part 19

8 2 0
                                    


.
Pintu diterjang keras oleh Revan lalu melempar Rana hingga terpentok ranjang kasur,

Revan mengambil sapu lidi yang biasa Rana gunakan Untuk merapihkan kasurnya ,

Revan melayangkan sapu lidi tsb dan ,
"Kakak!"Ira menjerit saat tubuh Kakanya melemas tak bersuara,

Ira menghampiri kakaknya,
"Kakak,kenapa?"Ira memeluk kakak
nya

Rana menggeleng,lalu mendorong Ira menjauh darinya ,dan

1 kali
2 kali
3 kali,

Sapu lidi tersebut menyentuh punggung Rana dengan keras hingga menciptakan rasa yang sangat amatir,

"Mulai hari Senin besok,Maura akan satu sekolah dengan mu,"Revan membanting pintu dan meninggalkan Rana yang sudah lemas dengan air mata yang tak bisa dibendungnya,

Ira yang terkejut pun langsung memeluk Kakanya ,

"Sayang,"

Rana mendongak,tangisnya kembali pecah,

"Sayang ku,,,anak bunda,"bunda Ike menghampiri anaknya ,

"Bunda,,,neda rindu bunda,neda mau ikut bunda aja,neda mohon Bun,neda mohonn,hiks hiks hiks"Rana melepaskan pelukanya lalu mendekati bayang bayang Ike,bundanya,

"Neda sayang ku,anak bunda ,yang paling kuat,"Ike mengusap rambut Rana lembut,

"Ini adalah cobaan buat kamu,bunda akan selalu ada buat kamu,jaga Ira sampai kamu kembali,kita akan bermain dirumah baru ,dimana hanya ada kita berdua,paham sayang?"Rana memeluk bundanya erat,

"Tapi Bun,ayah udah benci aku,mama Maya udah ngerubah semuanya,hiks,hiks,"

"Kamu berdoa saja ya sayang,sekarang istirahat,besok belajar,bunda akan datang di perlombaan puisimu nanti,"Ike mengecup kening Rana lalu berdiri,

"Bun,bunda,bunda mau kemana?Bun jangan tinggalin beda,bundaaaaaa,hiks,hiks"Rana histeris saat Ike,bundanya berjalan menjauh dan menghilang dari hadapannya,

Rana menunduk ,seluruh tubuhnya bergemetar,

"Bunda?dimana bunda kak?"ujar Ira yang memetung dengan keringat dingin yang terus mengucur,

Rana tak menjawab apapun, tubuhnya lemas,rasa nyeri di punggungnya semakin menjadi,hingga ia pingsan,

Ira terlejut,Ira berlari ke balkon,dan dilihatnya masih ada Aska disana ,

Ira pun berteriak,
"KA ASKA!TOLONGIN KAK RANA,DIA PINGSAN!"pekik Ira,

Aska pun terkejut,benar saja,ada yang tak beres dan itu terbukti benar,

Aska memanjat lalu memasuki kamar Rana,

"Ran,bangun ran,"ujar Aska panik saat melihat Rana yang pingsan,

"Ta,ta,tadi kakak di sambut sama ayah,"Ira mengucapkan nya dengan ragu,

Aska tersentak dengan penuturan Ira,tanpa pikir panjang,Aska menggendong Rana dan menidurkannya di kasur,

"Ira ,kamu panggil Bi Ita kesini ya,"titah Aska,Ira menggangguk lalu bergegas keluar kamar untuk memanggil Bu Ita,

"Ran,plus dong,bangun,Lo kuat kok,"ujar Aska mengelap air mata yang keluar dari mata tertutup Rana,

"Astaghfirullah,non,"ujar bibi panik saat melihat Rana yang memucat,

"Bi,maaf tolong air dingin ya,sama handuk buat ngompres Rana,tubuhnya panas banget,"titah Aska,bibi mengangguk lalu bergegas ke dapur,

"Arssssh,"ringis Rana sambil menyentuh kepalanya yang pusing,
"Ssssakit"rintih Rana berusaha duduk,

"Apa yang sakit ran?"tanya Aska membantu dan duduk,

ARANA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang