"Lu umur berapa sih? Ngedate doang ditemenin." kata Taeyong begitu masuk ke mobil Mark.
"Ngedate apaan. Ini tuh kerjaan nyokap gua. Pake acara ngenalin cewe. Kaya ga bisa nyari sendiri aja." jawab Mark sambil menjalankan mobilnya.
Hari ini Mark dipaksa oleh mamanya untuk bertemu seseorang. Namun sebelumnya mereka sudah bertukar nomor hp agar bisa bertemu dan sepakat untuk membicarakan agar perjodohan mereka dibatalkan.
Mark memang sangat profesional dalam pekerjaannya walaupun umurnya masih 27 tahun, tapi dalam urusan percintaan?
Bahkan dia baru satu kali pacaran, itupun saat di sekolah menengah pertama. Dia terlalu fokus belajar dan menjadi pebisnis untuk meneruskan peran papanya."Makanya jangan kebanyakan kerja. Sekali-sekali ikut nongkrong sama kita." kata Taeyong.
Sesampainya di cafe, mereka pun duduk dan memesan minuman. Sepertinya wanita itu belum datang.
"Hai. Mark bukan?"
Mereka berdua pun menoleh ke belakang. Mark dan Taeyong tercengang melihat wanita yang menyapa mereka. Tapi alasan mereka tercengang berbeda.
"Heiran?" pikir Taeyong.
"Heiran?" ucap Mark membuat Taeyong terkejut melihat Mark, namun kembali lagi melihat Heiran.
Heiran yang sebelumnya hanya melihat Mark menoleh kesamping Mark dan bertatapan dengan Taeyong. Heiran pun ikut terkejut, matanya sedikit melebar, tidak percaya bahwa sekarang orang yang ada didepannya ini adalah Taeyong.
Tapi Heiran langsung berusaha kembali dengan ekspresi naturalnya menyapa Mark.
"Iya, aku Heiran. Sorry ya telat." kata Heiran sambil duduk didepan Mark.
"Oh iya gak apa-apa kok. Mau pesan apa?" tanya Mark setelah Heiran duduk.
Setelah selesai memesan minuman, Heiran masih berusaha menutupi rasa gugupnya. Kenapa Taeyong bisa ada disini? Taeyong masih terus menatap Heiran membuat Heiran semakin gugup. Sedangkan Mark sama sekali tidak memperhatikan teman disebelahnya karena terlalu fokus berbicara dengan Heiran.
*flashback*
Heiran masuk kedalam mobil dengan muka cemberut. Dan duduk sambil melihat ke arah jendela, tidak ingin melihat wajah orang yang sudah membuatnya menunggu lebih dari satu jam dikampus.
"Ciee ngambek." kata Taeyong dengan nada menggoda. Heiran masih tetap diam dan menyilangkan tangan didadanya.
"Pake safety beltnya dulu dong, entar kamu kenapa-kenapa." kata Taeyong.
"Gausah sok peduli deh! Kamu aja biarin aku nunggu satu jam. Kalo tadi aku kenapa-kenapa gimana? Kalo ada yang nyulik aku gimana?!" kata Heiran tetap melihat ke arah jendela.
Taeyong tersenyum gemas melihat tingkah pacarnya.
"Emang ada yang mau nyulik kamu?" goda Taeyong.Heiran melotot kesal melihat Taeyong dan sambil menggerutu dia berusaha keluar dari mobil. Namun Taeyong menahan Heiran dengan memeluknya dari belakang.
"Becanda sayaangg, jangan marah-marah dong. Kamu tuh gemesin tau ga sih?" kata Taeyong tanpa melepaskan pelukannya.
"Kamu tuh darimana sih? Kenapa lama banget jemputnya?" tanya Heiran kesal.
"Maaf yaa, tadi aku nyamperin Doyoung buat ngasih lagu ke dia. Tapi taunya jalan kesini macet." jawab Taeyong dengan lembut.
"Beneran? Bukan dari mana-mana kan? Bukan abis ketemu cewe lainkan?" tanya Heiran menoleh untuk melihat wajah Taeyong yang bersender di bahu kiri Heiran.
"Ketemu cewe lain? Mana berani aku." jawab Taeyong.
"Kok engga berani?"
Taeyong mendekatkan bibirnya ke telinga Heiran, menggigit kecil daun telinganya membuat Heiran menutup matanya.
Lalu Taeyong berbisik, "Soalnya pacarku galak." dan langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Heiran.
Sontak Heiran langsung melotot dan menyerang Taeyong dengan pukulan dan cubitan. Namun Taeyong malah semakin tertawa lebar.
"Hyung!"
Taeyong tersadar dari lamunannya. Mark dan Heiran melihat Taeyong kebingungan. Ini sudah ketiga kalinya Mark memanggil Taeyong. Tapi Taeyong hanya bengong melihat sambil menatap minumannya.
"Mikirin apa sih? Itu minuman lu sampe tumpah diaduk terus." kata Mark.
Taeyong hanya tertawa kecil sambil mengambil tisu untuk membersihkan tumpahan minumannya.
"Heiran, aku ke toilet dulu ya." kata Mark sambil tersenyum ke Heiran.
"Hyung nitip." bisik Mark ke Taeyong dan meninggalkan mereka berdua.
Heiran hanya duduk diam melihat hpnya. Taeyong yang sudah selesai membersihkan mejanya akhirnya memberanikan diri untuk bicara.
"Apa kabar?" tanya Taeyong dengan lembut. Tapi Heiran tidak menjawab dan tetap fokus dengan hpnya. Taeyong pikir mungkin Heiran tidak mendengarnya.
"Heiran, apa ka-"
"Mau apa lagi?" tanya Heiran dengan nada datar. Dia tetap tidak melihat Taeyong.
Taeyong awalnya bingung, namun tetap menjawab dengan nada yang lembut.
"Cuma mau tanya kabar doang."
"Gausa sok peduli." jawab Heiran lalu meletakkan hpnya dan melihat Taeyong dengan sinis.
"Lo sendiri kan yang nyuruh gua buat ngejauhin lo?" lanjut Heiran.
Taeyong menghela nafasnya dan tersenyum kecil.
"Ternyata dia belum tau." pikir Taeyong.
"Ternyata kamu belum berubah ya?" tanya Taeyong membuat Heiran bingung. Saat Heiran ingin menjawab Taeyong berdiri dan merapikan barang-barangnya.
"Bilang sama Mark, gua ada urusan mendadak." dan Taeyong langsung pergi meninggalkan Heiran sendiri.
Heiran tetap melihat Taeyong yang sedang berjalan keluar cafe. Saat melihat punggung Taeyong tiba-tiba dia teringat saat dia memeluk Taeyong dari belakang, saat dia digendong oleh Taeyong, saat mereka bermain bercanda bersama, saat-
Heiran menundukkan kepalanya. Tiba-tiba dia merasakan sesak di dadanya. Dia tidak menyangka, bahkan setelah empat tahun pun dia masih belum bisa melupakan Taeyong. Bahkan perasaan gugup itu masih ada.
"Kamu kenapa?" tanya Mark yang sudah kembali dari toilet.
Heiran menegakkan kepalanya dan berusaha tersenyum. "Enggak apa-apa kok."
"Taeyong mana?" tanya Mark.
Heiran hanya melihat Mark, dan tidak menjawab apapun.
"Aah, maksud aku temen aku yang tadi. Namanya Taeyong. Aku sampe lupa kalian belum kenalan." lanjut Mark.
"Dia pergi." jawab Heiran.
Entah kenapa Mark merasakan sesuatu yang aneh dari jawaban Heiran. Dia mengerti maksud Heiran, mungkin Taeyong pergi karena ada urusan mendadak. Tidak jarang Taeyong seperti itu, pergi mendadak. Karena Taeyong bekerja sebagai produser musik membuat jam kerjanya tidak beraturan. Tapi cara Heiran mengatakannya, seakan-akan tidak ingin Taeyong pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)
Fanfiction*LOCAL VERSION ON PROGRESS EDITING* Kisah tentang Mark yang sangat mudah mencintaimu dan juga Taeyong yang sangat sulit melupakanmu. - Mark tersenyum lalu menjawab, "Ternyata segampang ini jatuh cinta sama kamu." Tanpa ragu Mark menarik tangan Heira...