Reinallt, Diandra dan Ryvero berjalan mengendap-ngedap menuju lantai atas begitu juga dengan bawahan mereka. Tidak berapa lama mereka berjalan menaiki tangga akhirnya anak tangga paling akhir sudah ada didepan mereka. Reinallt dan Diandra saling pandang, merasa mengerti Diandra menempelkan tubuhnya kedinding sebelah kiri tepat diseberang Reinallt.
Menunggu aba-aba dari seorang Reinallt untuk memasuki kawasan lantai 2, Reinallt menyiapkan pistolnya terlebih dahulu. Setelah itu dia memandang Diandra dan menganggukkan kepalanya Diandra yang mendapat respon itu lantas juga ikut menganggukkan kepalanya tangannya menjulur keatas, untuk memberikan aba-aba dan tentu saja yang lainnya juga bersiap menunggu aba-aba dari Diandra. Jarinya pun mulai berkurang satu demi satu hingga hitungan mundur itu sudah tiba diangka satu. Semuanya bergerak masuk kedalam sambil menodongkan pistol mereka.
Rheinallt, Diandra dan Ryvero saling pandang, mereka bingung. Bagaimana bisa tempat ini kosong? Tidak ada satupun prajurit atau tanda-tanda adanya Aksara disini.
"Kalian semua cari di setiap ruangan. Pastikan tidak ada satu ruangan pun yang tertinggal!" titah Diandra lantang dan dilaksanakan begitu saja oleh bawahannya.
Begitu juga Rheinallt dan Ryvero.
Diandra yang tidak menemukan adanya tanda-tanda dari Aksara ataupun Alexia disini menghela napas gusar, bahkan tidak ada tanda-tanda adanya musuh.
"Lo udah ada nemu sesuatu? " tanya Rheinallt yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.
Diandra membalikkan badannya dan menemukan Rheinallt dan Ryvero yang begitu khawatir. Diandra hanya bisa menggelengkan kepalanya lemas, hingga salah satu anak buahnya datang kepada mereka.
"Lapor tuan, saya menemukan tangga diujung lorong," jelas pria itu membuat Diandra dan Rheinallt saling lirik dengan senyuman yang mengembang, mungkin saja mereka ada disana, pikir mereka.
💫💫💫
Dor Dor
Pistol yang mereka gunakan untuk saling membunuh tadi terhempas begitu saja karena tembakan dari seseorang, Chandra tidak akan bingung jika pistol milik Aksara yang akan terhempas, karena itu yang ia rencanakan. Sebab di setiap penjuru atau ujung ruangan ini sudah ada anak buahnya. Tidak terlihat memang, pasalnya mereka bersembunyi ditempat yang tidak ada penerangan sedikitpun.
Tapi, betapa terkejutnya dia saat menemukan teman-teman Aksara bersama bawahan mereka dan jangan lupakan Ryvero yang ada di sana. Bukan hanya Chandra, Alexia yang mati-matian berusaha melepaskan diri juga ikut terkejut, tapi dia sangat bersyukur atas apa yang terjadi. Aksara masih baik-baik saja. Aksara juga ikut terkejut tetapi terkejutannya berubah menjadi smirk nya saat teman-temannya sudah tiba. Dan juga saat dia mendapati anak buah Chandra yg sudah menebak pistolnya sehingga terhempas.
"Sorry sa, lama," ujar Reinallt begitu tiba disamping Aksara.
Aksara hanya tersenyum dan mengeluarkan smirk nya melihat Chndra yang seperti ketakutan.
"Wah wah wah, saya tidak menyangka jika anda yang terhormat ini bermain secara busuk. Ups, saya lupa... kalau anda memang selalu memakai cara busuk seperti ini saat melawan seseorang, yaah sebutannya apa yaah" remeh Aksara sambil tangan yang berada didagu seperti orang yang sedang berpikir keras, dan begitu mendapatkan apa yang dia maksud Aksara tersenyum merkah, lebih tepatnya senyuman remeh "P. E. N. G. E. C. U. T"
Aksara menekan setiap katanya sedangkan Chandra mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, dia sangat benci jika diberi tatapan rendah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen FictionAksara, adalah sosok misterius yang sangat ditakuti dan disegani, sebut saja nama lengkapnya Aksara Austhin Aldebaran, mendengar namanya Aksa saja sudah membuat orang-orang takut padanya, apa lagi mendengar nama belakangnya Aldebaran. Siapa yang tid...