Heiran sedang menangis di ujung taman belakang rumah sakit. Tempat ini sangat sepi. Heiran dapat meluapkan semua tangisannya.
"Heiran!" teriak Mark dari kejauhan sambil berlari ke arah Heiran.
Begitu Mark sampai, Heiran langsung memeluk Mark dengan erat. Dia meluapkan semua tangisannya di dada Mark.
Mark juga ikut menangis memeluk Heiran. Dia tidak berhenti mencium kepala Heiran. Mark dapat merasakan bagaimana hancurnya hati Heiran saat ini.
Tapi tiba-tiba seseorang menarik badan Mark sehingga pelukan mereka terlepas. Dalam hitungan detik Mark juga langsung menerima pukulan keras di wajahnya.
Begitu Heiran menyadari Taeyong yang memukul Mark, dia berusaha melerai Taeyong dan Mark.
"Taeyong berhenti!!" teriak Heiran sambil menarik tangan Taeyong. Tapi Taeyong sangat emosi saat ini.
Taeyong mendorong Heiran hingga terjatuh di tanah. Heiran merasakan siku tangannya terluka. Tapi dia tetap berusaha untuk bangkit.
Taeyong menghajar Mark bertubi-tubi tanpa henti. Bahkan setelah badan Mark terjatuh dan pinggangnya menghantam ujung kursi taman dengan sangat keras, Taeyong tidak berhenti memukuli wajah Mark.
"Dulu gua emang ngerebut Heiran dari lo. Tapi sekarang dia udah jadi istri gua!!" teriak Taeyong dan lanjut memukuli wajah Mark.
Mark tidak bisa melawan. Tubuhnya sudah sangat lemas karena serangan mendadak dan bertubi-tubi dari Taeyong.
Heiran mengumpulkan seluruh tenaganya dan mendorong Taeyong dengan sekuat tenaga. Tindakan Heiran berhasil. Taeyong terjatuh ke tanah.
"Aku bilang berhenti!!" teriak Heiran sambil mengambil posisi melindungi Mark.
Saat Taeyong akan bangkit lagi, mereka mendengar Mark terbatuk. Mereka menoleh melihat Mark yang terbaring di tanah dan sangat terkejut melihat kondisi Mark.
Wajahnya sudah sangat lebam, bahkan alis dan pelipis matanya mengeluarkan darah. Dan yang lebih parahnya lagi, Mark mengeluarkan darah dari mulutnya.
Taeyong yang melihat itu pun langsung tersadar akan perbuatan. Dia langsung menghampiri Mark. Heiran membantu Taeyong menggendong Mark di punggungnya dan membawa Mark masuk ke ruangan UGD.
Untungnya Mark langsung dapat ditangani. Saat Taeyong dan Mark menunggu di luar ruangan UGD, dua petugas polisi datang menghampiri mereka.
"Selamat siang. Bapak Lee Taeyong tolong ikut kami ke kantor. Seseorang melihat dan melaporkan perbuatan pemukulan dan penganiayaan yang anda lakukan terhadap Bapak Mark Lee." kata salah satu petugas polisi tersebut.
Saat Taeyong akan pergi, Heiran menahan tangan Taeyong. Taeyong hanya diam melihat Heiran dan melepaskan genggaman tangan Heiran dari tangannya.
Heiran benar-benar stress saat ini. Dia tidak tahu harus berada dimana. Apakah dia harus menemani Mark di rumah sakit atau menemui Taeyong di kantor polisi.
🌸
Heiran meminta Yujin untuk menemani Woojin menginap dirumah. Dia membuat alasan kalau Taeyong dan Heiran sedang sibuk karena pekerjaan.
Dia sangat merasa bersalah karena sudah membohongi anaknya, tapi ini demi kebaikan Woojin.
Setelah dokter mengobati dan menjahit beberapa bagian wajah Mark, Heiran menunggu Mark sadar di rumah sakit.
Keesokan paginya, Heiran melihat Mark mulai sadarkan diri.
Dia benar-benar khawatir dan sangat merasa bersalah karena dia, Mark menjadi seperti ini.
Mark bertanya dimana Taeyong dan Heiran memberitahu kalau Taeyong dibawa ke kantor polisi karena ada yang melaporkan Taeyong.
Mark langsung menghubungi pengacaranya agar dapat mengurus pembebasan Taeyong.
Akhirnya dengan sangat mudah Taeyong dapat keluar dari kantor polisi. Heiran menjemput Taeyong di kantor polisi.
Selama di perjalanan pulang Taeyong hanya diam. Dia juga tidak melihat wajah Heiran selama Heiran menyetir mobil.
Sesampainya dirumah, Taeyong langsung menuju kamar mereka. Tapi Heiran memanggil Taeyong dan Taeyong pun menghentikan langkahnya.
"Aku mau ngomong." kata Heiran.
Taeyong menuruti perkataan Heiran. Mereka berdua sedang duduk di ruang tamu.
Woojin masih di sekolah dan Yujin juga tidak ada dirumah.
Badan Heiran mulai bergetar lagi. Dia sangat gugup. Sebenarnya dia tidak siap dengan kenyataan ini.
Tapi Heiran tidak ingin lagi "Terjebak di Dalam Kebohongan". Dia harus segera mengatakannya.
Heiran memberikan amplop yang dia terima dari dokter kemarin kepada Taeyong.
Taeyong menerima dan membuka isi surat tersebut.
Nama Pasien I :
Choi Heiran
Nama Pasien II :
Lee Taeyong
Sampel yang di gunakan :
- Rambut
- Potongan kuku
Hasil Kecocokan DNA :
99,9%Taeyong tidak bergerak sama sekali. Dia hanya memandangi kertas tersebut. Taeyong mengeraskan rahangnya.
"Kamu bukan Lee Taeyong..." kata Heiran dengan suara lirih.
Air mata Heiran mulai mengalir. Dia menatap wajah Taeyong yang hanya diam seperti patung.
"Choi Taeyong. Itu nama kamu yang sebenarnya."
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)
Fanfiction*LOCAL VERSION ON PROGRESS EDITING* Kisah tentang Mark yang sangat mudah mencintaimu dan juga Taeyong yang sangat sulit melupakanmu. - Mark tersenyum lalu menjawab, "Ternyata segampang ini jatuh cinta sama kamu." Tanpa ragu Mark menarik tangan Heira...