4

280 16 0
                                    

Happy Reading ❤

"Seberat apapun beban hidup kamu, jangan pernah untuk menyerah. Ingat selalu ada malaikat bernama Ibu yang selalu membantumu meringankan beban hidupmu agar terlihat mudah untuk di jalani."

---------------------------------------------------------



-- Flashback -- On

"Papa ayo pulang," ucap Aksara yang sedang berada di markas besar bersama Papanya yang masih sibuk dengan tumpukan kertas di atas mejanya.

"Iya sebentar lagi," balas Geonarld yang masih sibuk mengecek tumpukan dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya.

"tadi mama udah telpon, kita harus pulang sekarang. Mama udah nunggu buat makan malam," ucap Aksara sambil menghampiri meja Papanya yang tangannya masih membolak balikan kertas, lalu membacanya berulang kali.

"Paa... " sambung Aksara yang masih gemas dengan kelakuan Papanya yang terus sibuk, hingga melupakan Mamanya yang sedang menunggu mereka di rumah.

Dengan bujukan Aksara, Geonarld pun menutup semua berkas dokumennya dan memanggil Pak Hideo, tangan kanannya untuk segera menyelesaikan berkas dokumen.

"oke, sekarang kita pulang," ucap Geonarld sambil bangun dari kursi kerjanya, ia mengambil kunci yang berada di atas meja kerjanya, di sana juga terdapat foto keluarganya yang terpampang rapih.

Geonarld mengambil sebuah figura yang terdapat foto  Mereka bertiga. Matanya terus menatap Istrinya dan Aksara, seorang anak berumur 7 tahun sedang digendong di atas pundaknya.

Terlihat mereka bertiga sangat bahagia, ingin rasanya ia meluangkan waktu sejenak untuk mereka berdua, apalagi untuk Aksara putra semata wayangnya yang sudah memasuki masa remaja, di mana masa remaja adalah masa untuk mencari jati dirinya.

"Maafkan Papa nak," lirih Geonarld sambil menepuk pundak Aksara.

"untuk apa?" tanya Aksara yang merasa bingung dengan sikap papanya, yang raut wajahnya tiba-tiba berubah, menunjukan wajah sedihnya.

"Maaf Papa jarang ngeluangin waktu untuk kalian, papa tahu kalian kecewa," balas Geonarld sambil menatap wajah putranya.

"papa gak salah kok, Aksa dan mama ngerti ini, untuk kebaikan kita. Tapi mama hanya khawatir dengan kesehatan papa, karena papa terus terusan bekerja, kadang papa juga hanya tidur 3 jam setelah itu papa kerja lagi. Aksa paham begitu juga mama," ucap Aksara sambil tersenyum, supaya papanya tidak merasa bersalah.

"mama itu gampang sekali khawatir, dia sangat baik dan mudah sensitif. Tapi papa selalu menyia-nyiakan waktu papa dan mengecewakannya, tapi dia selalu sabar menghadapi papa. Kamu harus terus berada disamping mama, jangan pernah meninggalkannya," ungkap Geonarld kepada putranya yang masih mendengarkan perkatannya tadi.

"iya, Aksa tahu itu" balas Aksara sambil tersenyum simpul.

"Terima kasih Nak, kita akan berusaha menjaga mama," ucap Geonarld.

"ya walaupun kadang mama sangat galak," bisik Aksara membuat tawa Geornald pecah



*-- Flashback -- Off*


Kepingan memory dengan Papanya tiba-tiba terputar kembali. Itu merupakan percakapan terakhir dengan Papanya, sebelum insiden yang menyebabkan Papanya meninggal. Andaikan waktu bisa berputar lagi, Aksara ingin mencegah kepergian Papanya ketika akan menemui seseorang yang berujung kabar kematian Papanya.

Aksara menghembuskan napas beratnya, mengingat setiap percakapan dengan papanya.

"Maafkan Aksa pa, Aksa belum bisa menepati ucapan Aksa," batin Aksa.

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang