13

131 8 7
                                    


Aksara menyusul Alexia yang sudah masuk kedalam mall, bergitu tiba disamping Alexia. Aksara langsung menautkan jari mereka membuat Alexia terkejut karna tangannya yang tiba-tiba digenggam seseorang, Alexia mendongakkan wajahnya sekita Alexia berusaha menhana senyumnya.

"Lo apa-apaan sih?! di lihat orang-orang tau nggak," geram Alexia, sejujurnya Alexia begitu senang sungguh, tapi dia harus menujukkan muka cueknya agar Aksara tidak mudah membuat hatinya luluh.

"Yaah gak apa-apa, biar mereka tau kalo Aksara milik Alexia seorang begitupun sebaliknya," jawab Aksara enteng. Sedangkan Alexia berusaha menahan senyumnya, tapi sayangnya senyumannya tidak bisa ia tahan lagi.

"Apaan sih lo gaje tau nggak" jawab Alexia malu-malu, walauoun ada sedikit nada jutek.

Aksara tersenyum sekilas melihat Alexia yang malu-malu kucing itu "Kalo mau senyum, senyum aja. Gak usah di tahan-tahan." goda Aksara jahil.

"Iissh... apaan sih lo?!, gak yaah geer banget" bela Alexia salting.

"Itu apaan tuh, nih bibirnya yang digigit-gigit nahan senyumkan pasti," goda Aksara lagi, Alexia yang kesal memukul lengan Aksara membuat tawa Aksara lepas.

"itu juga pipinya kenapa merah-merah," goda Aksara lagi dan lagi, sepertinya Aksara memiliki hobi baru, yaitu menggoda Alexia. Dia sangat menyukai wajah malu Alexia, sangat imut dan cantik.

"Aaaa... Aksara gak ada akhlak," rengek Alexia kesal, sambil mengerucutkan bibirnya.

"hahahaha... itu ngode gue, biar gue cium apa,"

"AKSARAAA...."

"Ahahahha..." tawa Aksara kembali pecah, Alexia yang tidak terima tentu saja langsung memukul Aksara tanpa pkir panjang. Mereka jadi bahan tontonan orang-orang yang sangat kepo, melebihi kekepoan monyet dora.

"Aw-aw, sakit Alexia" ringis Aksara. Sebenarnya ini tidak seberapa baginya tapi untuk saat ini jangan dulu karena ada banyak orang yang melihat tingkah mereka, jika dia berbicara jujur kepada Alexia, Alexia pasti akan malu, dan moodnya pasti akan kembali seperti tadi.

"Udahan dong calon pacar, gak kasian nih sama calonnya" bujuk Aksara berusaha menghentikan pukulan Alexia yang kian melemah.

"Biarin!" teriak Alexia kesal, dalam pukulan Alexia, Alexia juga menyalurkan rasa sakit hatinya. Dia ingin juga rasanya menjambak laki-laki ini, dia dekat dengan dirinya tapi laki-laki ini juga memiliki perempuan yang lebih istimewa darinya, sudah pasti bukan kalau itu pacar Aksara. Alexia sangat yakin kalau tidak, tidak mungkin mereka sampai peluk-pelukan seperti itu, bahkan Aksara sampai mempostingnya.

"Gak capek?" tanya Aksara. Aksara tau kalau perempuan ini capek, lihat saja pukulan perempuan ini yang sudah mulai melemah.

"Capek sih," jawab Alexia jujur.

"Yaudah, udahan yaah..." bujuk Aksara dengan mata yang memelas membuat Alexia mau tidak mau melepaskan pukulannya.

"Yaudah... ntar lagi aja," ujar Alexia lantas meninggalkan Aksara seorang diri.

"yang tungguin aah," ucap Aksara langsung mengikuti Alexia. Alexia tidak menanggapi perkataan Aksara yang membuat perutnya serasa digelitik, dan seperti ada kupu-kupu yang bertebangan diperutnya.

"Aksara, kita mau kemana sih?" tanya Alexia lelah, sungguh ia sangat capek mengelilingi mall yang sebegitu besarnya.

"Lo sih yang jalan duluan, gue kira lo mau kemana," jawab Aksara tidak lebih seperti meledekin Alexia. Alexia memandang Aksara kesal.

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang