Selama dua hari Woojin beristirahat dirumah. Besok dia akan kembali masuk sekolah.
Seharusnya Woojin mendapat tiga hari untuk beristirahat, tapi Woojin ingin cepat masuk sekolah. Dia senang bertemu dengan teman-temannya. Walaupun terkadang dia kesal dengan guru yang galak.
Selama dua hari itu juga Taeyong dan Heiran berusaha memperbaiki hubungan mereka. Taeyong berusaha melupakan semuanya.
Tapi sayangnya Heiran masih sangat sulit untuk menerima. Dia benar-benar berusaha keras agar Taeyong tidak merasakan kecemasan Heiran.
Taeyong sedang membantu Woojin belajar, mengejar ketinggalannya di sekolah. Heiran melihat mereka berdua dari pintu. Mata Heiran mulai berkaca-kaca, dia tidak ingin momen indah seperti ini berakhir.
Sesekali Taeyong memarahi Woojin karena Woojin tetap tidak mengerti walaupun sudah diulangi berkali-kali. Tapi saat wajah Woojin mulai sedih, Taeyong langsung buru-buru meminta maaf.
Heiran tertawa melihat kelucuan mereka. Tapi air matanya sudah tidak dapat tertimbun lagi. Heiran langsung pergi ke kamarnya agar Taeyong dan Woojin tidak melihat Heiran menangis.
Setelah selesai belajar, Woojin mengikuti Taeyong ke kamar mereka. Heiran baru saja keluar dari kamar mandi.
"Woojin mau tidur disini?" tanya Heiran saat melihat Taeyong dan Woojin masuk ke kamar.
"Enggak, Woojin mau ngantar papa ke kamar." jawab Woojin.
"Ha?" Taeyong terkejut mendengarnya.
"Woojin kan udah gede, jadi sekali-sekali gantian, Woojin yang nganterin papa sama mama ke kamar." jelas Woojin.
"Emang Woojin berani naik ke atas sendirian?" tanya Taeyong sambil tertawa.
"Berani!" jawab Woojin dengan lantang.
Lalu dia menarik Taeyong dan Heiran ke tempat tidur satu persatu dengan tangan kecilnya.
Woojin menyelimuti mereka berdua. Lalu dia mencium pipi Taeyong dan Heiran dengan berjinjit. Tidak lupa dia juga menyalakan lampu tidur mereka.
Lalu dia berjalan ke arah pintu kamar. Sebelum dia menutup pintu, kepala kecil Woojin mengintip sambil berkata,
"Goodnight mama, goodnight papa."Taeyong dan Heiran melambaikan tangan mereka dari tempat tidur seperti anak kecil.
Setelah Woojin sudah benar-benar pergi, Taeyong dan Heiran langsung tertawa. Daritadi mereka sudah menahan tawanya.
Woojin melakukan hal yang sama persis seperti yang mereka lakukan saat mengantar Woojin tidur.
Tiba-tiba Taeyong teringat sesuatu. Dia turun dari tempat tidur dan mengambil sesuatu dari lemarinya.
Lalu dia kembali lagi duduk di atas tempat tidur. Heiran pun ikut bangun dan duduk.
"Maafin aku ya, kemarin udah ngerusakin hp kamu." kata Taeyong sambil memberikan handphone baru itu ke tangan Heiran.
"Nomor kamu tetap sama kok. Aku juga udah simpen semua kontak dari hp kamu yang lama..."
"...kecuali nomor dia." lanjut Taeyong.
Heiran langsung tahu siapa yang Taeyong maksud. Dia tersenyum dan melihat handphone yang Taeyong berikan.
"Makasi ya." kata Heiran dengan lembut.
Dia menaruh handphonenya ke meja kecil disebelah tempat tidur."Sayang.." panggil Taeyong.
Heiran menoleh melihat Taeyong."Kamu engga minum pil kontrasepsi itu lagi kan?" tanya Taeyong.
Heiran menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
Lalu Taeyong memegang kedua tangan Heiran dan menatap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in A Lie ✓ Taeyong Mark NCT (Editing)
Fanfiction*LOCAL VERSION ON PROGRESS EDITING* Kisah tentang Mark yang sangat mudah mencintaimu dan juga Taeyong yang sangat sulit melupakanmu. - Mark tersenyum lalu menjawab, "Ternyata segampang ini jatuh cinta sama kamu." Tanpa ragu Mark menarik tangan Heira...