"Karena..." Nida menggantungkan kalimatnya semakin membuat Aldi geram tak sabaran.
"Apa?" Aldi mendesak Nida, ia mulai melepaskan lengan Nida dari pinggangnya kemudian ia membalikan tubuhnya dan kini ia berhadapan dengan Nida.
"Sekarang jawab jujur, Will you be mine?" Aldi menatap Nida lekat.
Sedangkan Nida ia mulai tersipu, masa bodo dengan gengsinya. Dengan memejamkan matanya Nida mulai berucap, "Yes, i Will." Balas Nida dengan suara yang nyaris tak terdengar.
Aldi mengerjap tak percaya. "Hah? apa tadi?" Tanya Aldi mencoba membenarkan pendengarannya.
"Iya bego!" Kesal Nida sambil meninju dada bidang Aldi dan langsung memalingkan wajahnya.
Aldi meringis kesakitan, tapi ia senang karena mulai detik ini Nida resmi menjadi miliknya. Nida telah menerima cintanya. Kini ia tak menyangkan Nida bisa menerimanya.
Dengan jahil Aldi berlagak sok kesakitan dengan pukulan yang Nida berikan, semakin lama ringisan Aldi semakin dramatis membuat Nida mulai merasa bersalah.
"Sakit ya?" Tanya Nida sambil mencoba menyentuh dada bidang Aldi.
"Iya..." Balas Aldi lirih.
"Yang mana?" Tanya Nida mulai panik.
"Yang ini," Aldi meletakan lengan Nida tepat didada sebelah kirinya, membiarkan Nida kembali merasakan detak jantungnya.
Entah mengapa setiap kali Nida menyentuh dada Aldi tepat diarea jantung itu membuat Nida tenang.
"Ish tau ah!" Nida menarik lengannya cepat.
Aldi terkekeh melihatnya, "Jadi, pacar gue sekarang mau gue panggil apa?"
Nida mengerjap, ia bahkan masih malu dan tersipu dengan jawabannya sendiri.
"Yaudah mulai sekarang panggilannya jangan 'lo-gue lagi' Pake 'aku-kamu'." Ujar Aldi sambil mengacak ngacak rambut Nida.
"Ish! Lo tuh ya!" Teriak Nida, namun dengan cepat Aldi membekap mulut Nida agar diam.
"Kamu..." Aldi mengingatkan.
Nida berdecak sebal, "Iya, kamu!" Kesal Nida lalu berjalan meninggalkan Aldi seorang diri.
Dasar pacar tidak berakhlak, main tinggal begitu saja. Cerca Aldi.
Entahlah, Aldi merasa bermimpi ketika ia berhasil menjadikan Nida sebagai pasangannya. Meski dari 100% kemungkinan Aldi berhasil, ia tetap tidak menyangka.
"Waw, emejing." Lirih Aldi sambil menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan menyusul Nida.
***
Aldi berjalan dengan riang sambil sesekali bergaya layaknya seorang model disepanjang koridor kelas.
Ternyata, pangerannya satu sekolah itu sudah seperti orang yang hilang akal dan tidak tahu malu. Dimana kesan cool nya? Dimana muka sangarnya? Dimana wibawanya? Hilang, semua hilang seketika.
"Wei mas mas yang pada buluk!" Teriak Aldi pada ketiga temannya.
"Sialan! Ganteng gini dibilang buluk!" Rey tak terima, ia segera menggeplak kepala Aldi.
"Ngapa si? Emang bener lo buluq pake q." Aldi berucap tenang seolah perkataannya hanyalah ucapan biasa.
Rey mendelik, ia bergidik ngeri melihat Aldi yang senyum senyum sendiri sambil terus menaik turunkan alisnya menatap mereka bertiga bergantian. Jijik? Ya, Rey jijik melihatnya, apalagi sekarang Aldi malah memanyunkan bibirnya semakin membuat jijik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIDA ( END )
Teen Fiction"Berhenti main main! Gue pengen serius." Tukas Aldi dengan wajah seriusnya, tanpa ada sedikit unsur candaan. Ia nampak sedikit gusar sebab wanita dihadapannya ini tak pernah menganggap ucapannya serius. Nida sedikit ketakutan saat laki laki didepann...