Aksa memasuki markas, ia berniat mengeluarkan emosi nya kepada kedua temannya.
Bruk
"Heh, kalian bisa nggak sih kerja satu hari aja yang bener?!" pekik Aksara sembari memukul meja kerja yang ada di hadapannya.
Keringat dingin bercucuran keluar dari tubuh mereka. Mereka bingung ingin menjawab apa pada Aksara, bahkan mendengar emosi Aksara saja bulu kuduk mereka berdiri.
Aksara yang memukul meja kerja dengan sangat kerasnya, ia menatap kedua teman -ralat anak buahnya dengan tatapan yang menusuk.
"Aksa, Ki-kita bisa jelasin kok," ucap Rheinallt terbata-bata. Melihat Aksara yang membuka pintu saja mereka sudah takut apalagi jika bertatapan langsung dengan matanya yang sangat tajam.
"gini, Sa. Kita kan baru bangun karena kemaren malem kita pergi nyelamatin mobilnya om Fero yang ngetuain grup 2, mobilnya itu masuk jurang dan kita harus ngeberesin kejadiannya disana," jelas Rheinallt.
Diandra hanya bisa menahan tawa geli nya karena mendengar perkataan temannya yang tak masuk akal, mana mungkin dia masih hidup dengan tubuh tanpa luka jika dia masuk ke jurang.
"Oh, terus? Itu gak bakal ngehindarin kalian dari hukuman. Dalam sehari kalian harus udah beres semua pekerjaan gue berikan, dan gue gak bakal bantu!"
Blarrr
Bagaikan ada petir yang menyambar, ucapan Aksara membuat Rheinallt dan Diandra terdiam seribu bahasa dan hanya memikirkan apakah bisa selesai.
"Ya udah gue pergi dulu, kerjakan dengan semangat ya." dengan wajah datar, Aksara melambaikan tangannya sembari meninggalkan keduanya.
"Astaga, gimana nih? Yakali kita harus beresin berkas sebesar gunung," keluh Rheinallt.
"Lo sih ngasih alasan yang nggak ngotak mana ada orang jatuh dari jurang masih selamet tanpa luka, ck bego!" bisik Diandra.
"Ck, apa boleh buat, ayo cepet keburu mepet." lanjutnya, dengan gesitnya mereka langsung berhadapan dengan komputer mereka masing-masing.
💫💫💫
Tinn...Tin...
Bunyi klakson terdengar, Alexia melihat mobil hitam milik Aksara yang sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.
"ayah, Lexi berangkat dulu ya."
"Iya, hati-hati dijalan."
"Iya ayah."
Alexia pamit dan mendekati Aksara yang berdiri didepan mobilnya dengan pakaian casualnya.
"Yuk, Aksa!"
Aksara mengulurkan tangan kanannya, Alexia tersenyum dan menerima ulurannya. Alexia sangat senang ketika diperlakukan seperti ini, sangat romantis.
Blush
"Yuk!" ajak Aksara. Senyuman manis yang keluar dari bibir Aksara membuat warna merah muncul di pipi Alexia.
Seperti biasa Aksara membukakan pintu mobil untuk Alexia. Alexia memang sudah menjadi orang spesial dalam hidup Aksa.
"mau jalan kemana? maksa banget ya buat nemenin."
Alexia menyengir, "Ada festival hari ini di bukanya sih sore, tapi kita ke cafe dulu aja. Nanti dipersimpangan ada cafe boba baru baru di buka, katanya sih bobanya enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen FictionAksara, adalah sosok misterius yang sangat ditakuti dan disegani, sebut saja nama lengkapnya Aksara Austhin Aldebaran, mendengar namanya Aksa saja sudah membuat orang-orang takut padanya, apa lagi mendengar nama belakangnya Aldebaran. Siapa yang tid...