"Bang Al, Luna pengen minta sesuatu sama Abang," Aluna menarik lengan Aldi agar menatapnya.
"Minta apa Al?" Tanya Aldi dengan cepat.
"Jangan panggil Luna dengan sebutan 'Al'," Pekik Aluna.
"Oh, oke." Jawab Aldi singkat.
"Yaudah, Luna pengen pergi sama kak Alex boleh ya?" Tanya Aluna sambil menatap Aldi dengan tatapan memelas.
Aldi mengangkat alisnya. "Kata dokter emang udah boleh keluar rumah?" Tanya Aldi lembut.
Mendengar pertanyaan Aldi, Aluna langsung gugup dan langsung menjawab. "Bo-boleh kok, Yaaaa.." Aluna mengatupkan kedua tangannya.
Aldi hanya berdehem singkat, sedangkan Aluna langsung bersorak riang.
"Tapi Inget, pulang sebelum jam 3 sore. Sebelum bunda sama ayah pulang." Peringat Aldi.
Aluna mengangguk cepat.
Setelah bersiap dan berpamitan akhirnya Aluna pergi dan kini Aldi benar benar sendiri di rumah. Tidak lebih tepatnya berdua bersama istrinya, Bebi. Si kucing kesayangan Aldi dan hanya Aldi yang memilikinya.
Aldi yang tengah duduk di sofa sambil menonton televisi mulai merasa bosan.
"Beb, kalau Bang Al pergi ke rumah calon istri gimana?" Tanya Aldi sambil menatap Bebi yang tengah meringkuk disampingnya.
"Jawab dong Beb, kamu marah ya bang Al mau punya istri lagi?" Tanya Aldi lagi.
Sebenarnya yang tidak waras disini siapa? Aldi atau author yang nulis adegan Aldi ini?
UPS, skip."Ah, kamu ikut aja beb!" Aldi dengan segera berlari menuju kamarnya.
Aldi kembali menghampiri Bebi yang masih setia meringkuk diatas sofa. Aldi datang dengan jaket ditangan kirinya dan benda milik Bebi ditangan kanannya.
Aldi membuka kandang kecil Bebi dan mengeluarkan, omg pakaian kucing berwarna putih dan juga empat buah sepatu kucing.
"Kamu harus tampil cantik didepan calon mamah ya sayang." Ujar Aldi ngawur.
Setelah Bebi siap dengan sepatu dan pakaiannya, tak lupa Aldi juga memasangkan bando khusus kucing pada Bebi.
Bagi seorang laki laki hal itu adalah hal yang langka, sesayang itu Aldi pada Bebi.
Setelah semua siap, Aldi segera memasuki mobilnya dan segera melaju meninggalkan rumahnya.
***
"Baby Zy, nanti kalau udah gede kita main masak masakan sama kakak ya..." Ujar Nida pada bayi perempuan itu.
"Yaelah, anak om baru 5 bulan Nid. Iya nanti waktu dia umur 10 tahun aja kamu udah tua." Ledek Dino sambil terus memakan camilannya.
Nida menatap pamannya itu tajam, namun sedetik kemudian segera kembali fokus pada Zyfa dipangkuan nya.
"Baby Zy, masa kakak dibilang tua sama ayah kamu," Adu Nida pada bayi itu.
"Udah sini mana Zyfa sama om aja." Dino mengangkat kedua tangannya.
Salma menggeleng mendengar Nida yang nampak begitu serius, seolah Zyfa akan mengerti apa yang diucapkan oleh Nida.
"Kamu udah cocok jadi seorang ibu, Nid." Lontar Dino yang kini mulai bangkit dan ikut duduk lesehan di karpet bersama Salma dan Nida.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIDA ( END )
Teen Fiction"Berhenti main main! Gue pengen serius." Tukas Aldi dengan wajah seriusnya, tanpa ada sedikit unsur candaan. Ia nampak sedikit gusar sebab wanita dihadapannya ini tak pernah menganggap ucapannya serius. Nida sedikit ketakutan saat laki laki didepann...