Mobil Aksara akhirnya sampai juga di Distrik 20, tempat di mana Alexia berada. Aksara perlahan turun dari mobilnya, sambil terus mengawasi keadaan sekitar.
Sebuah gedung yang berdiri di tengah-tengah hutan. Aksara melihat tempat yang familiar, rasanya dulu ia pernah ke sini namun ia lupa dengan siapa.
Aksara memerintahkan anak buahnya untuk masuk kedalam terlebih dahulu, untuk mengecek situasi di dalam sana.
Anak buah Aksara lalu segera melaksanakan perintah dari Aksara. Mereka mulai mengendap-endap agar tak di ketahui oleh musuh.
Dari kejauhan Aksara melihat kode dari anak buahnya, menandakan situasi aman. Aksara dan beberapa anak buah yang lain segera menyusul.
Grak!
Kenyataanmya mereka telah terkepung, Aksara pun mendecih dan mengeluarkan pistolnya. Baku tembak dan baku hantam pun tak terelakkan.
Dor!
Dor!
Bugh!
Prank!
Dor!
Bugh!
Dengan susah payah Aksara dan anak buahnya berhasil membuat mereka babak belur dan beberapa bersimbah darah.
Aksara lalu naik ke lantai dua, untuk mencari Alexia. Aksara melihat beberapa orang sedang berjaga di depan sebuah pintu.
Aksara lalu mengarahkan pistolnya ke arah musuh dengan beberapa tembakan, mereka jatuh tersungkur.
Aksara lalu masuk ke dalam dan ia melihat pamannya sendiri yang sedang duduk sambil minum segelas wine.
"Ahh... Kau sudah datang rupanya," sapa Chandra sambil menuangkan wine ke dalam gelas.
"paman, apa yang paman lakukan disini?" tanya Aksara yang tak percaya.
"Duduklah kemari, temani pamanmu minum," ajak Chandra sambil menuangkan wine ke gelas yang berada di sampingnya.
Aksara dengan hati-hati menghampiri pamannya, pikirannya sangat kacau dipenuhi hal hal negatif.
Namun Aksara tak boleh menuduh sembarangan, karena ia tak memiliki cukup bukti untuk menuduhnya begitu saja, lagi pula dialah pamannya.
"Paman, jawab pertanyaan Aksara tadi," ucap Aksara untuk meminta kejelasan.
"Ahh.. Ini kan tempat milik paman sendiri," balas Chandra sambil menatap Aksara.
"Jadi paman... -kenapa? Apa yang terjadi? Bukannya ini tempat Alexia diculik? A-apa paman yang melakukannya?!" tanya Aksara dengan sedikit emosi namun masih bisa di tahannya karena keraguannya.
"Kamu telah gagal membunuh Ryvero, Aksa. Kalau begitu paman sendiri yang akan menghukummu, tentu saja aku akan melakukan apa saja agar kau tunduk pada pamanmu," jelasnyaChandra dengan santainya.
"Iya Aksa salah!! Tapi kenapa om tega menculik Alexia?! Sekarang di mana Alexia!" suara Aksara mulai meningggi, tak perduli sekarang ia sedang berbicara dengan siapa.
"Duduklah, tenangkan diri kamu," ucap Chandra sambil menenangkan Aksara.
"Om jawab atau saya akan menarik pelatuk ini!" ucap Aksara sambil mengarahkan pistolnya ke arah Chandra.
"hahaha... Apa kamu berani?"
"Bahkan saya lebih berani dari pemikiran anda," ucap Aksara sambil menyeringai penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen FictionAksara, adalah sosok misterius yang sangat ditakuti dan disegani, sebut saja nama lengkapnya Aksara Austhin Aldebaran, mendengar namanya Aksa saja sudah membuat orang-orang takut padanya, apa lagi mendengar nama belakangnya Aldebaran. Siapa yang tid...