BAGIAN 47

71 2 0
                                    

Aluna sudah sampai dirumah sebelum orang rumah yang lain datang. Gawat jika mereka tahu Aluna keluar rumah, bisa bisa ayahnya menyewa perawat untuk menjaganya.

Dengan nafas berat, Aluna merebahkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya. Otaknya masih memikirkan siapa yang mengiriminya pesan tersebut. Karena selama ia belum mengetahui siapa pelakunya maka selama itu pula ia akan dihantui rasa ketakutan dan ketidak tenangan.

"Apa gue telfon aja ya?" Gumam Aluna sambil mengangkat handphone nya.

Tidak ada pilihan lain, ya Aluna harus menelfon nomor itu jika ia benar benar ingin tahu.

Suara nada sambung terdengar di telinganya.  Dengan harap harap cemas, Aluna akhirnya mendapat sambungan. Ya! Telfon itu diterima.

"H-halo?" Tanya Aluna gugup.

Demi apa saat ini nafas Aluna terasa tercekat.

"Hahahah, kenapa Aluna? Ada yang mau kamu tanya?" Orang disebrang sana berbicara sambil tertawa.

Suara itu. Aluna seperti mengenali suara itu, tapi ia lupa siapa nama pemilik suara itu. Yang jelas ini benar bukan Nida seperti apa yang ada dalam pikirannya.

'Siapa perempuan ini?' Batin Aluna.

"kok diem?  Mau gue kasih tau semuanya? apa gue langsung bilang aja ke keluarga angkat lo? Gak tau diri banget sih Lo! Hahaha."

Demi apa detik ini juga Aluna merasa takut, sangat takut.

"Apa mau Lo? Ketemu sama gue, jangan kek gini!" Balas Aluna cepat.

Tigapuluh menit kemudian...

Aluna saat ini berada di taman kota seorang diri, ia sudah janjian dengan orang itu disini.

"Hai Aluna!" Sapaan itu membuat Aluna dengan cepat mengangkat kepalanya.

"Kak Diana? Kok kakak bisa tau kalau..." Aluna melirih.

"Hum, kasian deh Aluna. Gue kira lo sakit beneran tau, akting lo bagus banget sumpah! Tapi sayang, gak bisa ngibulin gue. Langsung aja ya? Gue mau buat kesepakatan sama lo, kalau lo gak mau rahasia lo kebongkar." Diana menatap Aluna penuh ancaman.

Aluna pasrah dan hanya bisa mengangguk, ia sangat takut semua usahanya akan membuatnya kehilangan semua yang ia miliki sekarang.

"Kesepakatan?" Tanya Aluna.

"Gue mau lo ikuti  semua perintah gue, tanpa terkecuali. Gimana?" Diana membenarkan anak rambut Aluna yang berantakan.

***


"Lo ngapa belain si Diana?" Pertanyaan Faisal membuka pertemuan mereka malam ini.

Saat ini Faisal, Rey, Fathur, Aldi, Iqbal, Bima dan yang lainnya tengah berada ditempat biasa mereka nongkrong.

"Lo nanya gue?" Tanya Aldi sambil mengangkat sebelah alisnya.

Faisal mengangguk sebagai jawaban.

"Lo belum move on ya, Al?" Sambar Rey.

Aldi menatap Rey dengan tatapan tajam membuat Rey dengan cepat kembali membuka mulutnya.

"Ya soalnya lo malah bentak Nida dan malah belain si Diana. Harusnya yang lo bela itu si Nida, Lo gak liat apa rambut Nida basah karena disiram sama si Diana? Asal lo tau Al, si Nida keliatan syok banget." Ujar Rey dengan nada prihatin.

NIDA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang