Heiran tidak dapat berhenti menangis saat duduk menunggu didepan ruang operasi. Dia melipat tangannya dengan erat sambil mengucapkan beribu doa di dalam hatinya.
Dia rela menukarkan semua doa dan keinginannya yang lain, asalkan Tuhan dapat mengabulkan doanya saat ini.
*flashback*
"Woah! Itukan mobil baru uncle Mark!" teriak Woojin dengan ceria saat melihat iklan sebuah mobil mewah di televisi.
Taeyong mengernyitkan dahi mendengar ucapan Woojin yang terdengar sangat bangga dengan mobil Mark.
Sebenarnya mobil milik Taeyong tidak kalah mewah dengan mobil milik Mark. Tapi Woojin tidak pernah membanggakan mobil Taeyong.
Satu minggu kemudian Taeyong pulang ke rumah. Tapi dia tidak langsung masuk ke dalam rumah, hanya terus menerus membunyikan klakson mobilnya.
Heiran dan Woojin pun keluar rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Woaahh!!! Papa beli mobil uncle Mark!" teriak Woojin yang langsung berlari menghampiri Taeyong dengan mobil barunya.
Sekarang giliran Heiran yang mengernyitkan dahi. Kenapa tiba-tiba Taeyong membeli mobil seperti Mark? Bahkan dia juga membeli dengan warna yang sama. Silver.
"Kamu cemburu sama Mark?" goda Heiran saat berdiri disamping Taeyong.
"Enggak ah. Aku emang udah lama pengen beli mobil ini, cuma kebetulan aja dia duluan." kata Taeyong membela dirinya.
Heiran tertawa kecil melihat Taeyong. Dia masih saja tetap mudah cemburu. Bahkan tentang Woojin sekali pun. Dia selalu ingin menjadi yang nomor satu bagi Woojin dan Heiran.
***Déjà vu.
Itulah yang dirasakan Mark sekarang. Lima tahun yang lalu, dia juga berada di posisi seperti ini. Duduk disebelah Heiran, menunggu didepan ruangan operasi.
Yang berbeda adalah dulu Heiran hanya duduk diam dengan cemas menunggu papanya di ruang operasi, sedangkan sekarang Heiran tidak dapat berhenti menangis menunggu belahan jiwanya di dalam ruangan tersebut.
Tiba-tiba Mark meneteskan air matanya. Dia menjadi takut. Dia ingat kalau dulu dia tidak bisa melakukan apa-apa saat papa Heiran meninggal. Hanya Taeyong yang bisa menenangkan Heiran.
Tapi bagaimana dengan sekarang? Siapa yang akan menenangkan Heiran kalau sampai dia kehilangan Taeyong?
Mark ikut melipat tangannya berdoa sambil melihat ke arah pintu ruang operasi tersebut.
"Hyung, tolong berjuang. Heiran enggak akan bisa hidup tanpa lo." ucap Mark di dalam hatinya.
Beomgyu membawa Woojin keluar. Woojin juga tidak bisa berhenti menangis dan memanggil papanya. Beomgyu menggendong memeluk Woojin dengan erat.
Beomgyu juga sangat merasa sedih sekarang. Dia tidak ingin kehilangan kakak ipar sekaligus kakak tirinya. Dia juga ingin menangis, tapi dia harus tetap kuat didepan Woojin.
Sekitar empat jam kemudian, dokter keluar dari ruang operasi. Heiran dan Mark langsung menghampiri dokter tersebut.
Wajah dokter itu terlihat kelelahan tapi sepertinya dia masih kurang puas dengan hasilnya.
"Operasinya berjalan dengan lancar, tapi pasien masih dalam keadaan sangat kritis. Kepalanya terbentur sangat keras menyebabkan tulang yang melindungi otak pasien retak. Pasien juga kesulitan bernafas karena tulang rus-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)
Fanfiction*LOCAL VERSION ON PROGRESS EDITING* Kisah tentang Mark yang sangat mudah mencintaimu dan juga Taeyong yang sangat sulit melupakanmu. - Mark tersenyum lalu menjawab, "Ternyata segampang ini jatuh cinta sama kamu." Tanpa ragu Mark menarik tangan Heira...