kartun Doraemon. Bagaimana tidak? Lihat saja barang-barang yang ia bawa dari rumahnya. Semua bermotif Doraemon. Benar-benar seperti bocil bukan?
"Kaya kamar bocil gini jadinya," ucap Ali seraya mengedarkan pandangan, ke berbagai penjuru kamar. Yang berdominan hitam putih. Kini penuh dengan pernak-pernik Doraemon.
"Gak papa, lucu tau," ucap Prilly seraya tersenyum gemas, melihat kamar mereka. Sekarang sudah dipenuhi dengan kartun favoritnya.
"Dasar bocil," gumam Ali seraya melangkah menuju pintu.
"Mau kemana?" tanya Prilly membuat Ali menghentikan langkahnya.
"Kampus," jawab Ali membuat Prilly mengangguk paham.
"Gue titip absen aja deh Pak," ucap Prilly seraya menunjukkan deretan giginya, yang tersusun rapih.
"Dasar males," guman Ali seraya melanjutkan langkahnya. Sedangkan Prilly kembali menyusun barang-barang Doraemonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...