Perut Aksara dan kedua temannya sudah diberi asupan yang cukup untuk mengoptimalkan kembali energinya, mereka pun mulai bekerja kembali di ruangan Aksara.
"Rei...Lo periksa lagi rekaman cctv ya gue sama Diandra yang periksa berkas berkasnya," perintah Aksara.
Tanpa banyak protes mereka langsung bergerak cepat menuju markas. Agar misinya berjalan dengan cepat maka mereka pun harus bergerak cepat.
Mereka mulai memeriksa berkas dan rekaman satu persatu. Kali ini Aksara kembali fokus dalam menjalankan misinya. Anak buahnya pun bangga Aksara sudah mulai sangat serius dalam misi ini.
Beberapa jam telah berlalu. Tetapi Aksa dan teman-temannya masih sibuk memeriksa berkas-berkas yang di periksa ulang kembali.
"Sa, gimana nih udah di periksa bolak balik tapi hasilnya tetep sama, antara potongan rekamannya terlalu halus atau emang aslinya, gue gak tau," keluh Rheinallt yang memeriksa banyak rekaman cctv berulang-ulang kali lamanya.
"Lo periksa lagi siapa tau ada kejanggalan di rekamannya," suruh Aksara. Aksara masih serius dengan kertas yang ia penggang.
"Sa, agak sulit untuk memeriksa yang ini, semuanya terlihat sama saja," ucap Diandra yang terus membolak-balik halaman berkas berkas.
"Coba lebih teliti lagi," tegas Aksara.
"Tapi Sa...ini udah larut malam mana mungkin kita memeriksa berkas dan rekaman yang sama berulang kali dengan hasil yang sama, ck." Rheinallt sudah mulai kesal dan marah rambutnya yang semula rapi menjadi berantakan saking banyaknya rekaman cctv yang ia periksa berulang kali.
"Sa, mendingan kita lanjutin besok pagi aja kita udah ngantuk nih liat jam udah jam 12 malem, masa lu nggak tega sih sama kita," goda Diandra yang berusaha membujuk Aksara untuk berhenti sejenak.
"Ck, dasar kalian nggak becus." pekik Aksara yang terlalu serius dalam misinya. Padahal awal nya dia tak terlalu serius pada berkasnya melainkan pada Alexia yang menjadi sasaran empuk untuk di jadikannya tempat balas dendam.
"hoam... bukannya nggak becus
Sa, udah tengah malem ini," keluh Rheinallt sembari berpura-pura menguap."Iya Aksara, kawan gue yang ganteng banget sejagad. Ayolah kasian kita udah ngantuk, hoaammmm.. " Diandra pun ikut-ikutan menguap, keduanya saling menatap Aksara dengan wajah kusutnya.
"Huft, kalian duluan aja, tidur sana balik lagi besok jam 7, gue gak nerima keluhan lagi!" tekan Aksara.
Mendengar tekanan yang diberikan Aksara, Diandra dan Rheinallt pun langsung menelan salivanya dengan susah payah, keduanya pun pergi dari markas.
Aksara duduk di ruangan kerjanya sendirian hanya ada dia dan pak satpam berjaga di luar, Aksara memijit dahinya yang mulai berdenyut.
Drttt...
Dering ponsel Aksara berbunyi terlihat Alexia yang meneleponnya, Aksara langsung melek dan menerima panggilannya. Pukul 12? Ini tengah malam, di jam segini Alexia masih belum tidur juga? Ada apa?
"Halo, Al kok belom tidur sih?" tanya Aksara.
"Seharusnya gue yang nanya tengah malem gini lo ngapain masih aktif insomnia lu? Lama lama lo jadi makhluk nokturnal, ck."
"Ada kerjaan banyak"
"Sekarang lo lagi banyak pikiran kan, orang yang banyak pikiran itu harus banyak tidur biar otaknya ringan lagi, banyakkin makan terus olahraga juga, Sa."
"Orang banyak pikiran itu nggak bakal bisa tenang kalau tugasnya belum selesai, terus kenapa lo belom tidur?"
"Nunggu ayah pulang, katanya sih dia mau pulang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen FictionAksara, adalah sosok misterius yang sangat ditakuti dan disegani, sebut saja nama lengkapnya Aksara Austhin Aldebaran, mendengar namanya Aksa saja sudah membuat orang-orang takut padanya, apa lagi mendengar nama belakangnya Aldebaran. Siapa yang tid...