Nida senyum senyum tak jelas pagi ini, membuat Devan menyernyit bingung.
"Kenapa senyum senyum?" Sinis Devan sambil menyeruput kopinya.
Nida menarik kursi dan duduk disamping Devan.
"Gak." Jawab Nida singkat.
Melihat Nida yang masih tersenyum membuat Devan semakin kebingungan dengan cepat Devan meletakan punggung tangannya pada dahi Nida, sekedar memastikan kondisi putrinya.
"Ayah kenapa sih?" Nida menyingkirkan tangan Devan dari keningnya.
"Kamu yang kenapa." Devan menjawab malas.
Nida mengangkat bahu tak peduli, memang anak kurang ajar. Untung Devan penyabar.
"Nida, Jalan jalan skuy!" Ajak Devan dengan nada bicara yang berbeda.
"Hah? Ayah udah kaya anak jaman now aja." Nida menyinyir kelakuan Devan pagi ini.
"Mau gak?" Tanya Devan gak memperdulikan ucapan Nida sebelumya.
Nida terdiam, sebenarnya hari ini Nida ada janji dengan Roni dan malam nanti Aldi akan datang kesini. Tapi sungguh jalan bersama Devan sangat Nida rindukan, sekarang adalah waktu yang tepat sebelum Devan kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Iya ayah." Jawab Nida kemudian langsung melahap roti kedalam mulutnya.
Sambil makan, Nida memainkan handphonenya untuk mengirim pesan pada Roni untuk meminta maaf dan membatalkan pertemuan mereka, untuk Aldi? Nida masih menimbang karena ia tidak tahu.
***
Nida berlari lari kecil disepanjang pinggir pantai, sesekali ia bermain dengan ombak yang menyapu bibir pantai. Nida nampak tidak memiliki beban sejauh ini, sedangkan Devan duduk diatas pasir beralaskan tikar sambil meminum air kelapa.
Dari tempat Nida berdiri hingga sejauh matanya memandang ia tak melihat orang lain selain dirinya, Devan yang sedang bersantai diatas pasir, bi Murti dan pak Dudun yang menunggu disamping mobil. Maklumi saja, karena Devan telah menyewa pantai ini dengan harga yang tidak sedikit.
Nida terus berlari dan bermain air hingga bajunya benar benar basah kuyup, hal itu malah membuatnya tertawa lepas. Melihat Nida yang bermain sendiri akhirnya Devan memutuskan untuk menemani Nida.
Dengan jahilnya Devan mencipratkan air kearah wajah Nida, membuat Nida memekik kaget dan segera membalas gerakan Devan. Hingga keduanya hanyut dalam suasana yang tercipta, suasana yang jarang sekali terjadi hingga membuat haru bi Murti yang melihatnya.
Setelah lebih dari 20 menit bermain dengan putrinya itu, Devan merasa kelelahan, pakaiannya juga basah kuyup, nafasnya tersenggal senggal.
Akhirnya Devan memilih untuk kembali duduk dan kembali meminum air kelapa miliknya. Nida sempat mengejek Devan yang cepat merasa lelah dan Nida tersenyum puas.
Dari tempat Devan terduduk ia dapat melihat Nida yang mulai tidak terlalu aktif seperti sebelumnya, mungkin putrinya itu juga lelah hingga Nida sekarang terduduk dipinggir pantai membiarkan ombak menyapa kakinya yang ia tekuk.
Melihat Nida yang mulai tidak bersemangat membuat Devan berinisiatif untuk menelfon teman teman Nida, ia menelfon Aldi dan meminta Aldi mengajak teman teman Nida yang lain.
Bahkan setelah 10 menit Nida tetap duduk diam ditempatnya, sedangkan Devan terus saja diam sambil meminum air kelapa untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIDA ( END )
Teen Fiction"Berhenti main main! Gue pengen serius." Tukas Aldi dengan wajah seriusnya, tanpa ada sedikit unsur candaan. Ia nampak sedikit gusar sebab wanita dihadapannya ini tak pernah menganggap ucapannya serius. Nida sedikit ketakutan saat laki laki didepann...