BAGIAN 45

82 5 1
                                    

"Si Nida gak masuk sekolah lagi ya?" Tanya Namira pada dirinya sendiri.

Sudah terhitung tiga hari Nida tidak masuk sekolah setelah hari itu. Sudah tiga hari juga Aldi bulak balik ke kelas Nida untuk melihat apa Nida masuk atau tidak.

Waktu baru menunjukan pukul 06.30 pagi dan 30 menit lagi bel akan berbunyi. Dan Namira kini selalu datang lebih awal saat ini.

Namira memilih untuk keluar dari ruang kelasnya, ya sekedar berjalan jalan di area sekolah. Entah kenapa langkah kakinya malah membawanya menuju area parkir.

Namira terus berjalan bahkan hingga gerbang sekolah.

"Wah neng Namira mau bolos lagi ya?" Tanya satpam penjaga sekolah menatap curiga pada Namira.

"Yaelah pak, enggak lah. Lagian kalau mau bolos pasti Namira bawa tas terus lari, ini kan enggak." Sergah Namira jujur.

"Ya lagian sih neng Namira hobi banget kabur laburan tapi akhirnya balik lagi ke sekolah. Kan bapak yang jadi was was takut neng kenapa kenapa di jalan." Ujar satpam itu lagi.

"Yaah, bapak mah bukan takut Namira kenapa kenapa, tapi bapak mah takut dimarahin guru piket kan." Balas Namira.

Namira terus saja mengobrol bersama satpam sekolahnya. Hingga kedua mata Namira dapat melihat dua buah mobil berwarna hitam berhenti sekitar 10 meter dari arah gerbang. Dan Namira tahu siapa pemilik mobil itu.

Senyuman merekah di wajah Namira, tentu saja. Setelah tiga hari ia menjomblo sendirian di bangkunya, hari ini dia akan kembali duduk ditemani oleh Nida.

"NIDA!!" Teriak Namira sambil melambaikan tangannya.

Nida dari tempatnya juga ikut melambaikan tangannya dan dengan cepat berjalan mendekat.

"Weh pagi pagi udah nongkrong digerbang aja lu Ra." Ucap Nida saat sudah berhadapan dengan Namira.

"Lumayan cuci mata liatin si bapak kumis." Jawab Namira asal. Dan 'si bapak kumis' yang dimaksud adalah satpam sekolah yang tadi mengobrol bersamanya.

"Yaudah yuk ke kelas!" Nida langsung berjalan beriringan bersama Namira.

"Jadi, ada berita apa selama gue gak sekolah?" Tanya Nida penasaran.

"Gak ada sih, tapi katanya hari ini Diana bakal balik sekolah disini lagi." Jawab Namira sambil terus berjalan.

"Maksudnya?" Tanya Nida heran.

"Diana itu dulunya pernah sekolah disini, dia anak donatur, makanya dia diistimewakan." Jelas Namira.

"Terus dia masuk kelas mana?" Tanya Nida lagi.

Namira hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh seperti biasa.

"Huh kebiasaan." Kesal Nida.

Keduanya kini sudah duduk ditempatnya. Nida mulai menceritakan kenapa ia tidak masuk 3 hari kemarin, ya alasannya karena Devan melarangnya untuk pergi ke sekolah. Kejadian yang sama saat Nida tidak sengaja menginjak pecahan kaca pada saat mencoba menolong Lala waktu itu.

"Huft, bokap lo posesif ya Nid." Lirih Namira.

"Ayah kaya gitu karena traumanya, tapi gue gak tau traumanya itu apaan." Timpal Nida singkat.

Bel tanda masuk berbunyi, dengan riuh seluruh siswa masuk kembali ke kelas mereka masing masing.

Fathur yang baru saja masuk kedalam kelas langsung melihat kehadiran Nida. Sontak saja Fathur langsung mengabari Aldi lewat handphone nya.

Selang beberapa menit, Bu Rita mulai masuk kedalam kelas dan langsung mulai mengabsen satu persatu anak didik nya. Setelah selesai dengan absensi Bu Rita langsung mengabari semua anak dikelasnya bahwa Diana yang katanya diistimewakan disekolah ini akan masuk ke kelas 12 IPS 3 itu artinya kelas ini.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang