"Ali aku mau ngomong," ucap Prilly seraya berdiri dihadapan Ali. Yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Dari tadi juga kamu ngomong," ucap Ali seraya melirik Prilly sekilas. Lalu tatapannya kembali fokus pada layar laptopnya.
"Ali aku serius, mau ngomong," ucap Prilly menatap Ali sebal. Suaminya ini benar-benar sangat menyebalkan.
"Ya udah, ngomong aja. Aku dengerin kok," ucap Ali tatapannya masih fokus pada laptopnya. Membuat Prilly berdecak sebal.
"Ali aku mau," ucap Prilly menggantung membuat Ali menatapnya aneh.
"Mau apa?" tanya Ali seraya menatap Prilly yang hanya diam. Apakah gadis ini tidak ingin melanjutkan ucapannya? Mengapa Prilly hanya diam?
"Bentar ada telpon, dari Papah." lanjut Ali. Saat Prilly ingin melanjutkan ucapannya."Papah nelponnya gak tepat benget sih. Pas gue mau minta liburan. Eh Papah telpon sebel deh," ucap Prilly membatin seraya menatap sebal kearah Ali, yang sedang telponan dengan Papahnya.
"Papah suruh kita, ke kantornya sekarang," ucap Ali setelah selesai menelpon.
"Mau ngapain?" tanya Prilly seraya menatap Ali aneh.
"Gak tau," jawab Ali yang membuat Prilly berdecak sebal. Lalu Prilly berjalan mengikuti Ali, yang sudah berjalan di depannya.
Selama perjalanan hanya wajah kesal yang menghiasi wajah cantik Prilly. Tak ada ukiran senyum sedikit pun dari bibir tipis milik gadis itu. Prilly benar-benar sebal dengan papahnya, yang menggagalkan rencananya. Padahal impiannya sedikit lagi akan tercapai. Prilly sudah membayangkan akan liburan bersama Alinya. Tapi Papahnya menggagalkan semuanya.
"Kenapa?" tanya Ali saat melihat wajah kesal Prilly.
"Kenapa apanya?"tanya Prilly balik. Membuat Ali melirik Prilly sekilas. Sebelum akhirnya tatapannya kembali fokus pada kemudi mobilnya.
"Kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya Ali seraya menatap Prilly.
"Gak papa," jawab Prilly singkat. Rasa kesalnya semakin bertambah. Saat melihat respon Ali hanya mengangguk paham. Suaminya ini tidak peka, atau karena terlalu cuek. Benar-benar menyebalkan bukan?
"Oh yah, tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Ali yang membuat Prilly menatap Ali, yang sedang fokus pada kemudinya.
"Gak jadi," jawab Prilly yang membuat Ali mengangguk paham.
"Ayo turun, udah sampe," ajak Ali saat melihat Prilly masih duduk, dengan wajah kesalnya. Suaminya ini bukannya membukakan pintu untuknya. Seperti pasangan-pasangan lainnya. Ini tidak.
"Bukanya dibukain kek," gerutu Prilly seraya berjalan memasuki kantor Papahnya, yang diikuti Ali dari belakang.
"Oh mau di bukain ngomong dong. Ya udah, nanti kapan-kapan aku bukain deh," ucap Ali yang membuat Prilly menatapnya sebal. Prilly langsung memasuki ruangan Papahnya tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Membuat Ali menggelengkan kepalanya. Ada saja hal aneh yang dilakukan gadis mungilnya itu.
"Lain kali ketuk pintu dulu dong Prill," ujar Papah Rizal. Saat melihat Prilly langsung masuk ruangannya, dan duduk di sofa yang tersedia di sana.
"Asaalamualaikum, Pah," ucap Ali seraya mencium punggung tangan papah Rizal. Sifat Ali dan Prilly benar-benar berbanding kebalik. Tapi dapat dipastikan sifat mereka saling melengkapi.
"Waalaikum salam, duduk Li," ucap Papah Rizal mempersilahkan Ali duduk. Yang membuat Ali mengangguk. Lalu Ali pun duduk di samping Prilly.
"Jadi gini Li. Papah mau kamu gantiin Papah metting di Paris. Karena Papah denger dari Bunda kamu, katanya kamu sering wakilin perusahaan Bunda kamu buat metting diluar negeri. Jadi bisa dong kamu wakilin perusahaan Papah, buat metting di Paris. Ya hitung-hitung kalian bulan madu, 'kan," ucap Papah Rizal yang membuat senyum Prilly seketika mengembang. Itu artinya Prilly akan liburan bersama Ali ke paris. Siapa yang tidak tau Paris ibu kota dari negara Prancis. Yang terletak di Benua Eropa Barat itu sangat terkenal, dengan suasana romantisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Love [Sold Out + Habis Kontrak]
Romance"Nanti malam gue ke rumah lo," ucap seseorang, yang berhasil menghentikan langkah kaki Prilly. "Kalo ada masalah, Bapak bicara saja di sini. Jangan ke rumah saya," ucap Prilly dingin, sambil menatap dosennya kesal. "Saya mau melamar kamu. Saya tahu...