"Lo ngapain ke sini?" Tanya Nida saat Devan membiarkan Nida dan Aldi berdua.
"Gue kangen sama lo." Jawab Aldi singkat.
Memang sudah 3 hari ini Aldi tidak masuk sekolah, katanya ia harus menemani ibu dan adiknya dirumah sakit.
Nida terdiam sebentar, sedikit asing dengan apa yang ia rasakan sekarang. Tersipu sendiri dan gugup sendiri.
"Kenapa gak nelpon?" Tanya Nida lagi.
"Bagi gue denger suara lo doang gak cukup ilangin rasa kangen gue ke lo." Balas Aldi masih dengan ketenangannya.
Lain halnya dengan Aldi yang tenang, justru Nida sebaliknya. Ada yang sedang berpicu dengan cepat, jantungnya berdebar kencang.
"Kok kesini gak bilang dulu?" Nida kembali bertanya.
"Gue pengen ngasih kejutan."
Lagi dan lagi, jantung Nida semakin berdebar mendengar ucapan singkat Aldi.
"Lo kangen gue gak?" Tanya Aldi mengejutkan Nida yang sedang berusaha menetralkan debaran jantungnya.
"Gak sih." Jawab Nida cepat, ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
Aldi tersenyum simpul, melihat tingkah ini yang begini membuat rasa rindu didadanya terbayarkan.
"Mau jalan sama gue gak?" Aldi menatap Nida dalam.
"Hah?" Nida mengerjap.
Aldi langsung meraup wajah Nida, lalu menoyor kepala gadis itu.
"Ih! Aldi!" Nida memekik kesal.
Hanya tawa renyah yang Aldi keluarkan untuk membalas kekesalan Nida.
"Yaudah, tunggu gue siap siap." Nida beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju kamarnya.
Aldi menunggu dengan tenang ditempatnya, sambil memainkan handphone nya. Aldi menarik ulur beranda diaplikasi berlambangkan huruf F itu.
Hingga tak terasa sudah 15 menit Aldi menunggu dan Nida belum kunjung turun menemuinya. Aldi memilih menunggu lagi, ia menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa, matanya terpejam ia merasa lelah karena sepulang dari rumah sakit ia langsung menemui Nida.
"Iya, nanti gue kabarin kalau gue ada waktu luang."
Aldi yang mendengar suara Nida langsung membuka matanya, ia menatap Nida yang menghampirinya sambil berbicara dengan seseorang ditelfon.
Nida mengangkat tangannya menghadap Aldi, meminta Aldi untuk diam dan menunggu sebentar dalam isyaratnya.
"Sekarang gue mau keluar, nanti aja kalau gue ada waktu." Nida kembali membalas ucapan si penelpon.
"Sekalian Ron, gue juga mau cari Hadiah buat ayah nanti. Yaudah ya Ron, gue cabut dulu." Nida mematikan sambungan.
Aldi mengubah ekspresi wajahnya, jelas yang menelfon Nida adalah Roni si anak kepsek itu, saingannya. Ada rasa kesal dalam diri Aldi.
"Roni?" Tanya Aldi singkat.
"Iya, dia minta ditemenin buat beli persiapan camp nanti." Jawab Nida.
"Kenapa gak sekarang? Lo bisa kan batalin jalan sama gue." Aldi tersenyum miris, dirinya tidak berhak melarang Nida untuk pergi bersama pria lain dan ia juga tidak bisa memaksa Nida untuk pergi bersamanya.
Raut wajah Nida berubah saat melihat Aldi yang juga berubah sikap. "Kok gitu?" Tanya Nida parau.
"Lo gak harus pergi sama gue, Lo juga gak harus iyain ajakan gue. Kalau lo mau nemenin si Roni, ya silahkan. Dan gue balik sekarang." Aldi menyambar jaket nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIDA ( END )
Roman pour Adolescents"Berhenti main main! Gue pengen serius." Tukas Aldi dengan wajah seriusnya, tanpa ada sedikit unsur candaan. Ia nampak sedikit gusar sebab wanita dihadapannya ini tak pernah menganggap ucapannya serius. Nida sedikit ketakutan saat laki laki didepann...