Part 20

1.1K 122 16
                                    

Mark pulang dari rumah sakit dengan segudang pertanyaan di kepalanya. Kenapa Taeyong malah bersikap seperti tadi? Apa Heiran sudah memutuskan untuk tetap bertahan bersama Taeyong?

Mark sampai dirumah. Begitu membuka pintu dia melihat mamanya sudah berdiri menunggunya sambil tersenyum.

"Mama ngapain?" tanya Mark bingung.

Mrs. Lee masih tetap tersenyum senang.
"Coba balik badan." kata Mrs. Lee.

Mark bingung tapi tetap menuruti perkataan mamanya. Saat Mark menoleh ke belakang dia langsung disambut pelukan oleh seseorang.

"Tadaa!" teriak orang itu dengan ceria dan langsung memeluk Mark.

"Mina?!" Mark terkejut melihat Mina ada disini. Dia hanya diam mematung, tidak membalas pelukan Mina.

"Kok kamu gitu sih? Kayak ga seneng gitu aku dateng." keluh Mina namun tetap memeluk Mark.

Mark pun perlahan memeluk Mina.

"Kamu kok ga bilang kamu datang?" tanya Mark lagi.

Mina menghela nafasnya.
"Emang ada ya surprise bilang dulu?" Mina bertanya kembali.

Mark hanya tertawa kecil.

"Yauda yuk, kita makan malam. Mina bantuin mama masak loh tadi." kata Mrs. Lee mengajak mereka ke ruang makan.

Saat makan malam mereka saling bercerita. Mina menanyakan semua kegiatan Mark setelah kembali ke Korea. Tentu saja Mark menceritakan semuanya,

kecuali tentang Heiran.

Tapi tiba-tiba Mark teringat akan sesuatu.

"Emangnya kuliah kamu lagi libur? Kok kamu bisa kesini?" tanya Mark.

"Aku ambil cuti." jawab Mina.

"Cuti buat apa?" tanya Mark lagi.

Mina meletakkan sendok dan garpunya. Dia melipat kedua tangannya di atas meja sambil tersenyum.

"Aku udah mutusin buat nunda S2 ku. Jadi kita bisa nikah secepatnya." kata Mina.

Mark langsung tersedak mendengar perkataan Mina. Dia buru-buru minum untuk meredakan batuknya.

Mina dan Mrs. Lee bingung melihat reaksi Mark.

Setelah Mark dapat bernafas dengan normal, dia bertanya kepada Mina, "Kenapa buru-buru?"

"Ya kenapa harus lama kalo bisa secepatnya?" Mina menantang Mark dengan pertanyaannya. Mark hanya diam melihat Mina dan mamanya.

Akhirnya Mark mulai tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya. Mina dan mamanya pun tersenyum senang. Mark kembali melanjutkan makannya.

"Lagian kamu ga takut ya kehilangan aku?" tiba-tiba Mina bertanya. Mark mengerutkan keningnya. Pertanyaan macam apa lagi ini?

"Dulu mantan kamu direbut sama sahabat kamu sendiri, karena kamu kelamaan ngelamar dia. Kamu ga takut aku direbut orang juga?" Mina merengut sambil memainkan makanannya dengan sendok.

Mark menghela nafasnya kesal. Ini hal yang Mark benci dari Mina. Dia selalu mengungkit masa lalu dan orang lain ke dalam hubungan mereka.

Mrs. Lee melihat Mark yang mulai kesal. Dia langsung berbicara dengan Mina agar Mina tidak sedih dan juga Mark tidak memarahi Mina.

"Bukan gitu loh, sayang. Mark cuma kaget kamu tiba-tiba dateng, eh tiba-tiba juga bilang nikahnya dicepetin. Dia seneng kok, cuma malu-malu aja." kata Mrs. Lee membuat Mina tersenyum.

Mark hanya diam menghabiskan sisa makan malamnya.

Setelah selesai makan malam, Mina pulang ke hotel. Untungnya Mina mengerti kalau Mark sudah kelelahan bekerja, jadi dia tidak meminta Mark mengantarnya.

Saat Mark akan naik ke kamarnya, Mrs. Lee memanggilnya.

"Mark. Kesini sebentar." panggil Mrs. Lee.

Mark duduk dengan malas di sofa didepan mamanya. Dia membuka dasi dan melonggarkan kera dan tangan kemejanya.

"Kamu kenapa tadi kayak gitu sih? Mina udah dateng jauh-jauh kesini tapi respon kamu malah kayak gitu." tanya Mrs. Lee.

"Aku cuma lagi capek, ma." jawab Mark.

"Kamu loh yang ngenalin Mina ke mama. Mama engga ngejodoh-jodohin kamu lagi. Berarti kan itu pilihan kamu." kata Mr. Lee.

"Ya tapi kan mama yang nyuruh buat langsung lamaran. Apalagi ini langsung nikah." protes Mark.

Mark menyandarkan kepalanya ke belakang, menutup matanya sambil memijat keningnya. Mrs. Lee memperhatikan Mark.

"Kamu belum bisa ngelupain Heiran?"

Pertanyaan Mrs. Lee mengagetkan Mark. Mark membuka matanya melihat mamanya. Tapi dia hanya diam.

"Mark. Itu udah masa lalu. Lagian kamu juga yang salah. Kamu yang enggak mau perjuangin Heiran dulu." kata Mrs. Lee.

Mark menutup lagi matanya. Tapi dia tetap mendengarkan mamanya.

"Kalaupun dulu Taeyong udah ngelamar dia, ya kenapa kamu ga kejar Heiran lagi sebelum dia nikah? Mendiang Mr. Choi juga senangnya sama kamu." kata Mrs. Lee.

"Aku ngerasa Heiran lebih bahagia sama Taeyong, ma." jawab Mark.

"Nah, ini yang salah. Kalo kamu bener-bener cinta sama seseorang, harusnya kamu yakin kamu yang bisa buat dia bahagia. Bukan malah ngeyakinin orang lain yang bisa buat dia bahagia."

"Lagian yaudalah, Mark. Heiran juga udah bahagia sekarang. Mau apa lagi? Kamu mau ngerebut istri orang, ha?" sambung Mrs. Lee.

Mark membuka matanya dan menegakkan posisi duduknya. Dia mengolah semua perkataan mamanya.

Sambil menatap mata mamanya Mark berkata,
"Mungkin dulu dia bahagia. Tapi aku yakin sekarang enggak."

Mark langsung berdiri dan berjalan meninggalkan mamanya. Mrs. Lee memanggil Mark berkali-kali tapi Mark tidak mau mendengarkan dan langsung masuk ke kamar.

🌸🌸🌸

Sesampainya di dalam kamar, Mark mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.

Setelah orang itu mengangkat telfonnya, Mark langsung bertanya tanpa menyapa.

"Apa dia sudah melakukan tesnya?"

🌸🌸🌸

Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang