Sinar matahari yang masuk melalui jendela membangunkan Taeyong. Begitu dia membuka matanya, dia langsung mencari Heiran.
Tapi Heiran sudah tidak ada disampingnya.
Taeyong langsung bangkit dari tempat tidur dan memakai bajunya. Dia mencari Heiran di kamar mandi yang ada di kamar mereka, tapi Heiran tidak ada.
Taeyong bergegas keluar kamar. Rumah terasa sepi dan kosong. Tidak terdengar ada aktifitas apapun didalam rumah. Ruang tamu yang semalam berantakan karena dia juga sudah rapi kembali.
Taeyong pergi mencari ke dapur, tapi Heiran juga tidak ada.
Dia berlari ke kamar Woojin. Jantungnya semakin berdegup kencang saat melihat kamar Woojin juga kosong.
"Heiran! Woojin!"
Dia mulai berteriak memanggil Heiran dan Woojin sambil berkeliling rumah sampai ke taman belakang rumah mereka. Tapi dia tetap tidak bisa menemukan mereka.Taeyong berlari kembali ke kamar mengambil handphonenya untuk menghubungi Heiran. Tapi ternyata handphone Heiran berada di atas meja riasnya.
Taeyong mulai panik dan frustasi. Dia tidak percaya Heiran pergi meninggalkan dia dan membawa Woojin pergi.
Taeyong berlari ke mobilnya yang berada didepan rumah. Dia akan pergi mencari Heiran dan Woojin ke apartment Beomgyu, atau mungkin ke rumah Mark.
Saat Taeyong akan masuk ke dalam mobil, dia mendengar suara memanggilnya.
"Papa!"
Taeyong langsung mencari suara tersebut dan melihat Woojin yang sedang bermain sepatu roda.
Taeyong berlari ke arah Woojin dan langsung menggendong memeluk Woojin dengan erat.
"Papa kenapa?" tanya Woojin kebingungan melihat tingkah Taeyong.
Tapi Taeyong tidak menjawab pertanyaan Woojin, dia tetap memeluk Woojin.Air mata Taeyong mulai mengalir. Taeyong mengira dia akan kehilangan Woojin.
Tidak jauh dari tempat itu, Taeyong melihat Heiran sedang duduk di sebuah kursi taman.
Taeyong menghapus air matanya dengan satu tangan dan berjalan ke arah Heiran tetap menggendong Woojin.
Saat Taeyong semakin mendekati Heiran, Taeyong dapat melihat jelas wajah Heiran sedikit terlihat pucat. Bekas merah keunguan yang terlihat seperti lebam di leher dan dadanya tidak berusaha Heiran tutupi seperti biasa.
Tapi Heiran tetap tersenyum menyambut mereka datang ke arahnya.
Setelah Taeyong berdiri didepan Heiran, Woojin berusaha turun dari gendongan Taeyong.
Woojin duduk di sebelah Heiran. Lalu Heiran memberikan botol minum Woojin yang daritadi sudah dia pegang.
Taeyong memperhatikan Heiran yang tersenyum dengan lembut sambil mengelus kepala Woojin yang sedang minum. Dia dapat melihat juga kemerahan di pergelangan tangan Heiran.
Apa benar Heiran baik-baik saja? Pertanyaan itu muncul di benak Taeyong.
Perlahan Taeyong berlutut didepan Heiran. Dia memegang pipi kiri Heiran. Heiran melihat Taeyong dan tersenyum manis."Ma.. Woojin laper." keluh Woojin.
"Kalo gitu mama masak dulu, Woojin sama papa main aja dulu disini ya?" kata Heiran.
Woojin menganggukkan kepalanya. Taeyong tersenyum mendengar suara Heiran yang lembut.
Saat Heiran sedang berjalan menuju rumah, tiba-tiba dia berhenti. Dia memegang perutnya dan merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)
Fanfiction*LOCAL VERSION ON PROGRESS EDITING* Kisah tentang Mark yang sangat mudah mencintaimu dan juga Taeyong yang sangat sulit melupakanmu. - Mark tersenyum lalu menjawab, "Ternyata segampang ini jatuh cinta sama kamu." Tanpa ragu Mark menarik tangan Heira...