Tepat pukul 05.30 Bi Murti membangunkan Nida yang masih bergelut dengan alam mimpinya yang indah.
Nida terpaksa bangun dari tidur lelapnya karena Nida adalah tipe orang yang mudah untuk terbangun jika dibangunkan, berbanding terbalik dengan Aldi bukan?
Dengan masih setengah sadar Nida bangkit dari tidurnya, ia duduk sambil menyandarkan badannya pada ranjang miliknya. Nida ngucek matanya, menggeliat sebentar lalu menatap bi Murti dihadapannya.
"Jam berapa bi?" Tanya Nida masih dengan nada lesu.
"Maaf non, ini masih pagi sih. Masih jam setengah enam. Tapi itu loh non..." Bi Murti sedikit memberi jeda, membuat Nida yang penasaran dengan cepat menyambar bi Murti dengan pertanyaan.
"Ada apa?"
"Ada temen non, dibawah udah nungguin non dari jam 5." Balas Bi Murti cepat.
Nida membulatkan matanya, tak percaya jika ada teman atau bahkan tamu yang datang sepagi itu.
"Tadi sih, bibi mau bangunin non nya langsung tapi, kata temen non gak usah tunggu nanti aja."
Nida mengerutkan keningnya, teman Nida yang mana yang berani datang sepagi ini kerumahnya? Sudah pasti temannya itu adalah orang yang kurang kerjaan.
"Siapa sih bi?" Tanya Nida mendesak.
"Aduh, bibi gak tau namanya. Tapi kasep non." Jawab Bi Murti lagi semakin membuat Nida penasaran.
"Cowo? Ada ayah dibawah?"
"Kalau tuan sih sudah berangkat sedari subuh banget non."
Nida akhir nya mengangguk saja, meski ia tidak tahu siapa teman yang dikatakan bi Murti itu, tapi Nida bisa melihatnya sendiri nanti.
"Yaudah, bilang sama temen Nida. Tunggu aja."
Bi Murti segera pergi meninggalkan Nida sendiri di kamarnya. Ia belum berniat untuk mandi, jadi ia memilih untuk mencuci muka dan bergosok gigi dulu saja, mandinya nanti saat akan pergi ke sekolah.
Setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi, Nida segera turun kebawah untuk melihat siapa tamu nya di pagi hari seperti ini.
Mata Nida menatap datar pada seseorang yang sedang duduk manis di sofa sambil menonton siaran berita di televisi. Nida tahu betul siapa tamunya itu sekarang, dari jaket yang biasa ia kenakan saja Nida sudah tahu bahwa itu adalah Aldi. Nida menghembuskan nafas pelan, seniat ini Aldi untuk menjemputnya?
Setelah semakin dekat dengan posisi Aldi, Nida berdehem kuat membuat Aldi dengan cepat menolehkan kepalanya kebelakang. Di pagi hari seperti ini, Nida sudah disuguhkan dengan senyuman manis dari wajah yang indah seperti ini. Tapi kekaguman Nida hanya bersifat sementara, karena setelahnya ia kembali tersadar bahwa pria ini telah menggangu pagi indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIDA ( END )
Teen Fiction"Berhenti main main! Gue pengen serius." Tukas Aldi dengan wajah seriusnya, tanpa ada sedikit unsur candaan. Ia nampak sedikit gusar sebab wanita dihadapannya ini tak pernah menganggap ucapannya serius. Nida sedikit ketakutan saat laki laki didepann...