Ali menuruni anak tangga. Lalu duduk disamping Prilly. Yang sedang sibuk menceritakan ke hamilannya kepada Bunda Resi.
"Ali kamu ganti parfum?" tanya Prilly seraya menatap Ali. Yang sedang menyantap sarapannya.
"Nggak," jawab Ali seraya menatap Prilly bingung. Pasalnya parfum yang Ali pakai dari dulu sampai sekarang selalu ini. Ali tak pernah merubah merek parfumnya.
"Ganti sabun?" tanya Prilly seraya menutup hidungnya. Membuat Ali mengerinyitkan dahinya. Mengapa Prilly bertanya seperti itu?
"Nggak kok," jawab Ali setelah meneguk air putihnya. Lalu menatap Prillynya dalam. Sebenarnya ada apa dengan gadis mungilnya? Mengapa pertanyaannya sangat aneh?
"Terus, ganti shampo?" tanya Prilly tangannya menutupi mulutnya yang mulai mual. Ntahlah baru kali ini Prilly tak menyukai aroma tubuh Ali. Biasanya Prilly sangat menyukai aroma tubuh laki-laki di hadapannya ini. Tapi ntah mengapa rasanya sekarang Prilly tak suka aroma tubuh Ali. Rasanya mual.
"Nggak kok, aku pake yang biasa aku pake. Kamu kenapa sih?" jawab Ali yang membuat Prilly menggeleng. Lalu berlari ke kamar mandi. Rasa mualnya tak bisa ditahan lagi.
Baru saja Ali ingin menyusul Prilly ke kamar mandi. Tapi gadis mungilnya sudah ke buru kembali ke meja makan.
"Bunda Prilly ke kamar yah." pamit Prilly yang dibalas anggukkan oleh Bunda Resi. Sedangkan Ali menatap punggung Prilly yang mulai menjauh. Dengan tatapan bingungnya. Sebenarnya gadis mungilnya kenapa? Mengapa hari ini sangat aneh? Padahal kemarin masih baik-baik saja.
"Gak usah difikirin. Biasa Ibu hamil sensitif," ucap Bunda Resi yang membuat Ali beralih menatap Bunda Resi. Lalu mengangguk paham.
"Ali samperin Prilly yah Bun. Sekalian mau pamit berangkat ke kampus," pamit Ali yang dibalas anggukkan oleh Bunda Resi. Lalu Ali segera menaiki anak tangga, dan masuk ke dalam kamar.
"Jangan deket-deket. Aku gak suka bau kamu," ucap Prilly memberi peringatan pada Ali. Yang membuat Ali menghentikan langkahnya.
"Aku mau pamit berangkat ke kampus. Kamu jangan pergi kemana-mana. Jangan kerja yang berat-berat. Jangan makan sembarangan, dan kalo butuh apa-apa kabarin aku," ucap Ali yang membuat Prilly memutarkan bola matanya malas. Ntahlah Prilly sekarang sangat malas melihat wajah Ali. Apalagi hari ini Prilly merasa mual. Saat mencium aroma tubuh Ali. Padahal aroma tubuh Ali tak berubah tetap sama seperti biasa. Tapi ntah mengapa saat mencium aroma tubuh Ali rasanya mual.
"Iya bawel deh. Pulangnya jangan cepet-cepet," ucap Prilly yang membuat Ali mengakat sebelah alisnya.
"Kenapa gak boleh cepet-cepet?" tanya Ali seraya menatap Prilly. Yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Aku males liat muka kamu," jawab Prilly yang membuat Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sepertinya Ali harus ekstra sabar. Menghadapi sifat Prilly yang semakin aneh. Walaupun Ali biasa menghadapi sifat Prilly yang aneh. Tapi sifat Prilly saat hamil pasti akan lebih aneh bukan?
"Ya udah, aku berangkat yah." pamit Ali yang hanya dijawab deheman oleh Prilly. Yang membuat Ali langsung melenggang pergi dari kamar.
"Bun Ali ke kampus yah," pamit Ali setelah mencium punggung tangan bunda Resi. Sebelum akhirnya melenggang keluar dari rumah, dan melajukan mobilnya menuju kampus.
Setelah sampai kampus. Ali parkirkan mobilnya di parkiran kampus. Lalu kakinya melangkah memasuki gedung kampus.
Ali meraih ponselnya. Saat ada suara notifikasi. Dahinya berkerinyit, saat membaca pesan dari Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...