BAGIAN 14

133 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Abang!" Teriak Laras tak sabaran saat Aldi mengganggunya memasak untuk makan siang.

"Abang balikin wajan nya!" Laras berteriak saat melihat Aldi menggunakan wajan diatas kepalanya.

Dengan wajan diatas kepala seperti itu Aldi malah berlaga bak model model yang sedang melakukan show, tentu saja hal itu mampu menyulut emosi Laras yang melihatnya.

"Abang! Lama lama bunda kutuk kamu jadi cabe!" Teriak Laras dengan wajah merah padamnya.

"Jangan jadi cabe, kalau jadi J-Hope Abang mau Bun." Balas Aldi dengan cengiran ya.

Lagi lagi Aldi hanya tertawa terbahak, lebih parah dari sebelumnya kini Aldi duduk diatas meja makan.

"Bunda liat Abang lagi semedi." Aldi menirukan gaya orang bertapa masih dengan wajan yang bertengger diatas kepalanya.

Laras lagi lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia merasa kepalanya hampir pecah setiap harinya menghadapi sikap Aldi, putranya yang cerdasnya diluar nalar.

"Abang! Balikin wajannya!" Laras kembali berteriak sambil tetap memasak.

Aldi kini berganti gaya, ia malah tidur diatas meja makan. Benar benar anak laknat.

"Bun, Abang lapar." Rengek Aldi pada Laras.

"Yaudah makanya siniin wajannya, bunda mau goreng ayam." Pasrah Laras pada putranya itu.

"Tapi bunda janji dulu sama Abang, kalau nanti Abang ngapelin rumah calon istri harus bunda Kasin izin. Ya Bun?" Aldi membuat perjanjian yang sebenarnya tidak dibutuhkan olehnya, toh baik Bunda maupun Ayahnya selalu memberi lampu hijau bagi Aldi.

"Adelard! Jangan buat Bunda lempar piso ini ke muka kamu!" Geram Laras.

Jika sudah menggunakan nama kebanggaannya, Aldi tidak bisa berkutik lagi, ia tidak bisa bergurau lagi. Laras benar benar kesal kali ini. Dengan berat hati Aldi turun dari atas meja lalu menghampiri Laras yang tengah berkacak pinggang memandanginya sangar.

"Aldi sayang Bunda." Ucap Aldi ketika tepat berada dihadapan Laras.

Dengan segera Aldi memberikan wajan itu kepada Laras, yang langsung diterima Laras dengan wajah garangnya.

"Sana kamu. Jangan ganggu Bunda." Titah Laras telak dengan nada garangnya.

Sekedar informasi saja. Seorang Aldi Adelard Hanjaya adalah seorang anak yang berbakti dan terlalu cerdas hingga kecerdasannya selalu bertindak diluar nalar manusia normal. Selain itu, seorang Aldi adalah anak yang patuh dan terlalu patuh pada Laras sang Bunda daripada sang Ayah, Fatih Hanjaya. Maka dari itu, Aldi selalu ingin membuat Laras kesal. Namun, saat Laras sudah kesal dan benar benar marah Aldi malah takut dan kikuk sendiri. Memang orang cerdas itu bebas.

"Bunda jangan kangen Abang Al ya." Setelah mengatakan hal itu Aldi langsung mengambil langkah seribu miliknya menuju ruang tengah, tempat dimana adiknya sedang bersantai.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang