BAGIAN 4

213 20 13
                                    

Hari ini tahun ajaran baru dimulai, dan sekarang Nida akan menempati sekolah barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tahun ajaran baru dimulai, dan sekarang Nida akan menempati sekolah barunya. Sesuai perjanjiannya dengan Devan, Nida tidak diantar oleh supir pribadinya pak Dudun.

Nida baru saja turun dari Bus tepat di halte dekat sekolah barunya itu. Nida tidak bisa jika tidak terpukau dengan keindahan sekolah milik pamannya itu. Dibanding sekolah lamanya, sekolah ini memang berada dibawah sekolahnya yang lama SMA DOA BANGSA, sekolah pamannya juga sama besarnya.

Memasuki gerbang sekolah dengan pagar diatas yang bertuliskan SMA NUSA JAYA itu pun mampu membuat Nida tersanjung. Entah dari mana pamannya memberi nama sekolah ini dengan nama SMA NUSA JAYA.

Nida berjalan semakin dalam menuju ruang kepala sekolah. Kepala sekolahnya sendiri adalah pak Riki, teman dari ayah dan pamannya.

Sepanjang jalan Nida berjalan menuju ruang kepala sekolah, tidak sedikit pasang mata yang menatapnya dengan tatapan penasaran. Banyak yang mengira Nida adalah anak kelas 10 yang baru saja masuk, tapi melihat Nida yang sudah mengenakan pakaian putih dan rok biru dengan motif kotak kotak dan dasi yang senada dengan motif rok itupun membuat orang lain lebih heran. Karena peserta didik baru biasanya hanya diperbolehkan mengenakan pakaian putih dan bawahan putih juga ditambah dasi hitam. Tentu saja Nida bukan peserta didik baru, ia hanya murid baru.

Setelah berkeliling mencari ruang kepala sekolah, akhirnya Nida menemukan ruangan itu.

Setelah mengetuk dan diizinkan masuk Nida akhirnya masuk kedalam ruangan itu.

"Akhirnya kamu bersekolah disini juga. Om senang akhirnya kamu mau bersekolah disini." Sambutan pak Riki saat pertama kali Nida menginjakan kakinya di ruangan miliknya.

"Iya Om." Jawab Nida singkat.

"Yasudah, perlu om antar menuju ruang kelas baru?" Tanya pak Riki dengan wajah yang bersemangat.

"Gak usah om, Nida sendiri aja." Tolak Nida dengan segan.

Setelah memberikan kunci loker dan kartu akses untuk menggunakan berbagai fasilitas sekolah, Nida diperbolehkan untuk mendatangi ruang kelas barunya itu.

Nida berpamitan dengan pak Riki dan dengan segera mencari ruang kelas barunya. Sebenarnya ia bisa saja menerima tawaran pak Riki untuk mengantarnya, namun ia tidak ingin menjadi pusat perhatian lagi.

"Ruang 12 IPS 3... Mana sih?" Gumam Nida, sedari tadi ia terus bertanya apada dirinya sendiri.

Bel sudah berbunyi tapi Nida masih belum menemukan ruang kelasnya.

"Hei, kok belum masuk kelas ? masih gendong tas lagi." Ujar wanita dengan kacamata yang sesuai diwajahnya yang kecil. Tingginya hampir sama dengan Nida.

"Oh, gue anak baru. Gue lagi cari kelas gue." Jawab Nida.

"Oh. Kelas mana lo?" Tanya wanita itu sambil sesekali memperbaiki posisi kacamatanya yang sebenarnya tidak bermasalah.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang